Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peran Pembelajaran Sejarah dalam Membangun Karakter Bangsa Menuju Kemajuan dan Persatuan Agus Susilo; Khoirul Anwar; Leo Agung S
Journal of Education and Instruction (JOEAI) Vol. 7 No. 2 (2024): JOEAI (Journal of Education and Instruction)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joeai.v7i2.12832

Abstract

Seiring dengan perkembangan zaman dan tantangan globalisasi, bangsa Indonesia membutuhkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan integritas yang tinggi. Pendidikan karakter melalui pembelajaran sejarah sangat relevan untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran pembelajaran sejarah dalam membangun karakter bangsa menuju kemajuan dan persatuan melalui metode kualitatif deskriptif. Pendekatan ini digunakan untuk memahami secara mendalam bagaimana pembelajaran sejarah di sekolah berkontribusi terhadap pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan kebangsaan di kalangan siswa. Melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen, penelitian ini menggali pemahaman siswa dan guru tentang pentingnya sejarah dalam membentuk karakter individu yang berintegritas, patriotik, dan toleran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah memiliki peran penting dalam membangun karakter bangsa yang berorientasi pada kemajuan dan persatuan. Melalui penanaman nilai-nilai kebangsaan, seperti patriotisme, cinta tanah air, dan toleransi, pembelajaran sejarah mendorong siswa untuk menghargai perjuangan masa lalu serta memahami pentingnya keberagaman dalam menjaga kesatuan bangsa. Kesadaran akan perjuangan dan keragaman budaya yang tertanam melalui sejarah mendorong siswa untuk menjadi warga negara yang lebih peduli dan berkontribusi dalam menjaga persatuan bangsa. Dengan demikian, pembelajaran sejarah memiliki peran penting dalam membangun karakter generasi muda yang tangguh, berintegritas, serta siap menghadapi tantangan global demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Simpulannya, melalui pemahaman sejarah, siswa tidak hanya mengenal peristiwa-peristiwa penting yang membentuk identitas bangsa, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai moral dan etika seperti patriotisme, toleransi, kejujuran, dan tanggung jawab sosial. Pembelajaran sejarah membantu siswa mengembangkan kesadaran kebangsaan serta rasa cinta tanah air, yang berkontribusi pada terciptanya generasi muda yang berkarakter kuat, peduli terhadap keberagaman, dan berperan aktif dalam menjaga persatuan. Kata Kunci: Sejarah, Karakter, Kemajuan dan Persatuan
Kontribusi Narasi Sejarah dalam Pembentukan Memori Kolektif dan Identitas Sosial Agus Susilo; Khoirul Anwar; Leo Agung S
Journal of Education and Instruction (JOEAI) Vol. 8 No. 3 (2025): JOEAI (Journal of Education and Instruction)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joeai.v8i3.14903

Abstract

Narasi Sejarah memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan memori kolektif dan identitas sosial suatu masyarakat. Melalui narasi ini, masyarakat dapat memahami asal-usul, perjalanan, serta perjuangan yang telah dilalui oleh kelompok sosial mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran narasi Sejarah dalam membangun kesadaran bersama di kalangan anggota masyarakat serta bagaimana narasi tersebut membantu membentuk identitas sosial mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan narasi sejarah untuk memahami bagaimana sejarah dikonstruksi dan disampaikan dalam komunitas. Fokusnya pada pembentukan memori kolektif dan identitas sosial melalui narasi sejarah, dengan menganalisis sumber lisan, tertulis, dan media. Tujuannya adalah mengungkap peran narasi sejarah dalam memperkuat identitas kelompok dan mempengaruhi persepsi terhadap masa lalu dan masa kini. Hasil penelitian ini menunjukkan Narasi sejarah berperan penting dalam membentuk memori kolektif dan identitas sosial, memperkuat solidaritas, kebanggaan, dan pemahaman bersama tentang masa lalu. Dalam pendidikan, sejarah harus diajarkan secara metodis agar tidak menumbuhkan analfabetisme sejarah. Di Indonesia, narasi sejarah membangun kesadaran nasional dan identitas lokal, serta memperkuat ikatan sosial. Sejarah juga dipengaruhi oleh politik dan budaya, dan melalui media seperti buku, museum, dan teknologi, narasi sejarah dapat berkembang lebih inklusif, memperkaya pemahaman identitas sosial dan membangun masa depan yang lebih baik. Simpulannya bahwa narasi Sejarah berperan penting dalam pembentukan memori kolektif dan identitas sosial dengan menyampaikan nilai-nilai, norma, dan pandangan hidup yang memperkuat ikatan sosial. Selain itu, narasi Sejarah membantu kelompok dalam memahami posisi mereka, baik dalam konteks masa lalu maupun masa kini, yang memperkuat rasa kebersamaan dan identitas sosial dalam masyarakat.
Transformasi Paradigma Pembelajaran Sejarah pada Peserta Didik di Era Revolusi Industri 4.0 Agus Susilo; Khoirul Anwar; Djono Djono
Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora Vol. 7 No. 2 (2024): Kaganga: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/kaganga.v7i2.12559

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana paradigma pembelajaran sejarah pada peserta didik telah berubah di era Revolusi Industri 4.0, serta menganalisis dampak dari adopsi teknologi baru seperti big data, kecerdasan buatan (AI), dan Virtual Reality (VR) dalam proses pembelajaran. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan studi literatur terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran sejarah semakin mengintegrasikan teknologi digital untuk menghadirkan materi secara interaktif dan partisipatif, memungkinkan peserta didik untuk terlibat lebih aktif dalam proses belajar. Teknologi seperti AI dan VR tidak hanya memperkaya pengalaman belajar, tetapi juga memfasilitasi pemahaman yang lebih mendalam melalui simulasi dan visualisasi peristiwa sejarah. Transformasi ini juga mempengaruhi peran dosen sebagai fasilitator yang lebih banyak bertindak sebagai pembimbing daripada sumber utama informasi. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa era Revolusi Industri 4.0 memicu perubahan signifikan dalam paradigma pembelajaran sejarah, yang mengarah pada pendekatan yang lebih kolaboratif, adaptif, dan berbasis teknologi, namun tetap menekankan pentingnya pemahaman kritis terhadap materi sejarah. Kata Kunci: Pembelajaran Sejarah, Revolusi Industri 4.0, Transformasi Paradigma