Nur'aeni Marta
Universitas Negeri Jakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Efektivitas dan Pemanfaatan Kina dalam Penanganan Penyakit Malaria Tahun 1989-2000 di Pulau Jawa-Bali Anggie Restini C. S.; Ratu Husmiati; Nur'aeni Marta
PERIODE: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah Vol. 3 No. 1 (2021): PERIODE: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/periode.031.3

Abstract

This research isstudy about how quinine had become the main drug in the treatment of malaria which then after several centuries of malaria parasite resistance to the substances contained in quinine made the author interested in researching further about how the effectiveness and utilization of quinine in the treatment of malaria in 1989 -2000 on the islands of Java and Bali. The research method used in this study is a historical research method by going through the stages of Heuristics, Verification, Interpretation and Historiography which are written in descriptive narrative form. The population of this study is the number of malaria sufferers in Indonesia. And the samples were malaria sufferers on the island of Java-Bali. The results of the research that has been carried out are that the function of the content in quinine compounds to date has remained the same, only because of the revolution in the metabolic system of the plasmodium parasite that causes malaria, most of which have immunity to the compounds contained in quinine or commonly called resistance, its effectiveness is not again considered as good and resulted in a decrease in its utilization in the treatment of malaria, especially in Java and Bali where the implementation of programs and malaria prevention were carried out intensively. Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana kina sempat menjadi obat utama dalam penanganan malaria yang kemudian setelah beberapa abad ditemukan adanya resistensi parasit malaria terhadap zat yang terkandung dalam kina membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai bagaimana efektivitas dan pemanfaatan kina dalam penanganan malaria pada tahun 1989-2000 di pulau Jawa dan Bali. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan melalui tahapan-tahapan yakni Heuristik, Verifikasi, Interpretasi dan Historiografi yang penulisannya dalam bentuk deskriptif naratif. Populasi penelitian ini adalah jumlah penderita malaria di Indonesia. Dan sampelnya ialah penderita malaria di pulau Jawa-Bali. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan ialah fungsi dari kandungan dalam senyawa kina hingga saat ini tetaplah sama, hanya karena adanya revolusi dari sistem metabolisme parasit plasmodium penyebab penyakit malaria yang pada sebagian wilayah telah memiliki kekebalan terhadap senyawa yang terkandung di dalam kina atau biasa disebut resistensi, membuat efektivitasnya tidak lagi dianggap sebagus dahulu dan mengakibatkan pemanfaatannya dalam penanganan penyakit malaria pula mengalami penurunan terutama di wilayah Jawa dan Bali dimana pelaksanaan program pemberantasan dan pencegahan malaria dilakukan secara intensif.
Arsitektur Kolonial Tropis di Bandung: Sebuah Interaksi Multikultur (1906-1925) Dina Amelia; Umasih; Nur'aeni Marta
PERIODE: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah Vol. 3 No. 1 (2021): PERIODE: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/periode.031.4

Abstract

This study examines the harmonization between city parks and the Dutch colonial Gouverment Bedrijven (Government Building) in Bandung in the period 1906-1925. This study aims to understand the role of the Dutch colonial in the design of Bandung as a colonial city by combining city parks and colonial architecture. This study uses the historical method with data obtained from the results of a literature review and presented in a descriptive-narrative way. This study discusses the changes in the face of the city of Bandung which was adopted from the colonial community's thinking and implemented with a typical European (Dutch) design after the increase in status to Gemeente (kotapraja) in 1906-1925. After the plan to move the capital of the Dutch East Indies from Batavia to Bandung at that time, nature became an important component that supports the improvement of the city of Bandung. The harmonization between city parks and colonial buildings formed a linkage and harmony of parks as a support for Bandung City planning at that time. Penelitian ini mengkaji tentang harmonisasi antara taman-taman kota dan Gouverment Bedrijven (Bangunan Pemerintahan) kolonial Belanda di Bandung pada rentang tahun 1906-1925. Penelitian ini bertujuan untuk memahami peran kolonial Belanda dalam perancangan Bandung menjadi sebuah kota kolonial dengan memadukan taman kota dan arsitektur bangunan khas kolonialnya. Penelitian ini menggunakan metode historis dengan data yang didapat dari hasil kajian kepustakaan dan disajikan secara deskriptif-naratif. Penelitian ini membahas tentang perubahan wajah kota Bandung yang diadopsi dari pemikiran masyarakat kolonial dan diimplementasikan dengan rancangan khas Eropa (Belanda) usai peningkatan status menjadi Gemeente (kotapraja) pada tahun 1906-1925. Setelah adanya rencana pemindahan Ibukota Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung kala itu, alam menjadi komponen penting yang mendukung pembenahan kota Bandung Harmonisasi antara pembangunan taman kota dengan Gouverment Bedrijven atau Bangunan Pemerintahan membentuk suatu keselarasan pada pemukiman Indische Koloniaal Staad sehingga membentuk citra sebuah kota kolonial bernuansa tropis. Harmonisasi antara taman kota dan bangunan kolonial membentuk keterkaitan dan kepadanan taman sebagai penunjang perencanaan Kota Bandung saat itu.