Konsumsi mie di Indonesia mencapai 13,270 juta penyajian yang mengakibatkan tingginya angka impor gandum ke Indonesia. Mie ubi jalar ungu dengan penambahan daun miana berpotensi mampu menjadi pengganti terigu dan dapat menjadi pilihan mie antioksidan. Penambahan daun miana diharapkan mampu meningkatkan aktifitas antioksidan yang dinyatakan dalam IC50. Metode penelitian pada studi ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor (ubi ungi dan daun miana), 3 perlakuan dan 2 kali ulangan yaitu F1 (45 %: 5%); F2 (40%: 10%); F3 (35%: 15%). Data dianalisis menggunakan Analysis of Variant (ANOVA) dan dilanjutkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%. Mie ubi jalar dengan penambahan daun miana menunjukan hasil proksimat yang baik dengan acuan standar kualitas mutu mie instan kering yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI). Hasil kandungan protein yakni F1 (8,403), F2 (7,237) dan F3 (10,070) dengan standart minimal 4% untuk produk bukan terigu. Nilai kadar air menunjukan dibawah standar maksimal yaitu 14,5% untuk mie dengan metode pengeringan (F1:11,69%; F2: 7,24%; F3: 5,27%). Diketahui hasil karbohidrat pada perlakuan F2 dan F3 tidak berbeda secara signifikan namun berbeda secara nyata dengan F1 (F1: 77,027%, F2: 83,02%, dan F3 : 83,060%). Hasil antioksidan menunjukan penambahan daun miana justru menurukan hasil antioksidan yaitu F1: 111,687 ppm, F2: 128,15 ppm dan F3 156,79, namun meskipun begitu mie ubi jalar ungu memiliki tingkat antioksidan sedang karena berkisar antara 100-150, sehingga dapat disimpulkan bahwa mie instan ubi jalar ungu berpotensi menjadi mie instan sehat dengan aktifitas antioksidan yang cukup tinggi.