Novi Indah Permata Sari
Program Studi D3 Seni Kuliner Akademi Kuliner Dan Patiseri OTTIMMO Internasional, Surabaya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS PROKSIMAT DAN ANTIOKSIDAN MI UBI JALAR UNGU (Ipomoea Batatas L) DENGAN PENAMBAHAN DAUN MIANA (Plectranthus scutellarioides) Permata Sari, Novi Indah; Yoselvina, Cicilia; Goto, Clarissa Anabel
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 9, No 3 (2024):
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jstp.v9i3.47602

Abstract

Konsumsi mie di Indonesia mencapai 13,270 juta penyajian yang mengakibatkan tingginya angka impor gandum ke Indonesia. Mie ubi jalar ungu dengan penambahan daun miana berpotensi mampu menjadi pengganti terigu dan dapat menjadi pilihan mie antioksidan. Penambahan daun miana diharapkan mampu meningkatkan aktifitas antioksidan yang dinyatakan dalam IC50. Metode penelitian pada studi ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor (ubi ungi dan daun miana), 3 perlakuan dan 2 kali ulangan yaitu F1 (45 %: 5%); F2 (40%: 10%); F3 (35%: 15%). Data dianalisis menggunakan Analysis of Variant (ANOVA) dan dilanjutkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%. Mie ubi jalar dengan penambahan daun miana menunjukan hasil proksimat yang baik dengan acuan standar kualitas mutu mie instan kering yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI). Hasil kandungan protein yakni F1 (8,403), F2 (7,237) dan F3 (10,070) dengan standart minimal 4% untuk produk bukan terigu. Nilai kadar air menunjukan dibawah standar maksimal yaitu 14,5% untuk mie dengan metode pengeringan (F1:11,69%; F2: 7,24%; F3: 5,27%). Diketahui hasil karbohidrat pada perlakuan F2 dan F3 tidak berbeda secara signifikan namun berbeda secara nyata dengan F1 (F1: 77,027%, F2: 83,02%, dan F3 : 83,060%). Hasil antioksidan menunjukan penambahan daun miana justru menurukan hasil antioksidan yaitu F1: 111,687 ppm, F2: 128,15 ppm dan F3 156,79, namun meskipun begitu mie ubi jalar ungu memiliki tingkat antioksidan sedang karena berkisar antara 100-150, sehingga dapat disimpulkan bahwa mie instan ubi jalar ungu berpotensi menjadi mie instan sehat dengan aktifitas antioksidan yang cukup tinggi.
ANALISIS ANTIMIKROBA TEH CELUP BUNGA BELIMBING WULUH (Averrhoa blimbi. L) DENGAN PENAMBAHAN JAHE GAJAH (Zingiber officinale Rosc) Elma Sulistiya; Novi Indah Permata Sari; Yohanna Prasetio
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol. 9 No. 4 (2024): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63071/1q2p8z29

Abstract

Bunga belimbing wuluh sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai minuman tradisional yang dikombinasikan  dengan jahe untuk meningkatkan sifat sensori dan manfaat fungsionalnya. Pemanfaatan bunga belimbing wuluh menjadi  teh celup bertujuan untuk meningkatkan nilai jual dan pengembangan khasiat bunga belimbing wuluh dengan mengetahui  daya hambat bakteri Staphylococcus aureus oleh ekstrak bunga belimbing wuluh dan jahe. Penelitian ini menggunakan  Rancangan Acak Lengkap satu faktor yaitu proporsi bunga belimbing wuluh dan jahe gajah. Sampel terdiri dari bunga  belimbing wuluh 100%, bunga belimbing wuluh : jahe dengan proporsi, 90:10, 70:30, 50:50 dan 30:70. Teh dibuat dengan  dikeringkan pada suhu 60oC, dengan waktu pengeringan untuk bunga belimbing wuluh selama 5 jam, dan jahe dikeringkan  selama 6 jam. Hasil annova menunjukkan bunga belimbing wuluh : jahe dengan proporsi 90:10 memiliki nilai antibakteri  tertinggi dengan zona hambat sebesar 12,63 mm, luasan zona hambat ini tergolong memiliki aktivitas antibakteri yang kuat. Sedangkan kadar air yang diperoleh tidak berbeda signifikan. 
Potential of Moringa Leaves as Raw Material for Panna Cotta to Meet The Nutritional Needs of Toddlers Indicated with Stunting: Potensi Daun Kelor Sebagai Bahan Baku Panna Cotta Untuk Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Balita Terindikasi Stunting Indah Permata Sari, Novi; Sulistiya, Elma; Mareni, Nunky Liontin
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 13 No. 3 (2025): Juli 2025
Publisher : Department of Food Science and Biotechnology, Faculty of Agriculture Technology, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpa.2025.013.03.5

Abstract

Abstract Stunting is a condition of failure to grow in children aged 0-5 years. The purpose of this study was to develop a superfood dessert product for toddlers indicated as stunting with moringa leaves as the basic ingredient into Panna Cotta products. Sensory test showed significant value on texture, color and after taste. The highest protein content analysis with a value of 7.76%, carbohydrates 19.2% and fat 9.7%, even so the results of fat analysis using SPSS did not show significant differences between samples with different treatments. While the highest water content was found in samples with 40% moringa milk: 5% sugar treatment, with a result of 70.18%. The highest dietary fiber content with a value of 1.42%. Based on the results of the analysis of protein, carbohydrates, fat and fiber, which are balanced and all the necessary macronutrient components are available.   Abstrak Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak usia 0-5 tahun. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengembangkan produk makanan super food dessert untuk balita terindikasi stunting dengan berbahan dasar daun kelor menjadi produk Panna Cotta. Pada analisis sensori parameter yang signifikan terdiri dari tekstur, warna dan after taste. Analisis kadar protein tertinggi dengan nilai 7,76%, karbohidrat 19,2% dan lemak 9,7%, meskipun begitu hasil analisis lemak menggunakan SPSS tidak menunjukan perbedaan yang signifikan antar sampel dengan perlakuan yang berbeda. Sementara kadar air tertinggi diketahui pada sampel dengan perlakuan 40% susu kelor : 5% gula, dengan hasil 70,18%. Analisis kadar serat pangan tertinggi pada perlakuan 50% susu kelor : 5% gula dengan nilai 1,42%. Berdasarkan hasil analisis protein, karbohidrat, lemak dan serat, yang seimbang serta seluruh komponen zat gizi makro yang diperlukan tersedia.