Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran para pemangku kepentingan, tingkat kesiapsiagaan dan dampak yang dialami masyarakat, serta keberadaan sistem peringatan dini dalam menghadapi penyakit malaria pasca banjir. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model action research untuk mendeskripsikan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi malaria pasca banjir. Data dikumpulkan melalui wawancara untuk memahami pengalaman langsung subjek penelitian. Jumlah informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 15 orang dalam menentukan informan, peneliti menggunakan teknik “purposive sampling”, artinya informan yang dianggap tahu dan dipercaya dalam pengumpulan data dalam penelitian ini. Hasil Penelitian ini bertujuan mengkaji kesiapsiagaan masyarakat dan peran Stakeholders dalam menghadapi penyakit malaria pasca banjir. Hasil menunjukkan bahwa meskipun terdapat program nasional eliminasi malaria, implementasi di tingkat lokal masih lemah. Dinas Kesehatan dan UPTD Puskesmas bekerja sesuai regulasi, namun respons masih bersifat reaktif. Pemerintah desa belum memiliki program khusus, sementara koordinasi lintas sektor tidak berjalan optimal. Selain itu, sistem peringatan dini belum berkembang, keterbatasan anggaran menghambat intervensi, dan partisipasi masyarakat masih rendah. Dampak banjir memperburuk penyebaran malaria, mengganggu produktivitas, dan membahayakan kesehatan masyarakat. Penelitian ini merekomendasikan penguatan sistem tanggap darurat, pemanfaatan teknologi, peningkatan edukasi berbasis komunitas, serta reformasi kebijakan dan anggaran sebagai strategi menuju eliminasi malaria tahun 2030.