Kanker Serviks masih menjadi masalah kesehatan utama yang mengalami peningkatan baik di Indonesia maupun secara global, berdasarkan data kemenkes pada tahun 2022 kanker serviks berada pada urutan kedua setelah kanker payudara. Kanker serviks adalah penyakit yang terjadi pada perempuan, dimana pada umumnya terjadi di negara berpenghasilan sedang atau menengah, mengingat pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan yang sulit didapatkan di negara tersebut. Kanker serviks diprediksikan akan meningkat pada tahun 2050 menurut data Global Burden of Cancer (Globocan), namun penelitian terkait peningkatan kanker serviks dan penyebabnya masih sangat terbatas, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisis terkait peningkatan kanker serviks di tahun 2050 dan faktor penyebabnya. Metode penelitian ini menggunakan literature review dengan pendekatan PICO. Artikel yang digunakan yaitu dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Pencarian literatur dilakukan melalui database nasional dan internasional, menggunakan kata kunci dengan operator Boolean “AND” dan “OR” seperti (“Human Papillomavirus” OR “HPV”) AND (“lifestyle factors” OR “behavioral risk factors”) AND (“cervical cancer”) serta (“cervical cancer”) AND (“projection” OR “2050”). Hasil dari penelitian ini adalah adanya keterkaitan yang sangat kuat antara Human Papilloma Virus dan Gaya Hidup terhadap peningkatan kasus kanker, terutama untuk orang-orang yang terkena HPV tipe 16 atau 18, dan akan lebih berisiko untuk orang yang berhubungan seksual di usia muda atau melakukan hubungan seksual lebih dari 1 pasangan. Jadi, kemungkinan kasus kanker serviks ini akan meningkat di tahun 2050 itu benar, karena faktor yang mempengaruhi peningkatan kasus ini bukan hanya dari segi faktor gaya hidup yang tidak sehat saja, tetapi juga dari faktor infeksi human papilloma virus tipe 16 atau 18 yang sekarang meningkat.