Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisa Pengaruh Arus Bocor Terhadap Daya Tahan Dielektrik pada Isolator Berlumut 150 Kv Saluran Transmisi Koto Panjang -Payakumbuh Hilmi, Halisa; Amalia, Sitti; Warmi, Yusreni; Dewi, Arfita Yuana; Erhaneli, Erhaneli
Jurnal Multidisiplin Teknologi dan Arsitektur Vol 3, No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/motekar.v3i1.5860

Abstract

Saluran transmisi 150 kV di Koto Panjang - Payakumbuh, Sumatera Barat, menghadapi tantangan akibat tingginya aktivitas petir, dengan rata-rata laju petir tahunan mencapai 173 hari/tahun. Panjang saluran 86 km dan 248 menara yang sebagian besar berada di perbukitan, isolator rentan terhadap kontaminasi lumut, terutama saat cuaca lembab. Lumut yang menempel dapat menurunkan kualitas isolasi dan meningkatkan risiko flashover serta arus bocor. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh arus bocor terhadap daya tahan dielektrik isolator lumut menggunakan Metode Anderson yang di validasi menggunakan nilai ESDD dan NSDD serta dengan hasil pengujian eksperimen. Metode Anderson ini diharapkan dapat menghasilkan perhitungan yang tepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi arus bocor maka daya tahan dieletrik semakin menurun. Berdasarkan hasil dari perhitungan Anderson dan ekperimen yang telah dilakukan, hasil menunjukkan bahwa arus bocor yang sangat rendah (0,82 mA dan 0,86 mA) menyebabkan penurunan daya tahan dielektrik sebesar 20,4 kV dan 19,4 kV, mengindikasikan isolator masih dapat menahan tegangan meskipun arus bocor meningkat. Namun, penurunan signifikan terjadi saat arus bocor mencapai titik kritis sekitar 12 mA, dengan penurunan sebesar 13,8 kV yang menandakan kerusakan pada isolator. Penurunan daya tahan dielektrik berlanjut, mencapai risiko kegagalan yang meningkat berdasarkan standar IEC untuk BIL isolator, dengan penurunan daya tahan mencapai 18,3% hingga 10,3% pada titik terendah. Ini menegaskan bahwa peningkatan arus bocor berdampak serius pada kinerja isolator dan menunjukkan perlunya pemeliharaan berkelanjutan untuk mengurangi risiko gangguan pada sistem transmisi listrik. Penelitian ini penting untuk meningkatkan keandalan sistem dengan memahami interaksi antara arus bocor dan daya tahan dielektrik dalam kondisi lingkungan yang ekstrim.
Analisa Pengaruh Arus Bocor Terhadap Daya Tahan Dielektrik pada Isolator Berlumut 150 Kv Saluran Transmisi Koto Panjang -Payakumbuh Hilmi, Halisa; Amalia, Sitti; Warmi, Yusreni; Dewi, Arfita Yuana; Erhaneli, Erhaneli
Jurnal Multidisiplin Teknologi dan Arsitektur Vol 3, No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/motekar.v3i1.5860

Abstract

Saluran transmisi 150 kV di Koto Panjang - Payakumbuh, Sumatera Barat, menghadapi tantangan akibat tingginya aktivitas petir, dengan rata-rata laju petir tahunan mencapai 173 hari/tahun. Panjang saluran 86 km dan 248 menara yang sebagian besar berada di perbukitan, isolator rentan terhadap kontaminasi lumut, terutama saat cuaca lembab. Lumut yang menempel dapat menurunkan kualitas isolasi dan meningkatkan risiko flashover serta arus bocor. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh arus bocor terhadap daya tahan dielektrik isolator lumut menggunakan Metode Anderson yang di validasi menggunakan nilai ESDD dan NSDD serta dengan hasil pengujian eksperimen. Metode Anderson ini diharapkan dapat menghasilkan perhitungan yang tepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi arus bocor maka daya tahan dieletrik semakin menurun. Berdasarkan hasil dari perhitungan Anderson dan ekperimen yang telah dilakukan, hasil menunjukkan bahwa arus bocor yang sangat rendah (0,82 mA dan 0,86 mA) menyebabkan penurunan daya tahan dielektrik sebesar 20,4 kV dan 19,4 kV, mengindikasikan isolator masih dapat menahan tegangan meskipun arus bocor meningkat. Namun, penurunan signifikan terjadi saat arus bocor mencapai titik kritis sekitar 12 mA, dengan penurunan sebesar 13,8 kV yang menandakan kerusakan pada isolator. Penurunan daya tahan dielektrik berlanjut, mencapai risiko kegagalan yang meningkat berdasarkan standar IEC untuk BIL isolator, dengan penurunan daya tahan mencapai 18,3% hingga 10,3% pada titik terendah. Ini menegaskan bahwa peningkatan arus bocor berdampak serius pada kinerja isolator dan menunjukkan perlunya pemeliharaan berkelanjutan untuk mengurangi risiko gangguan pada sistem transmisi listrik. Penelitian ini penting untuk meningkatkan keandalan sistem dengan memahami interaksi antara arus bocor dan daya tahan dielektrik dalam kondisi lingkungan yang ekstrim.