Claim Missing Document
Check
Articles

Kinerja Motor Induksi 1-fasa Disain 4 Kumparan dengan Kapasitansi Kapasitor Jalan Terkendali anthony, zuriman; Erhaneli, Erhaneli
ELKHA : Jurnal Teknik Elektro Vol. 12 No. 1, April 2020
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1875.646 KB) | DOI: 10.26418/elkha.v12i1.37857

Abstract

Single phase induction motor usually has two windings. Because of that, the motor usually operated at lower efficiency than the poly-phase induction motor. A new design had been developed by using poly-phase winding to improve motor efficiency, but characteristic of the current winding at low load condition is not good. So that, this study was aimed to design a 4 phase windings construction of a single phase induction motor that using capacitance control of the run capacitor on auxiliary winding. This design was focused for capacitor-start capacitor-run induction motor that had 4 windings, one winding act as the main winding and the other three windings act as the auxiliary windings. The main and the auxiliary windings current rating of the proposed motor were 2.74A and 3.15A, respectively. The auxiliary winding current of the proposed motor was controlled by the ‘Arduino Uno’ control system. To get the best control system of the proposed motor, the performances of the proposed motor were compared to the performances of a conventional single-phase induction motor that had the same current rating, stator and rotor construction. The single-phase comparator motor used in this study was a conventional single-phase induction motor of 220V, 50 Hz, 1 HP, 8.3A, 4 poles, 1400 RPM cage rotor. The result showed that the proposed motor with capacitance control in auxiliary winding had better performances than the conventional induction motor.
PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK MINIHIDRO DI DESA GUGUAK AMPEK KANDANG KECAMATAN 2X11 KAYU TANAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN Erhaneli, Erhaneli; Rutaf, Ferdinal
Jurnal Teknik Elektro Vol 2, No 3 (2013): Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Situs resmi ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.956 KB)

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro adalah proses pengkonversian energi potensial air menjadi energi listrik yang sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat, terutama di daerah – daerah yang memiliki aliran air yang cukup besar. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro ini di mulai dari studi literature yang berhubungan dengan pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kemudian melakukan survei ke lokasi yaitu di desa Guguak Kandang Ampek, untuk dapat menentukan luas penampang sungai, pengukuran debit air dan pengukuran tinggi jatuh air. Kemudian pengolahan data yang meliputi perhitungan daya, perhitungan untuk menentukan jenis atau spesifikasi peralatan mekanikal, spesifkasi peralatan elektrikal, instalasi sipil dan estimasi biaya yang akan dipakai pada perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro ini. Pada perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro ini menggunakan debit air sebesar 5,67 m3 /s, tinggi jatuh air yang dipakai ialah 65 m, menggunakan jenis turbin Francis dan daya yang dapat dihasilkan sebesar 2.672,37 kVA. Generator yang digunakan adalah generator sinkron 4 kutup, dengan frekuensi 50 Hz. Desain sipilnya menggunakan tipe dam batu bronjong dengan diperkuat beton. Rumah penduduk yang dapat dialiri listrik sebanyak 2.969 unit rumah dengan setiap unit rumah mendapatkan daya listrik sebesar 900 VA. Dan estimasi biaya yang diperlukan untuk pembuatan PLTM ini sebesar Rp. 28.968.908.100.
A New Windings Design of 24 Slot Capacitor-Start Capacitor-Run Induction Motor Zuriman Anthony; Erhaneli Erhaneli
International Journal of Electrical and Computer Engineering (IJECE) Vol 8, No 5: October 2018
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1286.656 KB) | DOI: 10.11591/ijece.v8i5.pp3463-3470

Abstract

The conventional method of a single phase induction motor windings design usually constructed the main and auxiliary windings in both slot. So, there was a complicated winding design if that compare to the three-phase induction motor. Because of that, this study was aimed to design a new windings design of a single phase induction motor that construction like a three-phase induction motor. This study was focused to design a 24 slot capacitor-start capacitor-run induction motor. The windings in the motor are divided in 3 group like a three-phase induction motor. The two windings act as a main windings and the other winding act as auxiliary winding. The current rating of the winding of the proposed single-phase induction motor was 2.74A. The performances of the proposed method were compared with the performances of a three-phase induction motor that had the same current rating. The motor used as a comparator was a three-phase induction of 380/220V, 2.74/4.7A, Y/Δ, cage rotor, 4 poles, 1.5 HP, 1400 RPM, 50Hz. The result of this study showed that the proposed design of single phase induction motor could be operated with better performances than the three-phase comparator induction motor’s.
Desain Lilitan Motor Induksi 1-Fasa dengan 4 Kumparan yang Tidak Identik Sama (Studi Kasus: Daya Keluaran dan Efisiensi Motor) Zuriman Anthony; Erhaneli Erhaneli
Jurnal EECCIS Vol 12, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.255 KB)

Abstract

Penelitan ini dimaksudkan untuk memberikan bentuk disain baru lilitan motor induksi 1-fasa dengan bentuk disain 4 kumparan yang tidak identik sama. 3 buah lilitan motor ini dibuat lebih besar dan bertindak sebagai kumparan bantu yang dipasang seri dengan kapasitor, sedangkan 1 lilitan yang lainnya bertindak sebagai kumparan utama. Motor yang digunakan sebagai pembanding adalah induksi 1-fasa 1Hp, 220 V, 50Hz, 1440 rpm, 8,3A, dengan Cs = 200µF dan Cr = 30µF. Motor induksi yang didisain juga menggunakan konstruksi yang sama dengan motor induksi pembanding, tetapi dengan bentuk lilitan yang telah dirubah. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa motor induksi 1-fasa yang didisain baru mempunyai kinerja yang lebih baik dari motor induksi 1-fasa pembanding dengan hanya menggunakan Cs = 20µF dan Cr = 25µF yang mana lebih kecil dari yang digunakan oleh motor induksi 1-fasa pembanding (konvensional).Kata Kunci— Lilitan 4-fasa, motor induksi 1-fasa, daya keluaran motor, efisiensi motor. 
Sistem Kendali Arus Kumparan Motor Induksi 1 Fasa Dengan Menggunakan Arduino Zuriman Anthony; Erhaneli Erhaneli; Fauzan Ismail; Feri Kurniawan; Mardini Hasanah; Hamdika Putra; Adi Purnomo
Jurnal Teknik Elektro Vol 8, No 2 (2019): Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Situs resmi ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Motor induksi 1 fasa merupakan motor listrik arus bolak balik yang paling banyak digunakan masyarakat, terutama disektor rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci dan lain sebagainya. Motor ini bekerja dengan menggunakan 2 buah kumparan yaitu kumparan utama dan kumparan bantu. Khusus untuk motor induksi 1 fasa jenis motor ‘capasitor start-capasitor run induction motor’, biasanya menggunakan kedua buah kumparannya baik saat start maupun saat jalan. Permasalahan yang timbul adalah bahwa motor ini bekerja dengan kerapatan arus yang berbeda saat terjadi perubahan beban pada motor sehingga motor bekerja dengan kinerja yang jelek pada kondisi beban tertentu. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem kendali yang dapat mengontrol arus kumparan motor agar dapat bekerja dengan kinerja lebih baik. Penelitian ini dibertujuan untuk membuatkan model sistem kendali menggunakan mikrokontroler Arduino yang dapat mengatur arus pada kedua kumparan motor induksi 1 fasa, sehingga motor dapat bekerja dengan lebih baik. Sistem ini dirancang dan diujicoba pada model yang dibuat bekerja mirip seperti motor induksi 1 fasa. Dari hasil penelitian, didapati bahwa sistem yang dirancang dapat mengontrol arus pada model hingga arus kedua kumparan mendekati sama, dan motor induksi 1 fasa dapat beroperasi dengan kinerja yang lebih baik.
Pengaruh Jarak Kawat Penghantar Terhadap Rugi-Rugi Daya dan Efisiensi Akibat Korona Erhaneli Erhaneli; Zuriman Anthony; Sepannur Bandri; Zulkarnaini Zulkarnaini; Lailatul Qadri
Jurnal Teknik Elektro Vol 10, No 2 (2021): Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Situs resmi ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan diterapkannya tegangan tinggi pada saluran transmisi adalah untuk memperkecil rugi- rugi daya , tetapi akibanya akan timbul korona. Korona pada saluran  transmisi  dapat  menyebabkan rugi-rugi daya, noise dan interferensi radio. Salah satu penyebab rugi-rugi daya akibat korona dipengaruhi oleh jarak antar kawat. Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui pengaruh jarak kawat terhadap rugi-rugi daya dan effisiensi yang diakibatkan oleh korona pada SUTT 150 kV GI Payakumbuh – GI Koto Panjang dengan panjang saluran 84,84 km.Hasil perhitungan didapat  pada cuaca baik rugi korona tertinggi terjadi pada jarak kawat 370 cm  sebesar 949,35 kW, dan terendah pada jarak kawat 460 cm sebesar 623,57 kW. Sedangkan effesiensi tertinggi terjadi pada jarak 460 cm sebesar 97,21% dan terendah terjadi pada jarak 370 cm sebesar 95,76%. Dengan adanya penurunan effisiensi maka rugi-rugi daya yang diakibatkan korona mencapai 4,24%. Pada cuaca buruk rugi rugi daya tertinggi terjadi pada jarak kawat 370 cm sebesar 2.909,16 kW, dan rugi rugi daya terendah terjadi pada jarak 460 cm sebesar 2.275,40 kW. Sedangkan effesiensi tertinggi pada jarak 460 sebesar 89,84 % dan effesiensi terendah pada jarak 370 cm sebesar 87,01%. Dengan adanya penurunan effisiensi maka rugi-rugi daya yang terjadi akibat korona mencapai 13% . Rugi-rugi daya yang terjadi akibat korona pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV GI Payakumbuh - GI Koto Panjang belum melebihi Standar SPLN No.72 Tahun 1987 yakni sebesar 17,24%.
Analisa Pengaruh Perilaku Petir pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Menggunakan Metode Burgsdorf Erhaneli Erhaneli; Afriliani Afriliani
Jurnal Teknik Elektro Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Situs resmi ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.305 KB)

Abstract

Kebutuhan terhadap energi listrik semakin meningkat dari tahun ketahun akibat pertumbuhan jumlah penduduk yang sejalan dengan pertumbuhan perekonomian yang terjadi. Hal ini menyebabkan transfer daya dari pusat pembangkit ke pusat beban semakin tinggi. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) merupakan salah satu media transmisi energi listrik yang banyak digunakan. Dimana saluran udara ini rentan terhadap sambaran petir yang dapat menyebabkan gangguan. Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh ketinggian menara terhadap jumlah gangguan sambaran petir pada kawat fasa akibat kegagalan perlindungan kawat tanah menggunakan metode Burgsdorf pada SUTT 150 kV dari GI Koto Panjang Ke GI Payakumbuh dengan panjang saluran 86 km. Dari hasil perhitungan dan analisa didapatkan bahwa pada menara dengan ketinggian 41 meter mengakibatkan jumlah gangguan sambaran petir pada kawat lebih besar yaitu 5.0238 kali sambaran petir/86 km penghantar/tahun atau gangguan terjadi sekali 2.4 bulan terkena sambaran petir dengan luas daerah yang dilindungi oleh kawat tanah sebesar 49541 m2.
PERHITUNGAN KERAPATAN SAMBARAN PETIR PADA SUTM 20 KV BERDASARKAN JENIS TIANG (Aplikasi Feeder-1 GH Pangkalan Kabupaten Limapuluh Kota) Erhaneli Erhaneli; Fandi Febrian
Jurnal Teknik Elektro Vol 5, No 1 (2016): Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Situs resmi ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.536 KB)

Abstract

Kondisi daerah Indonesia mempunyai tingkat kerapatan kilat yang tinggi dan curah hujan yang besar menyebabkan banyaknya gangguan yang terjadi akibat sambaran kilat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tegangan lebih akibat sambaran kilat selain tergantung pada parameter kilat (arus puncak dan waktu muka) juga dipengaruhi oleh jenis saluran dan tiang penopang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kerapatan sambaran petir pada SUTM 20 KV berdasarkan jenis tiang. Perhitungan berdasarkan jenis tiang dan sambaran langsung maupun tidak langsung (induksi) pada saluran baik pakai kawat tanah ataupun tidak dengan aplikasi di SUTM 20 kV Feeder-1 GH Pangkalan Kabupaten Lima Puluh Kota panjang saluran 83,15 km. Hasil perhitungan disimpulkan pada saluran tanpa kawat tanah, jumlah gangguan tidak lansung (induksi) 36,6 kali/tahun pada tiang besi dan 20,3 kali/tahun. Sehingga perbandingannya 44,5% dan pada saluran pakai kawat tanah, jumlah gangguan tidak lansung (induksi) 26,8 kali/tahun pada tiang besi dan 15,4 kali/tahun pada tiang beton dengan perbandingannya 42%%. maka jumlah gangguan total satu tahun pada saluran tanpa kawat tanah 57,7 kali/tahun untuk tiang besi dan 40,7 kali/tahun untuk tiang beton dengan perbandingannya 44,5%. Pada saluran pakai kawat tanah, jumlah gangguan total 46 kali/tahun pada tiang besi dan 34,1 kali/tahun pada tiang beton Sehingga perbandingannya adalah 25,80 %
EVALUASI KOORDINASI RELAY PROTEKSI PADA FEEDER Erhaneli Erhaneli; Ardi Desril
Jurnal Teknik Elektro Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Situs resmi ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.865 KB)

Abstract

Dalam setiap sistem tenaga listrik selalu digunakan sistem proteksi atau pengaman untuk mengantisipasi apabila terjadi gangguan. Sistem proteksi dan pengaman ini diperlukan untuk memisahkan bagian yang mengalami gangguan dengan yang tidak mengalami gangguan sehingga sistem dapat menjalankan operasinya. Apabila peralatan proteksi atau pengaman memberikan respon yang salah terhadap gangguan maka terjadi tripping ikutan/palsu yaitu peristiwa yang menggambarkan kejadian ketika suatu peralatan proteksi merespon/menanggapi secara salah atau tidak diharapkan pada suatu kondisi atau keadaan sistem tenaga listrik yang sedang mengalami gangguan. Tripping ikutan ini dapat terjadi pada peralatan pengaman atau proteksi yang di hubungkan seri pada penyulang yang sama, sehingga apabila terjadi gangguan pada penyulang tersebut maka dua atau lebih peralatan pengaman pada penyulang itu akan mengalami tripping. Tripping ikutan juga dapat terjadi pada penyulang penyulang lainnya pada bus yang sama. Hasil Penelitian ini dapat meminimalkan trip yang terjadi pada penylang yang disebabkan oleh gangguan Tripping ikutan dengan menggunakan rele gangguan tanah inverse time pada gangguan satu saluran ke tanah dengan settingan relay incoming Sijunjung dan GH Tanjung Ampalu seting waktu relay adalah 0,9 second dan 0,6 second dan untuk penyulang (feeder) Pelangki, Muaru dan Kumanis settingan waktu adalah 0,3 detik.
Perbaikan Nilai Susut Teknis Jaringan Tegangan Menengah Penyulang 5 Matur PT PLN Rayon Koto Tuo Sitti Amalia; Erhaneli Erhaneli; Zuriman Anthony; Sitti Amalia; Hedy Febriana Puspita Sari
Jurnal Teknik Elektro Vol 9, No 2 (2020): Jurnal Teknik Elektro
Publisher : Situs resmi ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada sistem yang sedang beroperasi akan mengalami rugi – rugi daya atau susut daya. Susut daya merupakan hal yang tidak bisa dihindari di dalam sistem distribusi jaringan tegangan menengah (JTM) dan merupakan suatu kerugian bagi PT. PLN di dalam hal penyaluran daya atau energi. Pada penelitian ini dihitung nilai susut Feeder 5 Matur Rayon Koto Tuo. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa nilai susut pada Feeder 5 Matur Rayon Koto Tuo dengan panjang saluran 105,460 kms sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan dengan uprating penghantar dan dibandingkan dengan target susut daya yang telah ditetapkan sebesar 1,8 %. Dari hasil analisa dan perhitungan didapat susut daya sebelum perbaikan sebesar 2,18% dan rugi tegangan 4,43%, setelah dilakukan uprating penghantar terjadi penurunan susut daya menjadi 1,13% dan rugi tegangan menjadi 2,22%. Berdasarkan hasil tersebut nilai susut teknis berkurang dengan dilakukan uprating penghantar.