AbstrakDemam Berdarah Dangue (DBD) masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Untuk mengendalikan penyebarannya, dibutuhkan kerja sama dari semua pihak, terutama peran aktif masyarakat. Dalam hal ini, kader kesehatan memegang peranan penting sebagai jembatan antara tenaga medis dan masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan peran kader dalam edukasi dan sosialisasi pengendalian DBD kepada masyarakat.. Pengabdian masyarakat dilakukan di Kota Medan, tepatnya di Jalan Platina 2, Lingkungan 8, Kelurahan Titipapan. Metode yang digunakan adalah pelatihan, penyuluhan, dan pendampingan kepada lima kader kesehatan yang berperan sebagai edukator bagi masyarakat. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan lima orang informan, terdiri dari satu ketua kader dan empat anggota kader penanggulangan DBD. Wawancara ini bertujuan untuk memahami strategi komunikasi yang digunakan kader dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Selain itu, dilakukan observasi terhadap penerapan komunikasi interpersonal dan pendekatan persuasif dalam sosialisasi pengendalian DBD. Hasil pengabdian masyarakat menunjukkan bahwa komunikasi langsung dari hati ke hati (interpersonal), pendekatan yang bersifat membujuk dan menyadarkan (persuasif), serta penggunaan media lokal seperti poster atau pengeras suara di lingkungan setempat, terbukti efektif untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat. Peran kader sangat penting karena merekalah yang paling dekat dengan warga dan bisa menyampaikan informasi dengan cara yang mudah diterima. Keaktifan kader dalam menyampaikan pesan dan menjalin hubungan baik dengan warga menjadi salah satu kunci keberhasilan pengendalian DBD di tingkat lokal. Kata kunci: pengabdian masyarakat; kader kesehatan; partisipasi masyarakat; demam berdarah; pengendalian penyakit AbstractDangue Hemorrhagic fever (DHF) is still a serious health problem in Indonesia. To control its spread, cooperation from all parties is needed, especially the active role of the community. In this case, health cadres play an important role as a bridge between medical personnel and the community. This community service activity aims to increase the role of cadres in educating and socializing dengue control to the community. The community service was conducted in Medan City, precisely on Jalan Platina 2, Neighborhood 8, Titipapan Village. The method used was training, counseling, and mentoring to five health cadres who act as educators for the community. Data were collected through in-depth interviews with five informants, consisting of one cadre leader and four members of the DHF cadre. The interviews aimed to understand the communication strategies used by the cadres in delivering information to the community. In addition, observations were made on the application of interpersonal communication and persuasive approaches in the socialization of DHF control. The results of the community service showed that direct heart-to-heart communication (interpersonal), persuasive approaches, and the use of local media such as posters or loudspeakers in the local environment, proved effective in increasing community awareness and involvement. The role of cadres is very important because they are the ones closest to the community and can convey information in a way that is easily accepted. The activeness of cadres in delivering messages and establishing good relationships with residents is one of the keys to successful dengue control at the local level. Keywords: community service; health cadres; community participation; Dangue fever; disease control