Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis kestabilan lereng pada Formasi Bruksah di Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh Arini, Sinta; Wiguna, Husein Sadewa; Joyontono*, Puncak; Salsabila, Rifa Salma; Hidayati, Dian Meutia
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 3 (2024): September 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v3i3.43427

Abstract

Lokasi penelitian terletak di Kecamatan Rusip Antara dan Sekitarnya, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Secara geografis, lokasi penelitian terletak pada koordinat 435'42.67''-438'25.37'' Lintang Utara dan 9638'50.73''-9635'32.62'' Bujur Timur dengan luasan area 25 km2. Pada lokasi penelitian terdapat lereng yang ditemukan dalam kondisi tidak stabil dan sudah mengalami pelapukan hasil dari akibat pemotongan bukit untuk jalur transportasi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui kondisi kestabilan lereng jalan untuk meminimalisir longsor. Kondisi geologi regional pada lokasi penelitian terdiri dari Formasi Bruksah (Tob) tersusun atas batupasir dan konglomerat yang berumur Oligosen Akhir, Formasi Bampo tersusun atas batulumpur, batulanau, dan batupasir yang berumur Oligosen akhir hingga Miosen Awal, Formasi Peutu Anggota Arulsane (Tmpu) terdiri dari batupasir yang berumur Miosen awal sampai Miosen Tengah dan Satuan Endapan Aluvium (Qh) terdiri dari kerikil, pasir dan lumpur yang berumur Holosen. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi stabilitas lereng dari nilai faktor keamanan (FK) yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode Bishop disederhanakan dan program Plaxis. Adapun hasil yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan faktor keamanan lereng menggunakan metode Bishop disederhanakan dan program Plaxis masing-masing sebesar FK= 2.602 dan FK= 1.836 Kedua nilai faktor keamanan tersebut mengklasifikasikan bahwa lereng di lokasi penelitian dengan kerentanan gerakan tanah rendah hingga sangat rendah, dimana gerakan tanah di lokasi studi dalam kategori jarang-sangat jarang terjadi.
Sosialisasi Mitigasi Bencana dan Geologi di Lingkungan SMA N 15 Adidharma, Banda Aceh Joyontono, Puncak; Rangkuti, Nazla Syafitri; Hapsari, Tika; Zahratunnisa, Zahratunnisa; Salsabila, Rifa Salma; Hasanah, Uswatun; Hidayati, Dian Meutia; Harun, Nurul Azmi
PESARE: Jurnal Pengabdian Sains dan Rekayasa Vol 3, No 2 (2025): Juni 2025
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/pesare.v3i2.44893

Abstract

Adidarma 15 Senior High School in Banda Aceh is situated in an area vulnerable to seismic and tsunami disasters, as indicated by the BPBAs Disaster Map. Established in 1983, the school suffered significant damage during the Aceh Earthquake and Tsunami in 2004. Additionally, the schools physical environment contributes to its vulnerability to disasters; it lies approximately 20 meters above sea level, 34 kilometers from the coastline, and 12 kilometers from the river banks. Being located in an urban area surrounded by buildings, restricts the space for emergency responses during disasters.As a public facility, it has vulnerable objects to disasters. There are at least 152 students and a number of school staff who need to be protected from the disasters (earthquakes and tsunamis). They have activity in 5 buildings which have 2-storey buildings which have no supporting facilities for disaster mitigation in the school environment.At Adidarma 15 Senior High School, disaster mitigation efforts represent a commitment to fostering resilience and preparedness within the school community. Through engaging awareness campaigns in student forums and the creation of informative disaster posters, the team empowers students to take charge of their safety. By developing clear evacuation route plans and installing guiding directional signs, they are enhancing the schools readiness for any challenge. The completion of disaster surveys further solidifies this proactive approach. As a result, students have experienced a remarkable growth in their understanding of disaster mitigation, equipping them with the knowledge to face the future with confidence
Ekstraksi Kelurusan (Lineament) Otomatis di Sekitar Sesar Garsela, Garut Selatan, Jawa Barat Rangkuti, Nazla Syafitri; Joyontono, Puncak; Hapsari, Tika; Wiguna, Husein Sadewa; Zahratunnisa, Zahratunnisa
Geosfera: Jurnal Penelitian Geografi Vol 4, No 1 (2025): Geosfera : Jurnal Penelitian Geografi
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/geojpg.v4i1.31396

Abstract

Sesar Garsela merupakan sesar aktif yang berpusat di daratan yang terletak di sebelah selatan Cekungan Bandung. Sesar ini tercatat sebagai sesar aktif dalam Peta Sumber Bahaya dan Gempa Bumi Indonesia Tahun 2017. Keberadaan Sesar Garsela di kawasan Garut yang tertutup endapan vulkanik kuarter dari gunung api aktif seperti Gunung Papandayan, Gunung Guntur, dan Gunung Wayang. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi kelurusan secara otomatis di Garut Selatan. Data yang digunakan adalah citra DEM (Digital Elevation Model) yang diluncurkan oleh Badan Informasi Geospasial dengan resolusi 8 m. Data pendukung lainnya adalah peta geologi. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan Algoritma LINE untuk mencari zona kelurusan berkerapatan tinggi yang kemungkinan mengindikasikan zona patahan. Kemudian diinterpretasikan secara kualitatif bersama dengan data geologi lainnya. Proses hillshading pada data DEM dengan empat variasi nilai empat azimut sebesar 0°, 45°, 90°, dan 135°. Nilai parameter juga berperan dalam menunjukkan kelurusan yang jelas dan masing-masing. Informasi kelurusan yang dihasilkan pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebaran kelurusan di Garut Selatan dominan dekat dengan Gunung Papandayan ke selatan, puncak Malabar, dan puncak Guntur. Keberadaan Sesar Garsela tidak seluruhnya didominasi oleh kelurusan yang dihasilkan secara otomatis disebabkan kurang tecermin secara geomorfologi. Akan lebih baik jika penarikan kelurusan otomatis ini dibandingkan dengan penarikan kelurusan secara manual menggunakan pendekatan geologi (sense of geology).
Karakterisasi Zona Geotermal Menggunakan Pendekatan Dekomposisi Polarimetrik Yamaguchi pada Citra SAR Zahratunnisa, Zahratunnisa; Hapsari, Tika; Joyontono, Puncak; Rangkuti, Nazla Syafitri; Wiguna, Husein Sadewa
GEOSAINS KUTAI BASIN Vol. 8 No. 2 (2025)
Publisher : Geophysics Study Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/s384n096

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi panas bumi menggunakan pendekatan penginderaan jauh berbasis citra Synthetic Aperture Radar (SAR) melalui metode dekomposisi polarimetrik dengan algoritma Yamaguchi. Metode ini digunakan untuk mendeteksi karakteristik permukaan yang berkaitan dengan sistem geotermal, seperti zona rekahan dan perubahan litologi. Salah satu wilayah yang dipilih sebagai studi kasus adalah daerah Kotamobagu, Sulawesi Utara, Indonesia, yang telah dikenal memiliki potensi panas bumi dan menjadi lokasi studi kelayakan oleh berbagai institusi, termasuk PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Citra SAR polarimetrik memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi karakteristik permukaan seperti vegetasi, kelembapan tanah, serta struktur geologi yang berperan penting sebagai indikator tidak langsung sistem geotermal. Data yang digunakan merupakan citra dengan level pemrosesan tinggi yang telah melalui koreksi geometrik, reproyeksi, dan kalibrasi radiometrik untuk menjamin akurasi spasial dan radiometrik. Melalui metode dekomposisi Yamaguchi, analisis dilakukan terhadap empat komponen hamburan utama: hamburan permukaan, hamburan ganda, hamburan volume, dan hamburan heliks. Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi zona rekahan serta jenis tutupan lahan yang relevan dengan keberadaan sistem panas bumi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah Kotamobagu memperlihatkan pola hamburan yang konsisten dengan ciri-ciri geologi permukaan dari sistem panas bumi aktif dan dapat menjadi pendekatan awal yang efektif dan efisien dalam pemetaan prospek geotermal.
Karakteristik sifat fisik airtanah pada endapan aluvium di Kecamatan Tangan-Tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh Khalish, Alfi; Setiawan*, Bambang; Sartika, Dewi; Joyontono, Puncak; Akbar, Muhammad Arief
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 4, No 1 (2025): March 2025
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v4i1.48760

Abstract

Pertumbuhan penduduk dan pembangunan yang pesat di Aceh menyebabkan kebutuhan akan air semakin tinggi, namun cadangan air yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak stabil dari waktu ke waktu. Hal ini tentunya akan berdampak pada kualitas dan jumlah air di wilayah Aceh di masa yang akan datang, khususnya di Kecamatan Tangan-Tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kedalaman muka airtanah (MAT) pengujian sifat fisik pada airtanah dengan analisis berupa bau, warna, suhu, potential hydrogen (pH), total dissolved solids (TDS), daya hantar listrik (DHL), dan salinitas. Metode yang digunakan adalah analisis secara fisik menggunakan peralatan seperti pH meter portable untuk mengukur potensial hydrogen (pH), digital portable untuk mengukur temperatur (C), total dissolved solides (TDS), daya hantar listrik (DHL), serta viva refractometer porteble untuk mengukur salinitas.. Hasil dari analisis kualitas airtanah yaitu menghasilkan nilai kedalaman muka airtanah 2,08 meter, untuk analisis sifat fisik airtanah memiliki nilai suhu berkisaran 29C-33C, nilai potential hydrogen (pH) 7,4 dan 10,1 tergolong kedalam basa dan netral, nilai daya hantar listrik 105-7114 mho/cm, nilai total dissolved solids 51-1145 ppm, dan salinitas 0,1-2 ppt. Berdasarkan hasil pengujian kualitas airtanah berupa sifat fisik dapat disimpulkan bahwa airtanah pada daerah penelitian tidak bagus secara 100 % namun masih dapat di kategorikan kedalam layak digunakan.