<![CDATA[Pariwisata alam Ngawi, khususnya Watu Jonggol, memiliki potensi besar namun mengalami penurunan akibat minimnya pengelolaan dan partisipasi masyarakat. Sementara destinasi lain mengalami peningkatan, Watu Jonggol justru terbengkalai. Pendekatan Asset-Based Community Development (ABCD) dinilai relevan untuk memulihkan destinasi melalui pemanfaatan aset lokal dan keterlibatan komunitas, sehingga keberlanjutan pariwisata berbasis potensi desa dapat tercapai secara partisipatif dan berdaya guna. Penelitian ini bertujuan merancang model revitalisasi Watu Jonggol berbasis pendekatan ABCD untuk mengoptimalkan aset lokal, meningkatkan partisipasi masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan kunjungan wisata berkelanjutan.Kegiatan pengabdian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologis serta lima tahapan ABCD, yaitu inkulturasi, discovery, design, define, dan reflection. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan diskusi kelompok terfokus (FGD). Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pendekatan sosial melalui kunjungan rumah dan partisipasi warga membangun kepercayaan awal. Pemetaan aset dan masalah dilakukan dengan observasi dan wawancara. Sembilan aksi prioritas disepakati dan dilaksanakan secara gotong royong. Promosi digital dilakukan melalui pelatihan Karang Taruna dan pengelolaan media sosial. Evaluasi menunjukkan peningkatan kondisi fasilitas dan jangkauan daring. Forum refleksi menetapkan mekanisme pasca-program, memperkuat keberlanjutan. Model ini membuktikan efektivitas pendekatan partisipatif dan digital dalam merevitalisasi destinasi berbasis potensi lokal. Revitalisasi Watu Jonggol berhasil membangun kemandirian warga melalui pendekatan ABCD dan promosi digital berbasis media sosial.]]>
