Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Blue Constitution Dalam Perkembangan dan Praktiknya di Indonesia Hingga Saat Ini Arif, Muhammad Zaenul; Mulyadi, Ardian; Zayyanurroihan, Maris
Jurnal Analisis Hukum Vol. 8 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38043/jah.v8i1.6103

Abstract

Konsep Blue Constitution merupakan pendekatan konstitusional yang menempatkan perlindungan dan pengelolaan sumber daya kelautan sebagai bagian integral dari hak konstitusional warga negara. Dalam konteks Indonesia, prinsip ini relevan mengingat posisi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan kekayaan laut yang melimpah. Penelitian ini bertujuan mengkaji bagaimana prinsip Blue Constitution diakomodasi dalam kerangka hukum Indonesia, mengidentifikasi tantangan struktural dan kelembagaan dalam implementasinya, serta membandingkannya dengan praktik serupa di beberapa negara lain seperti Ekuador dan Norwegia. Dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif berbasis studi literatur (library research), penelitian menemukan bahwa meskipun UUD 1945 telah mengatur hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat serta prinsip pembangunan berkelanjutan, penerapan prinsip Blue Constitution masih bersifat fragmentaris. Tumpang tindih regulasi sektoral, lemahnya koordinasi antar lembaga, serta rendahnya literasi hukum lingkungan di masyarakat pesisir menghambat efektivitas implementasi. Perbandingan dengan negara lain menunjukkan bahwa pengakuan eksplisit terhadap hak ekosistem laut, penguatan regulasi berbasis ekosistem, serta partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci sukses penerapan Blue Constitution. Oleh karena itu, penguatan regulasi, harmonisasi kebijakan, peningkatan kapasitas kelembagaan, serta edukasi hukum lingkungan bagi masyarakat pesisir perlu dilakukan agar Blue Constitution benar-benar menjadi fondasi konstitusional bagi pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan di Indonesia.
DINAMIKA IZIN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MUHAMMADIYAH: KAJIAN FIKIH EKOLOGI Luthfiah, Siti; Wijayanti, Anisa; Ramadhan, M. Syafrie; Zayyanurroihan, Maris; Reziana, Bella
JOURNAL OF SCIENCE AND SOCIAL RESEARCH Vol 8, No 2 (2025): May 2025
Publisher : Smart Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54314/jssr.v8i2.3186

Abstract

 Abstract: This article explores the social and religious dynamics that have emerged following the government’s issuance of mining management permits to religious organizations, with a spesicific focus on Muhammadiyah. The study employs a qualitative approach using library research and content analysis methods, concentrating on three main areas: first, public responses both supportive and critical that have surfaced on social media; second, the perspective of Islamic ecological jurisprudence (fiqh al-bi’ah) on the exploitation of natural resources; and third, the concrete steps taken by Muhammadiyah in reflecting ecological jurisprudence in its approach. The findings indicate that, despite notable public resistance, Muhammadiyah does not simply abandon Islamic foundational values in accepting the mining concession. Through the five principles of maqasid al-shari’ah and institutional strategies such as the formation of professional business entities, Muhammadiyah strives to develop an ethical ad responsible model for resource management. Keyword: islamic ecological jurisprudence;mining;religious organizations;public controversy. Abstrak: Artikel ini mengkaji dinamika sosial dan keagamaan yang muncul pasca-pemberian izin usaha pertambangan oleh pemerintah kepada ormas keagamaan, dengan fokus khusus pada Muhammadiyah. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kepustakaan dan analisis isi, dengan fokus pada tiga bidang utama: pertama, tanggapan masyarakat yang mendukung maupun mengkritik yang mengemuka di media sosial; kedua, perspektif fikih ekologi Islam (fiqh al-bi’ah) tentang eksploitasi sumber daya alam; dan ketiga, langkah konkret yang ditempuh Muhammadiyah dalam merefleksikan fikih ekologi dalam pendekatannya. Temuan penelitian menunjukkan bahwa, meskipun ada penolakan dari masyarakat, Muhammadiyah tidak serta merta meninggalkan nilai-nilai dasar Islam dalam menerima konsesi pertambangan. Melalui lima prinsip maqasid al-shari’ah dan strategi kelembagaan seperti pembentukan badan usaha profesional, Muhammadiyah berupaya mengembangkan model pengelolaan sumber daya yang etis dan bertanggung jawab. Kata kunci: yurisprudensi ekologi islam, pertambangan, organisasi keagamaan, kontroversi publik.