Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses integrasi tazkiyatun nufus ke dalam budaya kampus sebagai strategi pengembangan karakter mahasiswa di STITMA. Latar belakang penelitian ini berangkat dari pentingnya pembinaan akhlak dan penyucian jiwa dalam membentuk pribadi mahasiswa yang berdisiplin, berakhlak mulia, dan mampu mengendalikan diri di tengah tantangan akademik maupun sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus, melibatkan 15 mahasiswa yang dipilih melalui purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan model Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki pemahaman yang baik mengenai tazkiyatun nufus, baik dari aspek spiritual maupun aspek pengembangan karakter seperti kedisiplinan, kejujuran, dan pengendalian diri. Mahasiswa juga merasakan dampak positif dari penerapan nilai-nilai tersebut, meskipun perubahan yang terjadi masih bersifat individual. Hambatan utama yang ditemukan meliputi tekanan akademik, pengaruh lingkungan pergaulan, serta kurangnya kegiatan pembinaan spiritual yang terstruktur dan konsisten. Selain itu, mahasiswa berharap kampus menyediakan program pembinaan yang lebih aktif dan sistematis. Pembahasan model integrasi menunjukkan bahwa keberhasilan internalisasi tazkiyatun nufus memerlukan sinergi antara tiga aspek utama: pemahaman nilai, pembiasaan perilaku, dan penguatan lingkungan. Ketiga komponen tersebut membentuk proses berkelanjutan yang memungkinkan nilai-nilai spiritual berkembang dari sekadar pengetahuan menjadi budaya kolektif. Dengan demikian, integrasi tazkiyatun nufus berpotensi besar menjadi pendekatan komprehensif dalam pembentukan karakter mahasiswa apabila didukung oleh program kampus yang terstruktur dan berkelanjutan.