Peningkatan klaim kecelakaan kerja setiap tahun menegaskan pentingnya mitigasi risiko pada kesehatan dan keselamatan kerja lingkungan (K3L). Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi memiliki potensi risiko tinggi, terutama akibat kebocoran gas hidrogen sulfida pada pipa yang tidak terinspeksi dengan baik. Mitigasi risiko dilakukan melalui pengujian tidak merusak (Non-Destructive Test, NDT) menggunakan metode Radiographic Testing (RT) dengan sinar gamma untuk mendeteksi cacat pada material. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan menetapkan langkah-langkah pengendalian risiko pada pekerjaan NDT menggunakan RT. Risk assessment K3L menggunakan metode Job Safety Analysis/ JSA berfokus pada pekerjaan dengan identifikasi bahaya sebelum terjadi kecelakaan kerja melalui pendekatan Hazard Identification, Risk Assessment, and Determining Control/ HIRADC dan Failure Mode and Effect Analysis/ FMEA untuk analisa kegagalan/disfungsi serta dampak dalam meningkatkan keandalan dan keamanan dari peralatan. Hasil penelitian dari 42 potensi bahaya yang diidentifikasi dengan metode HIRADC didapatkan kategori high risk pada paparan radiasi sinar gamma dan paparan gas beracun H2S dan dilakukan pengendalian dengan menggunakan perisai timbal, kontrol batas area kerja dan detektor gas. Berdasarkan metode JSA pekerjaan berkaitan dengan faktor manusia, lingkungan dan prosedur kerja memiliki potensi bahaya paling banyak bernilai 4 dan potensi insiden pada beberapa work procedurs dengan nilai terbesar 15 potensi. Hasil metode FMEA didapatkan nilai tertinggi sebesar 160 pada Risk Priority Number/ RPN pada alat Kamera Gamma yaitu potensial kejadian kalibrasi tidak tepat yang berdampak pada diagnosis salah. Langkah yang perlu dilakukan diawali identifikasi potensi bahaya selama pekerjaan NDT dengan RT dan menentukan serta menerapkan tindakan pengendalian risiko yang efektif untuk meningkatkan keselamatan kerja dan mencegah kecelakaan.