Bendungan tipe urugan sangat riskan terhadap keruntuhan akibat dari tekanan hidrostatik, tekanan air yang diterima maupun dari geometrik bendungan itu sendiri. Bendungan harus direncanakan dengan material pembentuk bendungan yang baik dan berdiri di atas pondasi yang stabil. Persyaratan pondasi agar bendungan stabil salah satunya adalah stabil terhadap erosi akibat rembesan. Rembesan pada bendungan dan pondasi merupakan faktor penting dalam sta-bilitas bendungan. Rembesan merupakan aliran yang secara terus menerus mengalir dari hulu menuju hilir. Aliran air ini merupakan aliran dari air waduk melalui material yang lulus air (permeable), baik melalui tubuh bendungan maupun pon-dasi. Rembesan yang dapat menimbulkan gejala sufosi (piping) dan sembulan (boiling) yang sangat membahayakan keamanan bendungan. Oleh sebab itu, pola aliran dan debit rembesan yang keluar melalui tubuh bendungan dan pondasi sangat pen-ting dan perlu diperhatikan. Dalam studi ini akan dianalisis rembesan pada kondisi tanpa perbaikan pondasi untuk kemudian diren-canakan beberapa alternatif perbaikan pondasi menggunakan program SEEP/W. Analisis yang dilakukan untuk STA +575, STA +425 dan STA +225 pada kondisi Muka Air Normal dan Muka Air Banjir. Penyusunan hasil analisis dilakukan dalam 2 tahap, tahap pertama analisis dilakukan pada kondisi tanpa perbaikan pondasi dan tahap kedua analisis dilakukan ter-hadap beberapa alternatif perbaikan pondasi yaitu grouting, cut off wall, dan upstream blanket. Faktor keamanan terhadap gejala piping dan boiling untuk masing-masing STA pada kondisi Muka Air Banjir adalah 3.1; 3.2; dan 2.4. Untuk perbaikan pondasi alternatif 1 yaitu grou-ting adalah 8.7; 71.0; dan 30.3. Untuk perbaikan pondasi alter-natif 2 yaitu cut off wall adalah 9.4; 19.6; 50.4. Sedangkan untuk perbaikan pondasi alternatif 3 yaitu upstream blanket adalah 16.5; 38.7; dan 30.