Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

EFEKTIVITAS PEMBERIAN PISANG AMBON DAN VITAMIN B UNTUK MENURUNKAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI BPM ENDAH BEKTI Shanti, Elvika Fit Ari; Barokah, Liberty; Rahayu, Budi
Media Ilmu Kesehatan Vol 7 No 1: MIK April 2018
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat FKes Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/mik.v7i1.259

Abstract

Background: Endocrine system changes during pregnancy are important to keep the pregnancy, fetal growth and post partum recovery. Around 50-90% of pregnant women experience vomit and nausea. To solve those problems, ‘pisang ambon’ (Musa paradisiacal) consumption is one of choices because of its flavonoid and vitamin B6 which can overcome vomit and nausea in pregnancy. Objective: The aim of this research was to identify the effectiveness between pisang ambon (Musa paradisiacal) consumption and vitamin B6 to reduce hyperemesis gravidarum in BPM Endah Bekti. Methods: A quasy experimental design with two-group posttest only was assigned to 20 pregnant women on their first trimester. First ten sample was given vitamin B6 and the other ten sample were given vitamin B6 plus pisang ambon. Data were then analyzed using two independent mean difference test. Results: The result shows that in vitamin B6 consumption for hyperemesis gravidarum in 10% pregnant women were in the effective category. While in the pisang ambon consumption shows 100% of pregnant women are in the effective category. Conclusion: There is difference in effectiveness between vitamin B6 and pisang ambon consumption to overcome hyperemesis gravidarum (p=0,003<α).   Keywords: Hiperemesis gravidarum, vitamin B6, Pisang ambon
PERAN SUAMI DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN MORIL PERSIAPAN PERSALINAN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL Mahmudah, Happy; Barokah, Liberty
Media Ilmu Kesehatan Vol 5 No 1: MIK April 2016
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/mik.v5i1.50

Abstract

Background: Husband’s role is very crucial in supporting their wives in a process of delivery. The lack of a husband's role will lead to low participation in caring activities during the pregnancy, childbirth, and postpartum period. Husband should be given knowledge about birth preparedness, which includes the planning of laborand preparing for a decision-maker in a case of emergency. Objective: To determine the role of husband in providing moril support to their wives in labor process at Pleret Bantul Puskesmas. Methodology: This research was descriptive quantitative, conducted at Pleret Bantul Puskesmas in 2015. Thirty-two respondentswere involvedassamplesby total sampling technique. Results:The husband's role in providing moril support on the expected date of birth was mostly high (87.5%). The husband's role in providing moril support during the pregnancy check was high (50.0%). The husband's role in providing moril support during the process of delivery is mostly high (81.3%).The husband's role in providing moril support in planning the labor process was high (59.4%). Conclusion:The role of the husband in providing moril support to their wives in labor process at Pleret Bantul Puskesmas washigh (59.4%). Keywords:Husband’sRole, Moril Support, Childbirth
EFEKTIVITAS PEMBERIAN PISANG AMBON DAN VITAMIN B UNTUK MENURUNKAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI BPM ENDAH BEKTI Elvika Fit Ari Shanti; Liberty Barokah; Budi Rahayu
MEDIA ILMU KESEHATAN Vol 7 No 1 (2018): Media Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/mik.v7i1.218

Abstract

Background: Endocrine system changes during pregnancy are important to keep the pregnancy, fetal growth and post partum recovery. Around 50-90% of pregnant women experience vomit and nausea. To solve those problems, ‘pisang ambon’ (Musa paradisiacal) consumption is one of choices because of its flavonoid and vitamin B6 which can overcome vomit and nausea in pregnancy. Objective: The aim of this research was to identify the effectiveness between pisang ambon (Musa paradisiacal) consumption and vitamin B6 to reduce hyperemesis gravidarum in BPM Endah Bekti. Methods: A quasy experimental design with two-group posttest only was assigned to 20 pregnant women on their first trimester. First ten sample was given vitamin B6 and the other ten sample were given vitamin B6 plus pisang ambon. Data were then analyzed using two independent mean difference test. Results: The result shows that in vitamin B6 consumption for hyperemesis gravidarum in 10% pregnant women were in the effective category. While in the pisang ambon consumption shows 100% of pregnant women are in the effective category. Conclusion: There is difference in effectiveness between vitamin B6 and pisang ambon consumption to overcome hyperemesis gravidarum (p=0,003<α). Keywords: Hiperemesis gravidarum, vitamin B6, Pisang ambon
BABY MESSAGE UNTUK OPTIMALISASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DI POSYANDU PERTIWI GAMPING KIDUL AMBARKETAWANG GAMPING SLEMAN Liberty Barokah; Ratna Prahesti; Silvia Ari Agustina; Ika Fitria Ayuningtyas
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 7: Desember 2021
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v1i7.672

Abstract

Pijat bayi biasa disebut dengan stimulus touch. Pijat bayi dapat diartikan sebagai sentuhan komunikasi yang nyaman antara ibu dan bayi. Kegiatan ini bertujuan agar ibu yang mempunyai bayi mendapatkan pengetahuan tentang Baby Message manfaat serta cara melakukan pijat bayi di rumah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan lebih optimal. Pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tahap akhir. Tahapan persiapan meliputi pengkajian masalah dan penyusunan proposal. Tahapan pelaksanaan memberikan pendidikan kesehatan tentang baby message dan melakukan pijat bayi. Tahap yang terakhir adalah melakukan evaluasi terhadap pengetahuan ibu tentang baby message dan melihat apakah ibu bisa melakukan baby message sesuai yang sudah diajarkan. Kegiatan ini dinilai berhasil karena mayoritas ibu mengalami peningkatan pengetahuan setelah penyuluhan yaitu prestest pengetahuan baik 17,4% dan posttest menjadi 73,9%. Kesimpulan terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu tentang baby message untuk optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan.
Pengaruh Continuity of Care Terhadap Persalinan: The Effect of Continuity of Care on Childbirth Liberty Barokah; Silvia Ari Agustina; Dewi Zolekhah
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 5 No. 3: MARCH 2022 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.442 KB) | DOI: 10.56338/mppki.v5i3.2102

Abstract

Latar Belakang: Kehamilan, persalinan nifas, dan neonatus pada umumnya merupakan suatu kejadian fisiologis yang normal, tetapi kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kehamilan, persalinan, nifas, dan neonatus yang semula fisiologis berkembang menjadi keadaan patologis dan dapat mengancam jiwa ibu serta bayi. Salah satu upaya dalam mengoptimalkan deteksi risiko tinggi maternal neonatal, ibu hamil sampai dengan nifas membutuhkan pendampingan secara terus menerus. Pelayanan kebidananan secara COC (Continuity of Care) merupakan pelayanan yang tercapai ketika terjalinnya hubungan secara berkelanjutan antara seorang klien dan bidan. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Continuity of Care terhadap kesehatan ibu bersalin di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (quasi experiment) dengan metode Posstest-Only Control Design. Dalam rancangan ini sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu, kelompok I dilakukan pendampingan secara berkesinambungan dan kelompok II sebagai kontrol. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer berupa lembar observasi dan data sekunder dari rekam medis, buku KIA, dan register. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 208 responden, yang terbagi menjadi 2 kelompok dengan masing-masing kelompok 104 responden. Uji statistik yang digunakan uji Mann Whitney. Hasil: Dari total responden 240 ibu bersalin, diketahui bahwa sebagian besar umur ibu adalah 20-35 tahun (74,6%), terdapat 46 (19,2%) ibu melahirkan dengan SC, dan 77 (32,1%) ibu mengalami komplikasi dan tanda bahaya persalinan. Komplikasi dan tanda bahaya yang terbanyak adalah KPD (Ketuban Pecah dini yaitu 37 ibu bersalin (15,4%). Hasil uji beda didapatkan nilai p=0,029. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa Ho ditolak, ada perbedaan yang signifikan antara komplikasi persalinan antara kelompok yang diberi asuhan berkesinambungan dengan yang tidak diberikan asuhan berkesinambunganPenelitian ini menyimpulkan bahwa Continuity of care terbukti berpengaruh terhadap kesehatan ibu bersalin, dengan resiko saat bersalin bisa di minimalkan karena jika ada kelainan sudah bisa terdeteksi dari awal sebelum persalinan.
Analisis determinan infeksi menular seksual ibu rumah tangga Silvia Ari Agustina; Liberty Barokah
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 15, No 3 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v15i3.2328

Abstract

Determinant analysis of sexually transmitted infections in married womenBackground: Sexual health issues are increasingly becoming a worldwide concern, among others related to sexual behavior that affects the transmission of sexually transmitted infections (STIs). The rate of increase in Sexually Transmitted Infections sufferers in Indonesia is quite high compared to the scale of the population.Purpose: To analyze risk factors for sexually transmitted infections in married womenMethod: The subjects of this study were married women, with a total sample of 101, including a deep interview with 2 couples ( wives, and Husbands), Community Health Center staff serving sexually transmitted infections, and 1 Non-Governmental Organization. The sampling technique uses quota sampling. This type of research is a mixed-method with a sequential explanatory strategy and uses a cross-sectional study approach. Quantitative data collection techniques using closed questionnaires and for qualitative data with in-depth interviews. Analysis was used to determine risk factors for sexually transmitted infections using binomial logistic regression. The validity and reliability of qualitative data using triangulation of sources and methods.Results: There is a positive relationship between the incidence of STIs with the husband's work (OR: 10.07; 95% CI: 0.02-0.25; p: 0.000), family income (OR: 0.14; 95% CI: 0.04 -0.47; p: 0.001), condom use (OR: 3.25; 95% CI: 0.90-11.71; p: 0.001), and genital hygiene (OR: 8.25; 95% CI: 1,55-43,91; p: 0,013). Women as victims of unsafe husband's sexual behavior cause STI cases in married women to be high.Conclusion: Almost all IMS risk factors are positively related to IMS incidents, and husband employment has the greatest impact on IMS incidents in married women.Keywords: Sexually Transmitted Infections (STIs); behavior; risk factors; Married womenPendahuluan: Isu kesehatan seksual semakin menjadi perhatian dunia, antara lain terkait dengan perilaku seksual yang berdampak pada penularan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS). Angka peningkatan penderita Infeksi Menular Seksual di Indonesia cukup tinggi dibandingkan dengan skala penduduk.Tujuan: Menganalisis faktor risiko Infeksi Menular Seksual pada Ibu Rumah TanggaMetode: Subyek penelitian ini adalah Ibu Rumah Tangga, dengan total sampel 101, termasuk 2 Ibu Rumah Tangga, 2 Suami, petugas Puskesmas yang melayani penapisan Infeksi Menular Seksual dan 1 Lembaga Swadaya Masyarakat. Teknik sampling menggunakan quota sampling. Jenis penelitian ini mixed methodology dengan strategieksplanatoris sekuensialdan menggunakan pendekatan cross sectional study.Teknik pengambilan data kuantitatif dengan menggunaan kuesioner tertutup dan untuk data kualitatif dengan wawancara mendalam. Analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor risiko IMS dengan menggunakan regresi logistik binomial. Validitas dan reliabilitas data kualitatif menggunakan triangulasi sumber dan metode.Hasil: Terdapat hubungan yang positif antara kejadian IMS dengan pekerjaan suami (OR:10,07; CI 95%:0,02-0,25; p:0,000), pendapatan keluarga (OR:0,14; CI 95%:0,04-0,47; p:0,001), penggunaan kondom (OR:3,25;  CI  95%:0,90-11,71;  p:0,001),  dan  higiene  genital  (OR:8,25;  CI  95%:1,55-43,91;  p:0,013).Perempuan sebagai korban dari perilaku seksual suami yang tidak aman menyebabkan kasus IMS pada ibu Rumah Tangga tinggi.Simpulan: Hampir semua faktor risiko IMS berhubungan positif dengan kejadian IMS, dan pekerjaan suami yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap kejadian IMS pada Ibu Rumah Tangga 
DETERMINAN MASALAH GIZI BALITA Liberty Barokah; Dewi Zolekhah
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 5 No. 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v5i2.2397

Abstract

Perkembangan fisik dan otak paling berkembang pesat pada lima tahun kehidupan pertama, untuk itu pada masa ini sangat penting terpenuhinya nutrisi yang baik dan berkualitas dengan dilihat dari status gizi anak. Status gizi akan mempengaruhi tinggi rendahnya risiko penyakit menular dan tidak menular serta mempengaruhi sejak usia dini hingga usia lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik masalah gizi balita di Yogyakarta. Jenis penelitian observasional dengan populasi seluruh ibu yang memiliki bayi dan balita di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah sampel 618. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling (quota sampling). Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil yang diperoleh mayoritas tingkat pendidikan orang tua sesuai dengan program pemerintah sebanyak 81,4%, pendapatan orang tua mayoritas lebih dari UMR sebanyak 53,1%, sebagian besar status imunisasi lengkap adalah 92,3%, mendapat ASI Eksklusif 86,9%, mayoritas BB lahir normal 89,7%, sebagian besar balita tidak memiliki penyakit 98,63%, status gizi normal (BB/U) dan (TB/U) paling mendominasi  yaitu 81,7% dan 74,8%. Karakteristik balita dengan masalah gizi  (BB/U) didapatkan masih terdapat 5,18% tingkat Pendidikan tidak sesuai program pemerintah , pendapatan orang tua mayoritas di bawah upah minimum sebanyak 11%, masih ada 2,59% balita dengan status imunisasi tidak lengkap,  3,72% balita tidak mendapatkan ASI eksklusif, 4,86% lahir dengan BBLR, 1,94% balita ada Riwayat penyakit. Karakteristik balita dengan masalah gizi  (TB/U) didapatkan masih terdapat 6,10% tingkat Pendidikan tidak sesuai program pemerintah , pendapatan orang tua mayoritas di bawah upah minimum sebanyak 15,37%, masih ada 3,25% balita dengan status imunisasi tidak lengkap,  4,38% balita tidak mendapatkan ASI eksklusif, 5,2% lahir dengan BBLR, 1,29% balita ada Riwayat penyakitMasalah gizi pada balita merupakan indikator pertumbuhan dan perkembangan dari janin hingga dewasa. Adanya keragaman karakteristik dan faktor penyebab masalah status gizi, maka sangat penting untuk meningkatkan skrining status gizi balita, sehingga jika diketahui sejak awal masalah yang muncul dapat segera ditangani dan balita bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. 
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN EKONOMI TERHADAP PEMBERIAN PENDIDIKAN SEKS PADA USIA DINI Dewi Zolekhah; Liberty Barokah
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 5 No. 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v5i2.2473

Abstract

Kasus kekerasan anak belakangan terakhir banyak terjadi di dunia salah satunya yaitu di Indonesia. Kasus kekerasan pada anak usia dini, disebabkan oleh berbagai  faktor pemicu salah satunya adalah kurangnya pendidikan seks pada anak usia dini yang diberikan oleh orang tua. Pemahaman tentang pengetahuan dan ketersediaan keterampilan orang tua sangat diperlukan untuk memulai pendidikan seks pada anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan ekonomi orang tua terhadap pemberian pendidikan seks pada anak usia dini. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan studi cross sectional dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Total sampling. Analisis dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian nilai p value sebesar 0.000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemberian  pendidikan seks pada anak usia dini. Pada variabel ekonomi didapatkan hasil bahwa nilai p value 0.135 > 0,05 sehigga bisa disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat ekonomi dengan perilaku pemberian Pendidikan seks untuk anak.
PENGARUH CONTINUITY OF CARE TERHADAP KEHAMILAN Silvia Ari Agustina; Liberty Barokah; Dewi Zolekhah
Jurnal Midwifery Update (MU) Vol 4, No 2 (2022): Jurnal Midwifery Update (MU)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jmu.v4i2.135

Abstract

Latar Belakang: Sebagian besar kematian dapat dihindari apabila permasalahan kesehatan ibu diintervensi sejak dari awal. Salah satu upaya dalam mengoptimalkan deteksi risiko tinggi maternal neonatal, ibu hamil sampai dengan nifas membutuhkan pendampingan secara terus menerus. COC (Continuity Of Care) merupakan pelayanan yang tercapai ketika terjalinnya hubungan secara berkelanjutan. Asuhan yang berkesinambungan dilakukan dengan tujuan memberikan pelayanan secara menyeluruh yang dapat di mulai dari masa prakonsepsi, awal kehamilan, selama kehamilan di setiap trimester, proses persalinan, perawatan BBL, hingga pasca persalinan. Penelitian ini untuk menganalisis pengaruh Continuity Of Care terhadap kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan neonatus di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Objective dan Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (quasi experiment) dengan metode Posstest-Only Control Design. Dalam rancangan ini sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu, kelompok I dilakukan pendampingan secara berkesinambungan dan kelompok II sebagai kontrol. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer berupa lembar observasi dan data sekunder dari rekam medis, buku KIA, dan register. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 208 responden, yang terbagi menjadi 2 kelompok dengan masing-masing kelompok 104 responden. Uji statistik yang digunakan uji Mann Whitney.Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan antara ketidaknyamanan kehamilan. Secara statistik diperoleh nilai p 0,030; p<0,05 dan ada 1 variabel lain tidak terdapat perbedaan yang signifikan yaitu variabel komplikasi kehamilan.Kesimpulan: Ibu hamil yang diberikan asuhan berkesinambungan mempunyai perbedaan ketidaknyamanan yang dialami dibandingkan dengan yang tidak diberikan asuhan berkesinambunganKata Kunci : Continuity of Care, Kehamilan
The Effect Of Continuity Of care On Postpartum Women’s Health Liberty Barokah; Dewi Zolekhah; Silvia Ari Agustina
Jurnal EduHealth Vol. 14 No. 02 (2023): Periode April-June, 2023
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.623 KB)

Abstract

Continuity of care (CoC) is a midwifery service through a continuous service model for women throughout pregnancy, childbirth, postpartum and family planning. The design used is a quasi experiment with the Posttest-Only Control Design method. The sample size was 208 postpartum women divided into two groups. The group that was assisted was 104 respondents and the control group was 104 respondents. The statistical test used was the Mann Whitney test. Result: the majority of respondents were at reproductive age (74,6%), most respondents were 2-3 times gravida (58,33%), there were 46 (19,16%) postpartum women who experienced problems and complications. The most postpartum problems and complications were nipple blisters, there were 27 postpartum women (11.3%), there is a significant difference between complications and danger signs of puerperium between groups given continuous care and those not given continuous care (p = 0.000). Conclusion : Continuity of care affects the health of postpartum women. Postpartum complications and danger signs can be minimized because if there are postpartum complications and danger signs, they have been detected from the beginning of the postpartum period.