Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TINJAUAN HISTORIS TERHADAP BANGUNAN WATERTOREN PENINGGALAN KOLONIAL BELANDA DI PALEMBANG TAHUN 1929-1955 Rianda, Imam Lazio; Pratama, M Yoga; Syarifuddin, Syarifuddin
Danadyaksa Historica Vol 5, No 1 (2025): Danadyaksa Historica
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jdh.v5i1.9824

Abstract

Kajian ini mendeskripsikan dan menganalisis tentang tinjauan historis terhadap bangunan watertoren peninggalan kolonial Belanda di Palembang tahun 1928-1955. Penulisan artikel ini dilatarbelakangi oleh keinginan penulis untuk mengetahui tinjauan historis gedung watertoren. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang pembangunan gedung watertoren dan transformasi fungsi gedung watertoren dari masa kolonial Belanda hingga masa kemerdekaan. Penelitian ini menggunakan metodologi historis atau metode sejarah dan jenis penelitian kajian pustaka. Hasil penelitian ini (1) Latar belakang berdirinya bangunan watertoren yaitu untuk mengatasi permasalahan air bersih yang melanda pada saat itu di Palembang. (2) Transformasi fungsi bangunan watertoren pada masa kolonial Belanda berfungsi sebagai kantor burgemeester (walikota) dan penyalur utama air di Palembang. Sedangkan pada masa pendudukan jepang, bangunan watertoren berfungsi sebagai kantor chokan (kepala residen). Kemudian, pada masa revolusi fisik, bangunan ini berfungsi sebagai markas tentara Belanda. Lalu setelah itu, pada tahun 1955 bangunan watertoren difungsikan sebagai kantor walikota Palembang hingga saat ini.
Sungai Musi dalam Kuasa Kolonial Periode Gemeente Palembang 1906-1942 Rianda, Imam Lazio; Yulifar, Leli
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol. 11 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiis.v11i1.86916

Abstract

Sungai Musi memiliki peran strategis dalam sejarah maritim kolonial Hindia Belanda selama periode Gemeente Palembang (1906-1942). Sebagai jalur utama perdagangan dan transportasi, sungai ini menghubungkan Palembang dengan wilayah pedalaman Sumatra Selatan dan jaringan perdagangan internasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan historis dengan metode kualitatif-deskriptif serta analisis geografi kritis untuk memahami bagaimana kebijakan kolonialisme memengaruhi pemanfaatan Sungai Musi. Data diperoleh dari arsip kolonial, laporan pemerintah Hindia Belanda, dan peta historis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan atas Sungai Musi mencerminkan dominasi kolonial atas Palembang, memungkinkan kontrol terhadap akses ekonomi, transportasi, dan infrastruktur kota. Status gemeente memberi wewenang lebih luas dalam pengelolaan tata ruang, termasuk penimbunan anak sungai seperti Sungai Tengkuruk dan Sungai Kapuran guna memperluas daratan kota dan menciptakan kondisi lingkungan yang lebih baik. Studi ini berkontribusi dalam kajian sejarah maritim dengan menyoroti peran sungai dalam dinamika kolonialisme serta implikasinya terhadap transformasi ruang kota dan jalur perdagangan maritim di Palembang.