Menurut data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2022, Indonesia merupakan penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia dengan volume mencapai 70 juta ton. Sampah plastik konvensional, yang sulit terurai menyebabkan pencemaran lingkungan, sehingga dibutuhkan alternatif ramah lingkungan seperti plastik biodegradable berbahan dasar pati dan selulosa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu, perbedaan rasio selulosa dan pati terhadap waktu biodegradasi, dan kuat tarik plastik biodegradable. Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama, pretreatment serabut kelapa untuk menghasilkan ukuran 50 mesh. Tahap kedua, mengekstraksi selulosa dari serabut kelapa dengan NaOH 98% dan 100 mL aquades dan tahap akhir yaitu pembuatan bioplastik. Hasil proses ektraksi dipanaskan sambil diaduk menggunakan magnetic strirer hotplate dan ditambahkan sorbitol, lalu dicetak membentuk film. Analisis yang dilakukan adalah uji kuat tarik menggunakan alat tensile system, serta uji biodegradasi yang bertujuan untuk mengetahui lama bioplastik terurai. Hasil kuat tarik terbaik didapatkan pada variabel pati 10 g, sorbitol 2,7 g dan pada suhu 65°C sebesar 48,550 N/mm2. Hasil uji kuat tarik tersebut sudah memenuhi standar SNI 7818:2014 tentang standar kuat tarik pada plastik biodegradable yaitu minimal 13,7 (N/mm2). Hasil biodegradasi terbaik didapatkan pada variabel pati 10 g, sorbitol 2,7 g dan suhu 75°C sebesar 92%. Pada hasil tersebut sesuai standard SNI 7818:2014 tentang standar biodegradasi plastik biodegradable yaitu tergradasi>60% selama 1 minggu (7 hari).