Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Perbandingan Kandungan Retinol pada Organ Buah dan Bunga Tanaman Jati (Tectona grandis, L.f) Pitaloka, Cindy; Diningrat, Diky Setya; Aprisa, Naomi; Rajagukguk, Teresia Junetti; Sinurat, Asri; Pasaribu, Anggraini Br.
BIO-CONS : Jurnal Biologi dan Konservasi Vol. 6 No. 2 (2024): BIO-CONS: Jurnal Biologi dan Konservasi
Publisher : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/biocons.v6i2.2077

Abstract

Penuaan adalah proses dimana jaringan secara bertahap kehilangan kemampuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi fisiologis normalnya. Retinol (Vitamin A) merupakan salah satu bahan aktif anti penuaan. Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis perbandingan kandungan retinol dari bahan alami pada bunga dan buah jati (Tectona grandis, L.f) menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) dan GC-MS (Gass Chromatography-Mass Spectrometry). Sampel diekstraksi menggunakan metode soxhletasi dengan larutan metanol 96%. Analisis HPLC dilakukan dengan uji selektivitas, uji linearitas, dan uji kandungan sampel. Metode GC-MS dianalisis melalui software PubChem dan PASS ONLINE. Hasil analisis HPLC (High Performance Liquid Chromatography) didapatkan persamaan garis linear standar retinol adalah y = 3E + 06x + 22661 dengan nilai koefisien korelasi (r2) = 0,99. Kadar retinol bunga rata-rata sebanyak 7,11% dan rata-rata luas area sebesar 149371,333, sedangkan kandungan retinol pada buah rata-rata sebanyak 0,66% dan rata-rata luas area sebesar 5303,333.  Hasil analisis GC-MS (Gas Chromatography - Mass Spectrometry) yang dilanjutkan pada PASS ONLINE tidak ditemukan senyawa retinol asli namun didapatkan senyawa seperti gamma.-Sitosterol; androstane, (5.beta.); stigmast-4-en-3-one; dan prasterone memiliki nilai Pa > 0,5 yang mekanismenya sebagai penghambat retinol O-fatty-acyltransferase. Inhibitor ini dapat digunakan untuk meningkatkan kadar retinol aktif dimana peningkatan aktivitas retinoid dalam beberapa jenis perawatan anti penuaan.  
Pengaruh 2,4-D dan BAP Terhadap Induksi Kalus Ciplukan Secara In Vitro Sinurat, Asri; Edi, Syahmi
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 8, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v8i2.12125

Abstract

Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dan memiliki potensi besar untuk tanaman obat, salah satunya adalah ciplukan (Physalis angulata L.) yang mengandung senyawa bioaktif penting seperti flavonoid dan alkaloid. Namun, pemanfaatannya masih bergantung pada tanaman liar dengan kualitas yang tidak stabil. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki efek regulator pertumbuhan 2,4-D dan BAP terhadap pembentukan kalus daun ciplukan secara in vitro sebagai alternatif untuk produksi metabolit sekunder yang lebih terkontrol. Penelitian menggunakan Rancangan Faktor Acak Lengkap dua faktor, dengan kombinasi konsentrasi 2,4-D (0–4 mg/L) dan BAP (0–2 mg/L), masing-masing diulang tiga kali. Media Murashige dan Skoog digunakan untuk kultur dalam kondisi steril, dengan pengamatan dilakukan selama 60 hari, termasuk waktu munculnya kalus, persentase eksplan yang membentuk kalus, serta tekstur dan warna kalus. Hasil menunjukkan bahwa kombinasi 1 mg/L 2,4-D dan 2 mg/L BAP menghasilkan waktu munculnya kalus tercepat (±15 hari) dan persentase kalus tertinggi (9%). Perbandingan yang seimbang antara auksin dan sitokinin sangat penting untuk induksi kalus. Kalus yang terbentuk memiliki tekstur padat dan warna hijau hingga kecokelatan, menunjukkan kondisi fisiologis optimal dan aktivitas metabolik yang baik