Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERLINDUNGAN HUKUM UNTUK PEKERJA LEPAS: MENYIKAPI TANTANGAN DI ERA GIG ECONOMY: LEGAL PROTECTION FOR FREELANCE WORKERS: ADDRESSING CHALLENGES IN THE GIG ECONOMY ERA Rachmayani
Journal Presumption of Law Vol 7 No 1 (2025): Volume 7 Nomor 1 Tahun 2025
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jpl.v7i1.11866

Abstract

Perlindungan hukum bagi pekerja lepas di era gig economy menjadi isu penting yang memerlukan perhatian khusus. Dengan meningkatnya ketergantungan pada pekerjaan fleksibel dan kontrak, pekerja lepas menghadapi tantangan signifikan terkait hak dan perlindungan hukum mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi berbagai aspek perlindungan hukum yang ada, menganalisis kebijakan ketenagakerjaan yang relevan, dan mengidentifikasi tantangan yang dihadapi oleh pekerja lepas dalam mendapatkan hak-hak mereka. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis yuridis normatif, di mana penelitian ini akan mengkaji peraturan dan undang-undang yang berlaku, termasuk Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, serta Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, dan mempelajari dokumen hukum serta literatur yang berkaitan dengan perlindungan pekerja lepas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun terdapat beberapa upaya untuk melindungi hak pekerja lepas, masih banyak celah dalam implementasi hukum yang perlu diperbaiki. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pemahaman dan pengembangan kebijakan yang lebih baik untuk memastikan perlindungan hak-hak pekerja di era gig economy
Advokasi Ham People With Albanism (Pwa) Oleh Under The Same Sun (Utss) Di Tanzania Tahun 2010-2015 Salsabilla Siti Alifka; Rachmayani
Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 17 No. 1 (2020): Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Publisher : Institute of Social and Political Science Jakarta (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta - IISIP Jakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36451/jisip.v17i1.32

Abstract

Tulisan ini menganalisis isu pelanggaran Hak Asasi Manusia dan peranan aktor non-negara dalam memperjuangkan HAM. Unit analisis penelitian ini adalah Under the Same Sun (UTSS). Ditemukan bahwa UTSS menunjukkan upaya nyata dalam menangani kasus pelanggaran HAM yang menimpa orang-orang PWA di Tanzania, negara di kawasan Afrika Timur. Upaya perjuangan UTSS dilakukan dalam kerangka advokasi transnasional, mendekati aktor lain yang memiliki legalitas lebih kuat, yaitu organisasi PBB. Dalam pelanggaran HAM PWA terdapat indikasi keterlibatan elit-elit politik dan bisnis Tanzania baik secara langsung ataupun tidak langsung, berkaitan erat dengan sistem kepercayaan dan kebudayaan yang melekat di Tanzania. Strategi advokasi UTSS yaitu melakukan kampanye global, dengan target utama masyakarat internasional dan Organisasi Internasional PBB. Hasil perjuangan advokasi PWA oleh UTSS di Tanzania tahun 2010-2015 menunjukkan signifikansi peranan organisasi internasional non-state dalam memperjuangkan isu HAM secara global. UTSS berhasil mendorong PBB sebagai organisasi internasional paling legitimate, dengan beberapa kebijakan global untuk mendukung HAM PWA di dunia. Hal ini menunjukkan efektifitas jaringan advokasi yang dibangun UTSS secara global.
Imagined Community: Refleksi Kognisi Masyarakat Muda terhadap Identitas Regional ASEAN Rachmayani
Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 21 No. 2 (2024): Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Publisher : Institute of Social and Political Science Jakarta (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta - IISIP Jakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36451/jisip.v21i2.338

Abstract

Ada anggapan bahwa komunitas ASEAN merupakan imagined community yaitu komunitas hanya dalam bayangan hasil dari konstruksi sosial negara anggotanya, bukan proses yang berasal dari keterikatan yang bersifat alamiah. Artikel ini merupakan kajian literatur yang bertujuan menjelaskan dan mengonfirmasi argumen tersebut. Kajian akan diuraikan dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan teori konstruktivisme. Hasil kajian menunjukkan bahwa sebagian besar warga negara anggota ASEAN, khususnya kaum muda, belum memiliki rasa keterikatan dengan komunitas ASEAN, kognisi we feeling terhadap ASEAN belum terbangun. Hal tersebut disebabkan belum maksimalnya program edukasi dan promosi nilai-nilai bersama. Temuan tersebut mengonfirmasi berlakunya anggapan atau argumen imagined community yang disematkan terhadap ASEAN. Implikasinya untuk mewujudkan sebuah komunitas dan menguatkan identitas regional membutuhkan upaya internalisasi nilai dan norma yang lebih maksimal dengan meminimalisir setiap hambatan yang ada, baik melalui jalur struktur yaitu sumber daya dan norma lembaga ASEAN maupun agency yaitu negara-negara anggotanya termasuk warga negaranya.
Strategi Aktor Non-Negara Menyelamatkan Korban Cyber Scam Warga Negara Indonesia di Myanmar Tahun 2023 Indarwati, Netik; Suryanjari, Enny; Rachmayani; Seseloberani
Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 21 No. 2 (2024): Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Publisher : Institute of Social and Political Science Jakarta (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta - IISIP Jakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36451/jisip.v21i2.349

Abstract

Menyelamatkan korban pidana perdagangan orang  yang terjadi antarnegara melibatkan banyak aktor. Dalam perspektif liberalis, seharusnya aktor non-negara menjadi peranan dominan, apakah benar demikan? Penelitian ini bertujuan menjelaskan strategi aktor non negara Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) dalam menyelamatkan korban cyber scam di Myanmar tahun 2023. Landasan teori yang  digunakan ialah teori liberalisme institusional dan Transnational Advocacy Network (TAN), dengan metode penelitian studi kasus deskriptif. Hasil penelitian menjelaskan bahwa Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) selaku aktor Transnational Advocacy Network menggunakan strategi information politics, symbolic politics, leverage politics, dan accountability politics secara simultan terhadap target utama pemerintah Indonesia. Sebagai aktor non-negara, dalam menerapkan strategi tersebut, SBMI berkolaborasi dengan aktor non-negara lainnya dan aktor negara yang memiliki otoritas dalam menyelamatkan korban kejahatan cyber scam 20 WNI di Myanmar.  Simpulannya,  penggunaan elemen TAN secara simultan dan kolaborasi dengan aktor  negara dan non-negara lainnya menjadi faktor utama keberhasilan dalam menyelamatkan korban yang terjebak kejahatan online.