Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan global yang signifikan, terutama di Indonesia dan Provinsi Maluku. Penyakit ini menyerang baik orang dewasa maupun anak-anak, dengan peningkatan kasus pada anak yang cukup mengkhawatirkan. Program Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) telah diperkenalkan untuk mengurangi penularan TBC, namun cakupannya masih rendah di beberapa wilayah. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan pendekatan studi kasus di Puskesmas Air Besar, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, yang dilaksanakan pada bulan Mei 2024. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan 8 orang tua dan 2 tenaga kesehatan, serta analisis dokumen. Orang tua yang memberikan TPT kepada anak mereka umumnya memahami manfaatnya dalam mencegah penularan TBC. Namun, pemahaman mereka terhadap kemungkinan efek samping masih terbatas. Alasan utama pemberian TPT adalah untuk mencegah penularan penyakit kepada anggota keluarga lain, khususnya anak-anak. Meskipun ada kesadaran akan pentingnya TPT, masih terdapat tantangan dalam implementasinya, terutama terkait pemahaman yang terbatas tentang efek samping obat. Edukasi kesehatan yang lebih intensif sangat diperlukan untuk memastikan keberlanjutan pengobatan yang tepat bagi anak-anak yang berisiko terpapar TBC. Peningkatan cakupan TPT dan pemahaman masyarakat menjadi kunci dalam menekan penyebaran TBC di komunitas.