Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 LIRUNG KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD Entaren, Hardina Debora; Adam, Hilman; Wowor, Ribka Elisabeth
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.43707

Abstract

Perilaku merokok adalah kebiasaan menyalakan rokok dan menghirup asapnya sebelum akhirnya menghembuskannya kembali. Peserta didik merupakan bagian dari masyarakat yang berupaya mengembangkan potensinya melalui proses pendidikan pada jenjang tertentu. Di Kabupaten Kepulauan Talaud, jumlah konsumsi rokok per minggu oleh perokok tembakau mengalami peningkatan dari 58,87% pada tahun 2020 menjadi 67,41% pada tahun 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok di kalangan peserta didik SMA Negeri 1 Lirung. Studi ini dilakukan pada Agustus 2024 dengan pendekatan kuantitatif menggunakan desain Cross Sectional Study. Populasi penelitian terdiri dari seluruh peserta didik SMA Negeri 1 Lirung, berjumlah 249 siswa, dengan teknik pengambilan sampel Total Sampling. Variabel yang di analisis meliputi pengetahuan, sikap, pengaruh orang tua, serta pengaruh teman sebaya sebagai variabel bebas, sementara perilaku merokok dijadikan sebagai variabel terikat. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara univariat serta bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (p ≤ 0,05) antara variabel pengetahuan (p = 0,000), sikap (p = 0,000), pengaruh orang tua (p = 0,000), serta pengaruh teman sebaya (p = 0,000) dengan perilaku merokok. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut memiliki keterkaitan dengan perilaku merokok pada peserta didik SMA Negeri 1 Lirung.
Apakah Postur Kerja Berhubungan dengan Kelelahan Kerja? Linoe, Ribka Gloria; Sumampouw, Oksfriani Jufri; Wowor, Ribka Elisabeth
SITEKIN: Jurnal Sains, Teknologi dan Industri Vol 19, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/sitekin.v19i2.17287

Abstract

Work postures that are not ergonomic will cause isometric muscle contraction (against resistance) in the main muscles involved in the work. Unnatural posture can cause muscles to not work efficiently, therefore, muscles need more strength to complete their work, which can increase the load that can cause fatigue and strain on muscles and tendons. The purpose of this study was to determine the correlation between work posture and work fatigue on workers at PT. Nusantara Sejahtera Bersama (NSB) Beton Indonesia in Tateli Village, Minahasa Regency. Method: This is a correlational research. This research was conducted at PT. NSB Beton Indonesia Tateli Village, Minahasa Regency in August-December 2021. The respondents of this study were all workers at PT. NSB Beton Indonesia Tateli totaling 32 people. Work posture was measured using the Ovako Working Posture Analysis System (OWAS) Questionnaire. Work fatigue was measured using the Work Fatigue Measurement Tool Questionnaire (KAUPKK). Data analysis was carried out univariately and bivariately. Results: The results showed that the most respondents are aged 16-35 years (62.5%), male (87.5%), high school education (68.8%) and working period > 3 years (65.6%). Furthermore, it was found that the most respondents were in the category of very tired work fatigue (71.9%) and high work posture (56.3%). The results of the cross tabulation show that respondents with high work postures are mostly in the category of very tired work fatigue, as many as 16 respondents, on the other hand, respondents with low work postures have the most low work fatigue as many as 1 respondent. The results of the statistical test obtained a significance value of 0.006 (<0.05), which means that work posture and work fatigue are significantly related. Conclusion: It can be concluded that there was correlation between work posture and work fatigue on workers at PT. NSB Beton Indonesia in Tateli Village, Minahasa Regency. Therefore, workers must work in an ergonomic position and further research needs to be done on other factors that cause work fatigue
Hubungan Postur Kerja dan Kelelahan Kerja pada Pekerja PT. Nusantara Sejahtera Bersama Beton Indonesia di Desa Tateli Kabupaten Minahasa Linoe, Ribka Gloria; Sumampouw, Oksfriani Jufri; Wowor, Ribka Elisabeth
Jurnal Lentera Sehat Indonesia Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Lentera Sehat Indonesia
Publisher : Yayasan Bina Lentera Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57207/294he431

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menggambarkanpostur kerja dannkelelahan kerja pada pekerja PT. Nusantara Sejahtera Bersama (NSB) Beton Indonesia di Desa Tateli Kabupaten Minahasa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptifyang dilaksanakan di PT. NSB Beton Indonesia Desa Tateli Kabupaten Minahasa pada Agustus-Desember 2021. Responden penelitian ini yaitu seluruh pekerja di PT. NSB Beton Indonesia Tateli yang berjumlah 32 orang. Postur kerja diukur menggunakan Kuesioner Ovako Working Posture Analysis System (OWAS). Kelelahan kerja diukur menggunakan Kuesioner Alat Ukur Perasan Kelelahan Kerja (KAUPKK). Analisis data yang dilakukan secara univariat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa responden paling banyak berumur 16-35 tahun (62,5%), berjenis kelamin laki-laki (87,5%), berpendidikan SMA (68,8%) dan masa kerja > 3 tahun (65,6%). Selanjutnya diperoleh bahwa responden paling banyak masuk kategori kelelahan kerja yang sangat lelah (71,9%) dan postur kerja tinggi (56,3%). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu dominanmasukkategoripostur kerja risikotinggi dan kelelahan kerja sangat lelahpada pekerja PT. NSB Beton Indonesia di Desa Tateli Kabupaten Minahasa. Oleh karena itu, para pekerja pihakmanajemendapatmelakukanupayapencegahankelelahan kerja.