Gizi kurang adalah masalah kesehatan global, termasuk di Indonesia, yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut SSGI 2023, prevalensi stunting pada balita mencapai 21,5%, sehingga memerlukan penanganan serius. Salah satu penyebab utama gizi kurang adalah kekurangan asupan gizi selama periode 1000 hari pertama kehidupan. Pengetahuan gizi menjadi faktor kunci dalam pemenuhan kebutuhan gizi pada masa tersebut, sehingga diperlukan intervensi edukatif, salah satunya melalui metode emo-demo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan ibu mengenai cara membuat gummy berbahan dasar buah naga dan ikan lemuru sebagai alternatif edukasi gizi, dengan menggunakan pendekatan Emo-Demo yang dievaluasi melalui pretest dan posttest. Penelitian ini memakai pendekatan kuantitatif dengan desain One Group Pre-Test Post-Test. Kegiatan dilakukan pada hari Rabu, 14 Mei 2025, di Aula Balai Desa Wringinpitu. Seluruh populasi yang terdiri dari 43 orang ibu dijadikan sampel dengan teknik total sampling. Untuk menganalisis perubahan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi, digunakan uji Wilcoxon. Selain itu, analisis N-Gain dilakukan untuk menilai seberapa efektif metode emo-demo dalam meningkatkan pengetahuan peserta. Pengetahuan ibu-ibu anggota PKK di Desa Wringinpitu meningkat setelah diberikan edukasi melalui metode emo-demo. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest dengan nilai signifikansi 0,018. Sementara itu, perhitungan N-Gain menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan termasuk dalam kategori sedang. Metode emo-demo terbukti cukup efektif dalam meningkatkan pemahaman ibu mengenai pembuatan gummy dari ikan lemuru dan buah naga sebagai bagian dari edukasi gizi.