Kelelahan kerja merupakan permasalahan umum yang dapat berdampak pada penurunan produktivitas serta meningkatkan risiko kecelakaan di tempat kerja. Kelelahan yang disebabkan oleh tingginya beban kerja dan sistem kerja shift terbukti memiliki kontribusi besar terhadap munculnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. PT Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong merupakan perusahaan yang beroperasi selama 24 jam secara berkelanjutan. Kondisi ini menyebabkan para pekerjanya, terutama operator, menghadapi beban kerja yang tinggi serta menjalani pola kerja shift yang tidak sesuai dengan ketentuan jam kerja standar pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara beban kerja dan sistem kerja shift dengan tingkat kelelahan kerja pada pekerja operator di PT Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong. Metode yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional, yang dilaksanakan pada bulan Oktober hingga November 2024. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 44 orang pekerja, yang ditentukan dengan metode total sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner untuk mengumpulkan data. Analisis hubungan antar variabel dilakukan dengan menggunakan uji statistik Spearman Rank dan Chi-Square. Berdasarkan hasil uji Spearman Rank, diperoleh nilai signifikansi p = 0,002 (<0,05) dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,450, yang menunjukkan adanya hubungan antara beban kerja dan kelelahan kerja. Sementara itu, hasil uji Chi-Square untuk menganalisis hubungan antara sistem kerja shift dan kelelahan menunjukkan nilai p = 0,002 (<0,05), yang juga signifikan. Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara beban kerja dan kerja shift dengan tingkat kelelahan pada pekerja operator di PT Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong.