Malaria masih menjadi masalah kesehatan global yang signifikan, terutama di daerah tropis seperti Indonesia. Meningkatnya resistensi terhadap terapi berbasis artemisinin, akibat mutasi genetik Plasmodium falciparum, menuntut pencarian terapi alternatif yang lebih efektif dan aman. Penelitian ini bertujuan meninjau potensi sinergis antara ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dan Artemisia annua sebagai terapi antimalaria. Metode yang digunakan adalah pendekatan Narrative Literature Review (NLR), dengan pencarian artikel dari database Google Scholar dan ResearchGate yang diterbitkan antara tahun 2020 hingga 2025. Artikel diseleksi berdasarkan kriteria inklusi yang mencakup ketersediaan full-text, penggunaan desain kuantitatif atau kualitatif, serta relevansi topik terhadap malaria Plasmodium falciparum. Dari 483 artikel yang ditemukan, 13 diseleksi dan 4 artikel utama dianalisis mendalam. Hasil kajian menunjukkan bahwa kombinasi kedua tanaman memiliki efek antiplasmodium dan imunostimulan yang kuat, ditandai oleh penurunan parasitemia dan peningkatan aktivasi sel T CD4+. Kandungan flavonoid dalam daun kelor juga membantu menstabilkan radikal bebas yang dihasilkan dari metabolisme artemisinin, sehingga meningkatkan efektivitas dan mengurangi risiko resistensi. Simpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa kombinasi ekstrak daun kelor dan Artemisia annua memiliki potensi besar sebagai alternatif terapi malaria yang inovatif dan holistik. Namun, dibutuhkan studi lanjutan berbasis uji klinis untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanannya pada manusia secara luas.