General anestesi merupakan prosedur yang umum digunakan dalam pembedahan, namun dapat menyebabkan perubahan fisiologis, termasuk ketidakstabilan suhu tubuh. Pasien yang menjalani general anestesi berisiko mengalami hipotermia yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Salah satu penanganan untuk hipotermia pasca general anestesi adalah pemberian infus hangat. Infus hangat merupakan cairan infus yang dihangatkan sehingga dapat mengembalikan suhu tubuh ke set point. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian infus hangat terhadap stabilitas suhu tubuh pasien post general anestesi di Instalasi Bedah Sentral RSUD Jend. A. Yani Metro. Desain penelitian ini menggunakan pre-experimental design dengan rancangan one group pretest-posttest dengan uji Wilcoxon. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien post general anestesi dengan umur 18-45 tahun sejumlah 62 responden dengan menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi stabilitas suhu tubuh. Didapatkan jumlah responden terbanyak berdasarkan pengukuran suhu tubuh post general anestesi sebelum dilakukan intervensi pemberian infus hangat, yaitu hipotermia sedang sebanyak 60 responden (96.8%) dan hipotermia ringan sebanyak 2 responden (3.2%), berdasarkan pengukuran suhu tubuh post general anestesi setelah dilakukan intervensi pemberian infus hangat, yaitu hipotermia sedang sebanyak 5 responden (8.1%), hipotermia ringan sebanyak 27 responden (43.5%), dan normotermia sebanyak 30 responden (48.4%). Hasil uji Wilcoxon sign rank test didapatkan p value sebesar 0.000 < 0.05. Ada pengaruh yang signikan antara pemberian infus hangat terhadap stabilitas suhu tubuh pasien post general anestesi di RSUD Jend. A. Yani Metro.