Penelitian ini membahas secara komprehensif peran negara dalam pengembangan pendidikan Islam di Iran dan Indonesia, khususnya dalam kaitannya dengan upaya mencerdaskan sumber daya manusia (SDM). Kedua negara ini memiliki sejarah perkembangan pendidikan Islam yang panjang dan dipengaruhi oleh latar sosio-politis yang berbeda. Iran, dengan identitas teokrasi Syiah yang kuat, menempatkan pendidikan Islam sebagai instrumen ideologis sekaligus strategis dalam membangun keunggulan bangsa. Sementara itu, Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia mengembangkan pendidikan Islam melalui pendekatan yang lebih inklusif, demokratis, dan partisipatif, sehingga melahirkan keragaman model dan institusi pendidikan.Latar belakang sistem politik menjadi faktor penentu peran negara dalam mengendalikan arah kebijakan pendidikan Islam di masing-masing negara. Di Iran, negara menjadi aktor dominan yang mengatur kurikulum, kualifikasi pendidik, dan arah pengembangan ilmu pengetahuan melalui lembaga-lembaga negara yang terpusat. Model ini memungkinkan Iran menjalankan sistem pendidikan yang seragam dan terarah, terutama dalam integrasi agama dan sains. Sebaliknya, Indonesia memberikan ruang luas kepada masyarakat, organisasi Islam, pesantren, dan lembaga swasta untuk menjadi bagian penting dari perkembangan pendidikan Islam. Pluralitas dan desentralisasi kebijakan pendidikan menjadi ciri khas Indonesia dalam mengembangkan SDM yang religius sekaligus terbuka terhadap dinamika global.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif berbasis studi literatur dengan teknik analisis komparatif untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan mendasar antara kedua negara. Berbagai sumber ilmiah dianalisis untuk memetakan bagaimana kebijakan pemerintah, budaya religius masyarakat, dan struktur kelembagaan pendidikan berpengaruh terhadap kualitas SDM. Analisis komparatif memungkinkan peneliti melihat pola-pola yang muncul secara spesifik