Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Bibliometrik Penelitian Influenza menggunakan VOSviewer Putu Meisa Cahyana; Gede Hada Satria Wibawa Putra Arnatha; Putu Ristanaya Maurayanti; Kadek Risa Apriani; Ida Ayu Sitha Cahyani; Ni Kadek Sri Adnyani Alit Putri; Putu Alin Michelle Arisanti; Desak Nandini Prameswari Pagedongan; Rahma Jeanyfer Gita Natih
Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi Vol. 3 (2024): Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi 2024
Publisher : Program Studi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/WSNF.2024.v03.p43

Abstract

Influenza merupakan penyakit pernafasan akut yang telah menjadi wabah dan epidemi di seluruh dunia. Karena influenza telah menjadi perhatian besar di bidang kesehatan, mendorong para peneliti untuk melakukan penelitian dan mempublikasikannya di berbagai media massa, termasuk jurnal. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tren dan sebaran penelitian terkait influenza, memberikan gambaran jelas mengenai topik yang dibahas, jenis publikasi, asal negara peneliti, jurnal tempat hasil penelitian tersebut diterbitkan, serta bahasa dalam analisis bibliometrik. Untuk memperoleh informasi mengenai penelitian Influenza digunakan kata kunci influenza dengan database Google Scholar. Sebagai acuan penggalian hasil pencarian, digunakan area topik berdasarkan kata kunci, judul dan kriteria abstrak yang berkaitan dengan penelitian influenza. Ekstraksi hasil pencarian dilakukan menggunakan VOSviewer. Ditemukan total 44 artikel dengan tipe data Artikel Jurnal dalam range tahun publikasi 2014 hingga 2021. Publikasi tentang influenza menjadi tren dari tahun ke tahun, mengingat influenza dapat terjadi setiap tahunnya. Sementara itu, kata kunci yang paling sering dibicarakan yaitu influenza, vaksinasi, virus influenza, pandemi, dan vaksin. Penggunaan VOSviewer dapat menganalisis jumlah artikel yang telah diterbitkan tentang influenza, hubungan antara influenza dan vaksinasi, dan menawarkan pengamatan penting mengenai tren penelitian yang muncul dan wawasan terkini.
Dampak Resistensi Antibiotik terhadap Kesehatan Masyarakat di Negara Berkembang dan Upaya Pencegahannya untuk Meningkatkan Kualitas Kesehatan Global Kadek Risa Apriani; Ketut Widyani Astuti
Jurnal Praba : Jurnal Rumpun Kesehatan Umum Vol. 3 No. 3 (2025): September : Jurnal Praba : Jurnal Rumpun Kesehatan Umum
Publisher : STIKES Columbia Asia Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62027/praba.v3i3.492

Abstract

Antimicrobial resistance (AMR) poses a major global health threat, with severe impacts in developing countries due to weak health systems, poor regulation, and low sanitation standards. This review summarizes 12 studies from Asia and Africa on AMR’s clinical, social, economic, and environmental effects. AMR leads to first-line treatment failure, prolonged hospital stays, increased morbidity and mortality, and necessitates costly, toxic last-line antibiotics. Economic consequences include higher treatment costs, productivity loss, and poverty risk from high medical expenses. Environmental contributors such as contamination from medical waste, livestock, and the food industry accelerate resistant bacteria spread. Effective control requires integrated strategies, including Antimicrobial Stewardship Programs (ASP) based on AWaRe classification, laboratory strengthening, One Health approaches, public education, strict antibiotic distribution regulations, and cross-sector monitoring. These measures aim to curb AMR progression and reduce health burdens in developing nations. The rise of AMR further complicates healthcare delivery in countries already struggling with limited resources and underfunded healthcare systems. The growing prevalence of multidrug-resistant (MDR) and extensively drug-resistant (XDR) organisms threatens the effectiveness of current medical treatments, including those for common infections such as tuberculosis and pneumonia. Infections that were once easily treatable with antibiotics are now leading to longer and more complicated hospitalizations, greater healthcare costs, and higher death rates. Additionally, the lack of access to newer, more effective antibiotics and diagnostic tools makes managing resistant infections in these regions even more challenging. Environmental factors, particularly contamination from healthcare facilities and agricultural practices, play a key role in the proliferation of resistant pathogens.