PT. Jampalan Baru merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri sabun. Permasalahan pada perusahaan adalah kelebihan persediaan produk sabun batang (over stock). Over stock pada PT. Jampalan Baru disebabkan oleh faktor produksi yang dilakukan secara terus menerus sehingga persediaan produk sabun batang menumpuk digudang dan menyebabkan kelebihan persediaan. Permasalahan tersebut menuntut perusahaan untuk mempunyai sistem pengelolaan persediaan yang baik agar persediaan sabun tidak kelebihan dan tetap optimal. Penelitian ini bertujuan mendapatkan sebuah model untuk perusahaan dalam melakukan perencanaan produksi dan pengendalian persediaan produk sabun batang di PT. Jampalan Baru Asahan. Metode yang dapat digunakan yaitu Metode Min-Max. Metode Min-Max merupakan metode pengendalian persediaan yang didasarkan atas asumsi bahwa apabila persediaan telah melewati batas-batas minimum dan mendekati batas dari persediaan pengaman, maka harus dilakukan produksi kembali, terdapat 2 batas dalam metode persediaan Min–Max, yaitu batas minimum level produksi kembali dan batas maksimum sebagai batas maksimal perusahaan untuk memenuhi kebutuhan persediaan produk. Hasil dari perhitungan untuk perencanaan pengendalian persediaan pada produk sabun batang PKS Kuning didapatkan safety stock sebanyak 2.691 Pack, minimum stock sebanyak 14.352 Pack, maximum stock sebanyak 26.013 Pack, jumlah produksi sebesar 23.322 Pack, titik produksi kembali sebesar 14.352 Pack dan frekuensi produksi dalam setahun sebanyak 26 kali atau 14 hari sekali. Untuk produk sabun batang Bintang Hijau didapatkan safety stock sebanyak 1.296 Pack, minimum stock sebanyak 4.784 Pack, maximum stock sebanyak 8.272 Pack, jumlah produksi sebesar 6.977 Pack, titik produksi kembali sebesar 4.784 Pack dan frekuensi produksi dalam setahun sebanyak 26 kali atau 14 hari sekali.