Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENINGKATAN KEKERASAN PERMUKAAN FERRO CASTING DUCTILE (FCD) 700 MELALUI PROSES NITRIDASI DENGAN MEDIA UREA Purwadadi, Wiwik; Idamayanti, Dewi; Firman, Firman
Creative Research Journal Vol 1, No 01 (2015)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP2D) Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (810.405 KB)

Abstract

Ferro Casting Ductile (FCD) 700 digunakan untuk produk yang memerlukan kekuatan, duktilitas dan ketahanan impak, misalnya pada poros engkol. Untuk meningkatkan kinerja material dapat dilakukan pengerasan permukaan antara lain dengan proses nitridasi. Proses nitridasi dengan menggunakan urea sebagai sumber nitrogen dilakukan untuk meningkatkan kekerasan permukaan hingga 700 HV (60 HRC). Pada penelitian ini proses nitridasi dilakukan berdasarkan rasio urea per luas permukaan nitridasi. Variabel parameter yang diaplikasikan adalah temperatur (530 0C, 550 0C, 580 0C, 600 0C, dan 620 0C) dan waktu proses (1 jam dan 2 jam). Parameter yang digunakan secara konstan adalah rasio ketersediaan urea per luas permukaan sebesar 0,25 g/mm2 dan tekanan ruangan nitridasi 0,3 Mpa. Verifikasi hasil dilakukan dengan pengujian kekerasan dan struktur mikro. Berdasarkan analisa struktur mikro yang didapat, pada variasi temperatur dan waktu nitridasi (580 0C, 600 0C, dan 620 0C dengan waktu proses nitridasi 1 jam dan 530 0C, 5500C, 580 0C, 600 0C, dan 620 0 dengan waktu proses 2 jam) dihasilkan white layer pada permukaan FCD 700. Kedalaman white layer maksimum terjadi pada temperatur nitridasi 620 0C dengan waktu nitridasi 2 jam sebesar 4,83 ?m. Kekerasan permukaan tertinggi sebesar 733 HV dihasilkan pada temperatur 580 0C dengan waktu proses 2 jam.
Pengaruh Proses Tempering Ganda Terhadap Sifat Mekanik Material Baja Cor Paduan Ni-Cr-Mo [The Influence of Double Tempering on Mechanical Properties of Ni-Cr-Mo Cast Steel Alloy] Bandanadjaja, Beny; Idamayanti, Dewi
Metalurgi Vol 32, No 1 (2017): Metalurgi Vol. 32 No. 1 April 2017
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (881.914 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v32i1.219

Abstract

This research is conducted in order to find the improvement of steel casting mechanical property, that has been treated on double tempering processes. High toughness is required in order that on the application the steel must has capability of holding the impact load or shock without fracture. Properties of steel in the as-cast condition is quite brittle, the elongation is quite low. In order to improve the toughness, the cast steel can be given additional tempering treatment after normalizing processes. The tempering process will reduce hardness and improve the elongation so that the toughness of the steel material can be increased. The second tempering is required to eliminate the brittle phase that occurs and the elongation of the steel material can be increased. The process of heat treatment which has been applied is normalizing followed with a double tempering temperature variation. The variation of tempering temperature is given to find the best combination of the mechanical properties of strength and elongation. The result showed that the heat treatment processes on Ni, Cr and Mo alloy steel material can increase its elongation without decreasing in tensile strength significantly. In the as-cast condition the steel is very brittle i.e. 4% elongation and impact value of 15 J/Cm2. The heat treatment process which produces high toughness with the best combination of tensile strength and elongation is the process of normalizing followed by first and the second tempering at 650 °C. Mechanical properties result with tensile strength of 68.3 MPa, yield strength of 52.5 MPa and elongation of 20 %. Material toughness is increased after double tempering around 142 J/Cm2.AbstrakPenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbaikan sifat mekanik material baja cor paduan Cr-Ni-Mo yang telah mengalami proses tempering ganda. Ketangguhan tinggi diperlukan agar dalam aplikasinya baja mampu meredam atau menahan beban impak atau kejut dengan baik. Sifat mekanik baja cor pada kondisi as-cast cukup getas dengan elongasi cukup rendah. Untuk dapat meningkatkan ketangguhannya maka baja cor dapat diberikan perlakuan tambahan yaitu proses tempering setelah normalising. Namun proses tempering yang diberikan dapat pula memunculkan presipitat karbida yang bersifat getas. Oleh karenanya, tempering kedua diperlukan dengan demikian fasa getas yang terjadi dapat dihilangkan serta elongasi baja dapat semakin meningkat. Proses perlakuan panas yang diterapkan adalah proses normalising yang dilanjutkan tempering ganda dengan variasi temperatur tempering, untuk mengetahui kombinasi kekuatan dengan elongasi baja yang terbaik. Hasil yang diperoleh bahwa baja paduan Ni, Cr dan Mo dapat menghasilkan elongasi yang meningkat tanpa diikuti dengan penurunan kekuatan tarik secara signifikan. Pada kondisi as-cast material baja memiliki sifat yang sangat getas yaitu elongasi 4% dan harga impak 15 J/cm2. Proses perlakuan panas yang menghasilkan ketangguhan terbaik dengan kombinasi kekuatan tarik dan elongasi yang tertinggi adalah proses normalising diikuti oleh tempering I dilanjutkan dengan tempering II pada temperatur 650 °C. Sifat mekanik yang dapat dicapai yaitu kekuatan tarik sebesar 68,3 MPa, kekuatan luluh sebesar 52,5 MPa dan elongasi sebesar 20%. Ketangguhan baja cor meningkat setelah tempering ganda menjadi 142 J/Cm2.
Pengaruh Aditif Dalam Larutan Watts Buffer Sitrat Terhadap Karakteristik Deposit Nikel Pada Proses Pelapisan Baja Karbon Rendah [The Influence of Additive on Watts Buffer Sitrate Solution to The Nickel Deposition Characteristic on Low Carbon Steel Plating Process] Widyanto, Bambang; Idamayanti, Dewi
Metalurgi Vol 31, No 3 (2016): Metalurgi Vol. 31 No. 3 Desember 2016
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3910.063 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v31i3.154

Abstract

Research on the substitution of boric acid with citric acid in Watts electrolyte for nickel electroplating on low carbon steel has been conducted. Nickel was deposited on low carbon steel by electroplating method at 50 °C, pH 4, and the current density 0,17A / cm2 for 5 minutes. The additives that used to produce a bright nickel deposit are sodium lauryl sulfate as a surfactant, saccharin and 2-butyne-1,4- diol as a brightener. The results showed Watts citrate buffer solution can increase the hardness of nickel deposits up to 431 ± 9 VHN, deposits tend to be more brittle and generate porosity. Lauryl sulfate 0.08 g / L can effectively eliminate porosity, slightly increase the hardness of the deposit be 482 ± 4 VHN and tend to be more resilient. Synergies saccharin and 2-butyne-1,4-diol (1.5 to 0.15 g/L) as the brightener produces bright surface and harden up to 587 ± 6 VHN. Adhesion to deposit nickel on low carbon steel is relative strong which has been proved by performing bend test. The use of brightener can play a role as well as grain refinement in the coating process. It is shown by the results of morphological observation surface of nickel deposit that deposit grains with brightener is finer than without brightener. The thickness of deposit can not fully be homogeneous which the middle area is thicker 6.8 to 11 μm than the edge 12-33 μm.AbstrakPenelitian mengenai substitusi asam borat dalam larutan Watts untuk elektroplating nikel telah dilakukan dengan mempergunakan asam sitrat. Nikel didepositkan dengan metode elektroplating pada suhu 50oC, pH 4, dan rapat arus 0,17A/cm2 selama 5 menit. Buffer sitrat dalam larutan Watts meningkatkan kekerasan deposit nikel sampai 431±9 VHN, deposit cenderung lebih getas dan menghasilkan porositas sebagai akibat adsorpsi hidrogen. Aditif yang digunakan untuk menghasilkan deposit bright nickel adalah natrium lauril sulfat sebagai surfaktan, saccharin dan 2-butyne-1,4-diol sebagai brightener. Hasil penelitian menunjukkan natrium lauril sulfat 0,08 g/L efektif dapat menghilangkan porositas, sedikit meningkatkan kekerasan deposit menjadi 482±4 VHN dan cenderung menjadi lebih ulet. Sinergi saccharin dan 2-butyne-1,4-diol (1,5 : 0,15 g/L)sebagai brightener menghasilkan permukaan yang bright dan meningkatkan kekerasannya lagi sampai 587±6 VHN. Daya rekat deposit nikel pada baja karbon rendah relatif kuat yang telah dibuktikan dengan melakukan bend test. Penggunaan brightener dapat berperan juga sebagai grain refinement pada proses pelapisan ini yang ditunjukkan oleh hasil pengamatan morfologi permukaan deposit, dimana butir yang diamati lebih halus bila dibandingkan dengan hasil pelapisan tanpa brightener. Ketebalan deposit yang dihasilkan belum dapat sepenuhnya berada dalam kondisi yang homogen, dimana tebal pada bagian tengah adalah 6,8 – 11 μm dan pada bagian tepi adalah 12 – 33 μm.
RANCANGAN PROSES MATERIAL AISI 4140 UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DIFFUSER YANG AUS KARENA BEBAN EROSI Bandanadjaja, Beny; Idamayanti, Dewi; Hanafi, Rinaldy Alviana
Metalurgi Vol 34, No 3 (2019): Metalurgi Vol. 34 No. 3 Desember 2019
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.418 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v34i3.485

Abstract

Part Diffuser merupakan bagian dari mesin Mill batu bara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bukit Asam yang terkikis habis oleh erosi serbuk batubara. Material asli yang digunakan sebelumnya adalah FC250+0,5%Cr yang memiliki nilai laju erosi 0,0015 mg/s dan harga impak 4,25 J/cm2. Material tersebut memiliki umur pakai hanya 6 bulan, sementara umur pakai yang diinginkan adalah minimal 18 bulan. Dalam penelitian ini dilakukan perancangan proses pada material AISI 4140 untuk menjadi pengganti material lama. Tujuannya untuk mendapatkan material pengganti yang memiliki umur pakai 18 bulan atau lebih. Selain sifat ketahanan erosi,  ketahanan terhadap munculnya retak akibat getaran juga menjadi tuntutan yang perlu diperhatikan. Dengan demikian yang menjadi batas atas adalah laju erosi material baru 1/3 laju erosi material asli yaitu sebesar 0,0005 mg/s dan batas bawahnya adalah adalah nilai impak material asli sebesar  4,25 J/cm2. Metode yang dipakai pada material AISI 4140 adalah dengan proses perlakuan panas normalising-hardening yang diikuti dengan variasi tempering 200 °C, 300 °C,450 °C dan 600 °C sebagai pilihan untuk dianalisis proses terbaiknya. Pengujian yang dilakukan adalah uji kekerasan Rockwell, Impak dan Jet Erosion Test. Dari hasil percobaan dapat diperoleh persamaan fungsi umur pakai U(x) terhadap kekerasan HRC (x), yaitu . Hasil terbaik diperoleh pada sampel dengan variasi tempering 200 °C dengan perkiraan umur 27 bulan dan tempering 450 °C dengan perkiraan umur pakai 18 bulan
Pengaruh Proses Normalising dan Tempering Ganda Terhadap Peningkatan Nilai Modulus of Toughness Baja AISI 4340 Bandanadjaja, Beny; Idamayanti, Dewi
TEKNIK Vol 41, No. 2 (2020): August 2020
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/teknik.v0i0.25950

Abstract

Baja AISI 4340 merupakan baja paduan Nikel, Chrom dan Molibden. Baja ini memiliki sifat kemampuan untuk dilaku-panas (heat-treatable) yang baik. Penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan ketangguhan baja AISI 4340 melalui proses perlakuan panas. Metode percobaan dilakukan dengan memberikan variasi proses perlakuan panas pada baja AISI 4340. Proses perlakuan panas yang diberikan yaitu normalising pada temperatur 900 °C, tempering tahap pertama pada temperatur 650 °C dan tempering tahap kedua dengan variasi 650 °C dan 705 °C. Pengaruh pemberian tambahan proses tempering setelah normalising dan temperatur temperingnya dianalisis untuk diketahui sejauh mana dapat meningkatkan ketangguhan baja ini. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian tambahan proses tempering dua kali pada 650 °C setelah normalising pada temperatur 900 °C dapat meningkatkan elongasi baja AISI 4340. Ketangguhan sebagai salah satu sifat mekanik yang akan ditingkatkan merupakan nilai kombinasi kekuatan tarik, kuat luluh dan elongasi, dalam nilai modulus of toughness. Hasil perhitungan modulus of toughness yang terbaik diperoleh dari proses perlakuan panas normalising, kemudian tempering tahap I pada temperatur 650 °C dan tempering tahap II pada temperatur 650 °C, yaitu sebesar 1.206 kgf.mm/mm3, meningkat 450 % dibandingkan dengan kondisi as-cast tanpa proses perlakuan panas sebesar 267 kgf.mm/mm3.
Pengaruh Waktu Heat Treatment Terhadap Karakteristik Ceramic Coating Berpengikat Fosfat pada Baja Karbon Rendah Dewi Idamayanti; Beny Bandanadjaja; Andreas Yosafat
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Manufaktur Vol 1 No 1 (2019): Vol 1 No 1 (2019): Volume: 1 | Nomor: 1 | April 2019
Publisher : Pusat Pengembangan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarat (P4M) Politeknik Manufaktur Bandung (Polman Bandung)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (875.609 KB) | DOI: 10.48182/jtrm.v1i1.2

Abstract

Low carbon steel is commonly used in the coal handling industry, but has low erosion and corrosion resistance. Hence, there is often a performance decrease due to the work environment that causes erosion and corrosion. Therefore, phosphate-bonded ceramic coating is applied. Al (OH) 3 and H3PO4 are used as a base material of binder. SiC (silicon carbide) and alumina are ceramic particles which is used in this research. The heat treatment was carried out for 1 hour, 3 hours and 5 hours to determine the effect of heat treatment time on phosphate bonded ceramic characteristics. The SEM results show that the longer of the heat treatment time, the more vacancies are formed. To determine erosion resistance of ceramic coating, erosion test is conducted, and the result show that erosion rate of ceramic coating with addition of SiC particles was 7.5 mg/Kg and without SiC was 14.2 mg/Kg. To make sure of berlinite, water resistance test was carried out, because berlinite is not soluble in water and will not lose mass significantly if it’s immersed in water. The losses obtained from the water resistance test were 0.074 %. The results of the overall characterization performed showed that the longer the heat treatment time, erosion resistance and water resistance increased in the span of 1 to 5 hours.
Sintesis dan Karakterisasi Nanopartikel Zirkonia Terstabilkan Kalsium (CSZ) Berbasis Prekursor Zirkonium Hidroksida dari Pasir Zirkon Menggunakan Templat Etilen Glikol Hasna Rofifah Novianti; Eneng Maryani; Diana Rakhmawaty Eddy; Solihudin Solihudin; Ferry Arifiadi; Dewi Idamayanti
Chimica et Natura Acta Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/cna.v10.n2.40335

Abstract

Zirkonia yang distabilkan (stabilized zirconia) sangat menjanjikan karena memiliki sifat fisik, mekanik, termal, serta biokompatibilitas yang baik. Penelitian terkini memperlihatkan zirkonia yang distabilkan dapat digunakan pada bidang lingkungan, elektrolit, dan katalis. Zirkonia memiliki tiga fase yang stabil pada rentang suhu berbeda yaitu fase monoklinik, tetragonal dan kubik. Transformasi yang terjadi dari fase tetragonal ke monoklinik menyebabkan terjadinya retak mikro. Zirkonia perlu ditambahkan doping untuk dapat stabil selama pendinginan setelah tahap kalsinasi. Telah dilakukan sintesis zirkonia yang distabilkan dengan penambahan doping CaCl2 sebesar 1, 5 dan 10% b/b serta variasi suhu 600, 800 dan 1000°C untuk melihat pengaruhnya terhadap pembentukan fase ZrO2. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode sol-gel sehingga diperoleh calcia stabilized zirconia (CSZ) berukuran nano menggunakan bantuan etilen glikol sebagai templat. Hasil FTIR menunjukkan ikatan Ca-O muncul pada area sidik jari 455,9 cm-1. Ikatan Ca-O ini tumpang tindih dengan ikatan Zr-O pada daerah sidik jari 509,6 cm-1 (m-ZrO2) dan 754,16 cm-1 (t-ZrO2). Pengaruh doping dan suhu kalsinasi terhadap fase pembentukan nanopartikel CSZ dipelajari menggunakan difraksi sinar-X menunjukkan fase tetragonal teridentifikasi pada suhu kalsinasi 800°C dan fase monoklinik teridentifikasi pada suhu kalsinasi 1000°C. Konsentrasi CaCl2 mempengaruhi transformasi fase ZrO2, semakin tinggi konsentrasi CaCl2 yang ditambahkan ke dalam ZrO2 maka semakin stabil fase tetragonal ZrO2 pada sampel CSZ. Hasil morfologi dipelajari menggunakan TEM dan SEM menunjukkan nanopartikel dengan ukuran rata-rata 11-25 nm berbentuk aglomerasi dengan sebagian besar memiliki partikel berbentuk sferik dan sebagian kecil berbentuk nanorod dan nanotube.
PENINGKATAN KEKERASAN PERMUKAAN FERRO CASTING DUCTILE (FCD) 700 MELALUI PROSES NITRIDASI DENGAN MEDIA UREA Purwadi, Wiwik; Idamayanti, Dewi; Firman
CREATIVE RESEARCH JOURNAL Vol 1 No 01 (2015): Creative Research Journal
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34147/crj.v1i01.195

Abstract

Ferro Casting Ductile (FCD) 700 digunakan untuk produk yang memerlukan kekuatan, duktilitas dan ketahanan impak, misalnya pada poros engkol. Untuk meningkatkan kinerja material dapat dilakukan pengerasan permukaan antara lain dengan proses nitridasi. Proses nitridasi dengan menggunakan urea sebagai sumber nitrogen dilakukan untuk meningkatkan kekerasan permukaan hingga 700 HV (60 HRC). Pada penelitian ini proses nitridasi dilakukan berdasarkan rasio urea per luas permukaan nitridasi. Variabel parameter yang diaplikasikan adalah temperatur (530 0C, 550 0C, 580 0C, 600 0C, dan 620 0C) dan waktu proses (1 jam dan 2 jam). Parameter yang digunakan secara konstan adalah rasio ketersediaan urea per luas permukaan sebesar 0,25 g/mm2 dan tekanan ruangan nitridasi 0,3 Mpa. Verifikasi hasil dilakukan dengan pengujian kekerasan dan struktur mikro. Berdasarkan analisa struktur mikro yang didapat, pada variasi temperatur dan waktu nitridasi (580 0C, 600 0C, dan 620 0C dengan waktu proses nitridasi 1 jam dan 530 0C, 5500C, 580 0C, 600 0C, dan 620 0 dengan waktu proses 2 jam) dihasilkan white layer pada permukaan FCD 700. Kedalaman white layer maksimum terjadi pada temperatur nitridasi 620 0C dengan waktu nitridasi 2 jam sebesar 4,83 μm. Kekerasan permukaan tertinggi sebesar 733 HV dihasilkan pada temperatur 580 0C dengan waktu proses 2 jam
Cycle Voltametry Performance of Nitrogen-Doped Reduced Graphene Oxide Derived from Oil Palm Empty Fruit Bunch for Sodium-Ion Batteries Sihombing, Gunawan; Yamin, Octo Muhammad; Noer, Zikri; Lubis, Hariyati; Agus, Muhammad Abduh Akram; Idamayanti, Dewi
Journal of Technomaterial Physics Vol. 7 No. 1 (2025): Journal of Technomaterial Physics
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/jotp.v7i1.18305

Abstract

This study investigates the electrochemical performance of nitrogen-doped reduced graphene oxide (NRGO) derived from oil palm empty fruit bunches as an anode material for sodium-ion batteries (SIB). The aim is to evaluate the potential of NRGO to enhance sodium-ion storage through cyclic voltammetry (CV) analysis. The NRGO was synthesized using a modified Hummers method followed by nitrogen doping through thermal treatment under an ammonia atmosphere. Cyclic voltammetry measurements were conducted at scan rates of 0.2 mV/s, 1 mV/s, and 10 mV/s to analyze the redox behavior and charge storage capacity. At a low scan rate of 0.2 mV/s, the current response was minimal, indicating limited sodium-ion intercalation. At 1 mV/s, the current increased, suggesting enhanced ionic mobility, though no distinct redox peaks were observed, implying a primarily capacitive mechanism. At the highest scan rate of 10 mV/s, the current response increased further, but the absence of clear redox peaks persisted, indicating limited faradaic reactions. The initial CV cycles showed a higher current due to the formation of a solid electrolyte interphase (SEI) layer and structural rearrangements, which stabilized in subsequent cycles. The overall charge storage mechanism appears to be dominated by double-layer capacitance rather than faradaic processes. These findings suggest that NRGO derived from oil palm empty fruit bunches exhibits moderate electrochemical performance as a SIB anode material. While the material demonstrates promising charge storage capabilities, further optimization is required to enhance redox activity. Future research should focus on improving synthesis conditions, such as increasing nitrogen doping levels and enhancing surface area, to achieve better electrochemical performance and make NRGO a viable candidate for sodium-ion battery applications.