Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Rekonstruksi Epistimologi, Dakwah Dalam Konteks Digitalisasi Dan Era Disrupsi Muhammad Rizky Azizi; Tisya Dwi Nuraini; Syafah Audina; Ali Hasan Siswanto
Menulis: Jurnal Penelitian Nusantara Vol. 1 No. 6 (2025): Menulis - Juni
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/menulis.v1i6.404

Abstract

Digitalisasi dan era disrupsi telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dakwah Islam. Transformasi ini menuntut rekonstruksi epistemologi dakwah agar tetap relevan dalam ekosistem digital yang dinamis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana integrasi wahyu, akal, dan teknologi dapat membentuk model dakwah yang adaptif di era digital. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur dan analisis fenomenologi, penelitian ini mengkaji sumber-sumber akademik, laporan penelitian, serta wawancara dengan praktisi dakwah digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dakwah digital menghadirkan peluang besar dalam penyebaran Islam, tetapi juga menimbulkan tantangan seperti otoritas keagamaan yang terdesentralisasi dan penyebaran informasi yang tidak terverifikasi. Kontribusi penelitian ini terletak pada model rekonstruksi epistemologi dakwah berbasis literasi digital dan moderasi beragama, yang mengedepankan interaksi partisipatif serta pendekatan berbasis data dalam menyampaikan nilai-nilai Islam secara efektif di era digital.
MENGATASI REDUKSI DAKWAH DIGITAL SEBAGAI CONTENT PRODUCTION: PENDEKATAN TRANSFORMATIF BERBASIS INTEGRASI NILAI SPIRITUAL, BUDAYA ALGORITMIK, DAN TRANSFORMASI SOSIAL Padma Fadhila; Syafah Audina; Moh. Firman Ali Al Karim; Ali Hasan Siswanto
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 11 (2025): November 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena dakwah digital di era disrupsi teknologi menunjukkan kecenderungan reduksi menjadi sekadar content production yang berorientasi pada popularitas dan monetisasi, sehingga dimensi transformasi sosial-keagamaan kerap terabaikan. Artikel ini bertujuan untuk menjawab empat pertanyaan pokok: (1) mengapa dakwah digital terjebak dalam reduksi konten dan apa implikasinya terhadap transformasi sosial; (2) bagaimana tantangan epistemologis dan kultural dari ekosistem algoritmik seperti misinformasi, bias, dan radikalisasi memengaruhi praktik dakwah kontemporer; (3) metode dan pendekatan apa yang relevan untuk merumuskan strategi dakwah transformatif; serta (4) bagaimana integrasi nilai spiritual Islam, kesadaran budaya algoritmik, dan orientasi transformasi sosial dapat melahirkan model dakwah digital transformatif yang aplikatif dan berkeadilan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan critical discourse analysis dan digital ethnography. Data diperoleh melalui analisis konten dakwah digital di platform YouTube, TikTok, dan Instagram, serta wawancara mendalam dengan praktisi dakwah digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa logika algoritmik mendorong dakwah digital pada format singkat, emosional, dan sensasional, sehingga fungsi dakwah sebagai instrumen perubahan sosial melemah. Ekosistem algoritmik juga terbukti memperkuat polarisasi dan membuka ruang bagi narasi intoleran. Sebagai jawaban, penelitian ini menawarkan model konseptual Spirituality-Algorithmic Awareness-Social Change (SAS Model) yang menekankan integrasi nilai spiritual Islam, literasi algoritmik kritis, dan orientasi keadilan sosial. Kesimpulannya, dakwah digital harus bergerak melampaui reduksi konten menuju strategi transformatif yang adaptif terhadap budaya algoritmik dan berorientasi pada pembentukan ruang publik yang sehat, toleran, dan berkeadaban. Temuan ini berkontribusi pada pengembangan studi dakwah digital, komunikasi keagamaan, dan teori transformasi sosial di era digital