Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Basis Ontologi Dakwah sebagai Fondasi Kesadaran Humanistik dalam Era Post-Truth Ahmad Sofyan; Padma Fadhila; Nilta Muhimatul Hidayah; Ali Hasan Siswanto
Menulis: Jurnal Penelitian Nusantara Vol. 1 No. 6 (2025): Menulis - Juni
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/menulis.v1i6.408

Abstract

Era post-truth yang ditandai dengan dominasi emosi atas fakta, maraknya disinformasi, dan polarisasi sosial telah menciptakan krisis etika dan kemanusiaan yang berdampak pada praktik dakwah kontemporer. Dakwah cenderung terjebak pada pendekatan dogmatis dan kehilangan esensinya sebagai pembentuk kesadaran kemanusiaan yang universal. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji basis ontologi dakwah sebagai fondasi kesadaran humanistik dalam merespons tantangan era post-truth. Pendekatan yang digunakan adalah analisis filosofis-kritis dengan memadukan perspektif ontologi dakwah, filsafat humanisme, serta teori kesadaran sosial. Hasil temuan menunjukkan bahwa dakwah memiliki landasan ontologis yang berakar pada relasi transendental antara manusia dan Tuhan, yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan seperti empati, keadilan, dan penghormatan terhadap martabat manusia. Dengan mendekonstruksi praktik dakwah yang reduktif, artikel ini menawarkan konsep dakwah humanistik yang mampu membangun kembali kesadaran etis dan solidaritas sosial di tengah arus informasi yang manipulatif. Kontribusi teoretis artikel ini adalah integrasi antara ontologi dakwah dan humanisme sebagai kerangka baru dalam kajian dakwah, sedangkan kontribusi praktisnya terletak pada penyusunan strategi dakwah berbasis etika kritis yang relevan untuk menghadapi dinamika sosial era digital.
MENGATASI REDUKSI DAKWAH DIGITAL SEBAGAI CONTENT PRODUCTION: PENDEKATAN TRANSFORMATIF BERBASIS INTEGRASI NILAI SPIRITUAL, BUDAYA ALGORITMIK, DAN TRANSFORMASI SOSIAL Padma Fadhila; Syafah Audina; Moh. Firman Ali Al Karim; Ali Hasan Siswanto
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 11 (2025): November 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena dakwah digital di era disrupsi teknologi menunjukkan kecenderungan reduksi menjadi sekadar content production yang berorientasi pada popularitas dan monetisasi, sehingga dimensi transformasi sosial-keagamaan kerap terabaikan. Artikel ini bertujuan untuk menjawab empat pertanyaan pokok: (1) mengapa dakwah digital terjebak dalam reduksi konten dan apa implikasinya terhadap transformasi sosial; (2) bagaimana tantangan epistemologis dan kultural dari ekosistem algoritmik seperti misinformasi, bias, dan radikalisasi memengaruhi praktik dakwah kontemporer; (3) metode dan pendekatan apa yang relevan untuk merumuskan strategi dakwah transformatif; serta (4) bagaimana integrasi nilai spiritual Islam, kesadaran budaya algoritmik, dan orientasi transformasi sosial dapat melahirkan model dakwah digital transformatif yang aplikatif dan berkeadilan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan critical discourse analysis dan digital ethnography. Data diperoleh melalui analisis konten dakwah digital di platform YouTube, TikTok, dan Instagram, serta wawancara mendalam dengan praktisi dakwah digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa logika algoritmik mendorong dakwah digital pada format singkat, emosional, dan sensasional, sehingga fungsi dakwah sebagai instrumen perubahan sosial melemah. Ekosistem algoritmik juga terbukti memperkuat polarisasi dan membuka ruang bagi narasi intoleran. Sebagai jawaban, penelitian ini menawarkan model konseptual Spirituality-Algorithmic Awareness-Social Change (SAS Model) yang menekankan integrasi nilai spiritual Islam, literasi algoritmik kritis, dan orientasi keadilan sosial. Kesimpulannya, dakwah digital harus bergerak melampaui reduksi konten menuju strategi transformatif yang adaptif terhadap budaya algoritmik dan berorientasi pada pembentukan ruang publik yang sehat, toleran, dan berkeadaban. Temuan ini berkontribusi pada pengembangan studi dakwah digital, komunikasi keagamaan, dan teori transformasi sosial di era digital