Latar belakang: Akne vulgaris sebagai suatu bentuk peradangan kronis pada kelanjar sebasea yang dapat terjadai pada kelompok usia produktif terutama mahasiswa. Pada era digitalisasi saat ini, aksestabilitas media sosial yang mudah dan cepat berkontribusi dalam peningkatan perilaku self medication. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan paparan media sosial, perilaku swamedikasi, dan persepsi kesembuhan swamedikasi terhadap kejadian akne vulgaris. Metode: Penelitian obervasional ini menggunakan model case-control pada sekitar 190 orang mahasiswa maupun mahasiswi di Program Studi Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran, Universitas HKBP Nommensen yang dipilih melalui simple random sampling. Variabel penelitian yang diukur dalam penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin, paparan media sosial, Self-Medication, serta persepsi kesembuhan. Analisa data dalam penelitian ini diawali dengan analisa statistic deskriptid, kemudian diikuri dengan chi square dan data penelitian yang memiliki hubungan yang secara statistic signfikan pada chi square kemudian dimasukan dalam model regresi logistic. Hasil: Paparan sosial media (Nilai P: 0.020; Unadjusted OR [IK95%]:2.357 [1.132-4.909]; Adjusted OR [IK95%]: 0.577 [0.262-1.270]), perilaku self medication (Nilai P: 0.001; Unadjusted OR [IK95%]: 3.272 [1.630-6.569]; Adjusted OR [IK95%]: 0.497 [0.175-1.414]), dan persepsi kesembuhan swamedikasi (Nilai P: 0.001; Unadjusted OR [IK95%]: 2.773 [1.509-5.099]; Adjusted OR [IK95%]: 0.633 [0.246-1.629]) secara terpisah menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap terjadinya akne vulgaris. Namun, ketiga faktor tersebut tidak menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap terjadinya akne vulgaris pada model regresi logistic