Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Masker daun kelor (Moringa oleifera) untuk mengatasi wajah berjerawat: Moringa leaf mask (Moringa oleifera) to treat facial acne Saraswati, Ida Ayu Asri Diva; Yuliari, Sang Ayu Made; Ariyanti, Ni Made Putri
Widya Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2024): Widya Kesehatan
Publisher : Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyakesehatan.v6i2.6742

Abstract

Kondisi kulit wajah berpengaruh besar terhadap kepercayaan diri seseorang. Adapun permasalahan yang dapat terjadi pada kulit wajah salah satunya jerawat. Dalam sistem pengobatan tanaman berkhasiat obat yang sering digunakan salah satunya adalah tanaman kelor. Maka diangkat penelitian dengan judul Masker Daun Kelor (Moringa Oleifera) Untuk Mengatasi Wajah Berjerawat yang berlokasi di Denpasar. Penelitian ini untuk memecahkan rumusan masalah berupa manfaat masker daun kelor untuk mengatasi wajah berjerawat, tata cara pengolahan kelor sehingga menjadi masker wajah di Missda Beauty, implikasi dari penggunaan masker daun kelor terhadap wajah berjerawat. Penelitian ini menggunakan landasan teori etnomedisin dan teori fungsional struktural. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan Usada, dengan jenis penelitian kualitatif, menggali sumber data secara purposive sampling, observasi, wawancara, pencatatan dokumen, uji laboratorium vitamin C, analisa data dan keabsahan data. Dari hasil penelitian didapat bahwa (1). Penggunaan masker wajah daun kelor dapat mengatasi jerawat karena mengandung vitamin C. (2). Tata cara pembuatan masker daun kelor pembuatan masker wajah daun kelor dalam bentuk sediaan kering dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu menyiapkan tempat dan alat, pemilihan bahan, pencucian bahan, pengeringan bahan, pembuatan serbuk dari bahan, pencampuran bahan masker tersebut dengan takaran perbandingan 2:2:1, 2 daun kelor berbanding 2 beras putih dan banding 1 beras merah, kemudian dilakukan pengemasan dan pemberian label pada produk. Masker daun kelor siap diaplikasikan ke wajah. (3). Implikasi dari penggunaan masker wajah daun kelor adalah mengatasi jerawat, menyamarkan noda bekas jerawat, menghaluskan, menyegarkan, menyamarkan garis halus pada kulit wajah.
Formulation of the Balm Aromatherapy Combination Using the Essential Oils Ocimum basilicum L. and Cymbopogon citratus DC Cahyaningrum, Putu Lakustini; Suta, Ida Bagus Putra; Sudiartawan, I Putu; Saraswati, Ida Ayu Asri Diva; Dirgayasa, Pande Nyoman Selamet
Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry Vol. 8 No. 1 (2024): J. Trop. Pharm. Chem.
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia, 75117, Gedung Administrasi Fakultas Farmasi Jl. Penajam, Kampus UNMUL Gunung Kelua, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jtpc.v8i1.518

Abstract

This study aimed to analyze the formulation of an aromatherapy balm composed of the essential oils O. basilicum L. and C. citratus DC. Experimental research design involving the compilation of five balm formulations at concentrations of 0, 5, 10, 15, and 20%. For four months, balm formulations were made, and physical, chemical, and microbiological tests were carried out, which were further analyzed descriptively. The findings showed that the yield of essential oils obtained from distillation reached 0.19% w/v (O. basilicum L.) and 0.24% w/v (C. citratus DC). All formulations at concentrations of 0, 5, 10, 15, and 20% passed the organoleptic tests for topical dosage balms. This means that they were semisolid, smelled like essential oils, and were yellowish-brown based on the raw materials. The balm is completely homogeneous; there are no granules, and the color is evenly spread throughout the smear. The pH for the topical preparations ranged from 6–7, the dispersion power ranged from 5.02–6.10, and the adhesion ratio ranged from 2–6 depending on the concentration. Microbiological testing revealed that the aromatherapy balm was free of S. aureus and P. aeruginosa bacteria.