Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pendidikan Karakter Anak Melalui Permainan Edukatif Di SD N 12 Sungai Sarik Dwi Putri, Besti Nora; Mulyani, Rila Rahma; Astuti, May Dwi
INTAN CENDEKIA (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Vol 6, No 1 (2025): INTAN CENDEKIA: JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : Yayasan Pendidikan Intan Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47165/intancendekia.v6i1.690

Abstract

Pendidikan karakter merupakan salah satu aspek penting dalam pembentukan pribadi anak yang unggul dan bermoral. Saat ini dunia pendidikan menghadapi tantangan besar dalam menanamkan nilai-nilai moral pada siswa, terutama ditingkat sekolah dasar banyak siswa yang belum menunjukan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai moral seperti kejujuran, tanggung jawab, dan rasa hormat. Kondisi ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk mengembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif dan menarik yang dapat mengintegrasikan nilai-nilai tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah melalui permainan edukatif, permainan edukatif tidak hanya membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan tetapi juga dapat menjadi sarana yang efektif dalam menanamkan nilai moral. Permasalahan yang dihadapi oleh SDN 12 VII Koto Sungai Sarik sebagai sekolah mitra adalah metode pendidikan terlalu berfokus pada ilmu pelajaran dan kurang memperhatikan pendidikan karakter pada anak, kurangnya pemahaman penggunaan tekhnologi yang mengakibatkan penurunan pendidikan karakter pada generasi muda, serta berkurangnya daya kreatifitas yang dialami oleh guru hal ini juga disebabkan oleh karena banyaknya peraturan dan tugas kewajiban guru di luar proses pembelajaran di kelas. Model yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas, disajikan dua bentuk kegiatan pengabdian ini yaitu 1) pendampingan dalam pengajaran karakter kepada peserta didik, 2) penerapan permainan edukatif kepada peserta didik. Pada tahap pertama dari pelaksanaan kegiatan ini adalah observasi dimana observasi ini dilakukan untukmengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh mitra yaitu SD N 12 VII Koto Sungai Sarik dari hasil observasi ditemukan beberapa permasalahan namun dari hasil pengamatan tersebut lebih difokuskan kepada permasalahan karakter. Tahap kedua dilakukan identifikasi kebutuhan dari permasalahan tersebut. Target perubahan mitra yang diharapkan pada PKM ini adalah siswa dapat memberikan nilai tambah yang positif yang dapat dikembangkan pada anak. Pendidikan karakter melalui permainan edukatif merupakan pendekatan yang inovatif untuk membentuk landasan moral dan etika anak, karakter yang kuat seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, empati dankerjasama hal ini tidak hanya untuk keberhasilan anak dalam konteks akademis saja tetapi juga dalam kehidupan pribasi dan sosial mereka.
PROBLEMATIKA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN PERAN PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI KUALITATIF DI SLB YAYASAN MITRA ANANDA) Astuti, May Dwi; Nita, Rahma Wira; Putri, Besti Nora Dwi
LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/learning.v5i4.6755

Abstract

This research is motivated by the various problems faced by children with special needs (ABK), particularly those with intellectual disabilities and autism, at the Autism Foundation Mitra Ananda Special Needs School (SLB), which include learning difficulties and barriers to social interaction. Initial observations indicated concentration problems, writing difficulties, poor conceptual understanding, and aggressive and isolating behavior. The focus of this research is to describe the learning and social problems experienced by ABK and to analyze the role of Guidance and Counseling (BK) services in addressing these issues. This study used a descriptive qualitative approach. Data collection was conducted through in-depth interviews with teachers and parents and direct observation of students. Data analysis utilized data reduction, data presentation, and conclusion drawing techniques. The results indicate that ABK experience learning problems such as difficulty concentrating, slow writing, and poor mathematics comprehension. Socially, children with intellectual disabilities exhibit delayed responses but still desire to play, while children with autism tend to be solitary. The main findings revealed that although professional guidance and counseling services were not yet available, the role of guidance and counseling teachers was effectively carried out through praise, educational games, and decision-making guidance. It was concluded that the implementation of these non-professional guidance and counseling services was proven to help increase the independence, self-confidence, and social engagement of children with special needs at school. ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya berbagai problematika yang dihadapi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), khususnya tunagrahita dan autis, di SLB Yayasan Autis Mitra Ananda, yang mencakup kesulitan belajar dan hambatan interaksi sosial. Observasi awal menunjukkan adanya masalah konsentrasi, kesulitan menulis, pemahaman konsep yang rendah, serta perilaku agresif dan isolasi diri. Fokus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan problematika belajar dan sosial yang dialami ABK, serta menganalisis peran pelayanan Bimbingan Konseling (BK) dalam mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan guru dan orang tua serta observasi langsung terhadap siswa. Analisis data menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ABK mengalami problematika belajar seperti sulit konsentrasi, lambat menulis, dan rendahnya pemahaman matematika. Secara sosial, anak tunagrahita menunjukkan respons lambat namun masih berkeinginan bermain, sedangkan anak autis cenderung menyendiri. Temuan utama mengungkap bahwa meskipun layanan BK profesional belum tersedia, perannya telah dijalankan secara efektif oleh guru pendamping melalui pemberian pujian, permainan edukatif, dan bimbingan keputusan. Disimpulkan bahwa implementasi layanan BK non-profesional ini terbukti membantu meningkatkan kemandirian, kepercayaan diri, dan keterlibatan sosial ABK di sekolah.