Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Memupuk multikulturalisme dalam balutan nuansa Jawa beraroma internasional: Pementasan ketoprak anak FanggidaE, Erio Rahadian P.; Gunarto, Amrih; Deta Maria Sri Darta; Widiningrum, Rindang; Suryaningsih, Ervin
Community Empowerment Journal Vol. 3 No. 2 (2025)
Publisher : CV. Yudhistt Fateeh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61251/cej.v3i2.201

Abstract

Pada era ini, budaya lokal semakin luntur dan mungkin akan tergantikan dengan budaya dari luar, disamping itu, kurangnya ketertarikan anak-anak pada budaya lokal. Tujuan program pengabdian kepada masyarakat ini adalah melestarikan seni budaya ketoprak, sekaligus memperkenalkan dan merawat keberagaman melalui perpaduan seni tradisional daerah dan penggunaan bahasa internasional. SD Kristen Satya Wacana Salatiga bekerjasama dengan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Kristen Satya Wacana mengadakan pementasan ketoprak anak, dimana hal ini juga bertujuan untuk memperkuat peran UKSW sebagai Indonesia mini, tempat berbagai budaya daerah dijaga dan dihargai. Metode pelaksanaan yang dilakukan untuk pementasan ketoprak anak ini adalah melalui proses perencanaan, yaitu penulisan naskah dan latihan, kemudian pementasan dan evaluasi. Judul dari ketoprak anak tersebut adalah Dewi Wulan, yang dipentaskan menggunakan 4 bahasa yaitu bahasa Jawa, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Mandarin. Hasil dari kegiatan ini menyimpulkan bahwa pengenalan budaya multikultural dapat berjalan seiring dengan upaya melestarikan budaya lokal, dalam hal ini ketoprak, yang dikemas melalui pembelajaran bahasa asing. This era sees the diminishment of local culture and the likeliness of it being replaced by foreign cultures which can be a consequence of the younger generation’s interest in their own local culture. That said, SD Kristen Satya Wacana and the Faculty of Language and Arts of Universitas Kristen Satya Wacana organized a children's ketoprak performance which aimed at preserving the performance art of ketoprak while introducing multiculturalism through the use of international languages. This performance was also staged to cement the branding of UKSW as ‘Indonesia Mini’ where local cultures are preserved and appreciated. There were several stages to the performance: planning, script writing and rehearsal, and performance and evaluation. Taking the title of ‘Dewi Wulan’, the performance used four languages in its script: Javanese, Indonesian, English, and Mandarin. The performance led to a conclusion that the introduction of multiculturalism can happen simultaneously with the preservation of local culture, ketoprak in this case, presented through language learning.