Sandra, Agnes
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Heartfelt Listening: Enhanching Student Empathy Through Peer Counseling Training Khostarina, Tina; Nasution, Nur Aisyah Rahmani; Sandra, Agnes; Abimael, Rakel; Setiawan, Indra YI.; Lieando, Sharon Antonia Trifosa; Situmorang, Brigitta Juliana; Margareta, Tina
Plakat : Jurnal Pelayanan Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2025): Volume 7, Nomor 1, Juni Tahun 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/plakat.v7i1.19296

Abstract

Social and academic changes significantly impact the quality of students' daily social interactions. One of the key factors contributing to the decline in social interactions is a lack of empathy. A decline in empathy has become increasingly prevalent among university students, making it more difficult for them to understand and appreciate the emotions of others. This condition is reflected in the rising cases of bullying and can also affect students' academic success. The aim of this program is to enhance students' empathy through peer counseling training. The training method was implemented through education and role-playing activities to 16 psychology students. The effectiveness of the training was evaluated through pre-test and post-test questionnaires assessing empathy levels. The results showed a significant difference in empathy levels before and after the training. The increase in empathy was evidenced by the average pre-test score of 53.00 and the average post-test score of 62.00. The implications of this program suggest that peer counseling training can effectively enhance empathy among students. Empathy is a crucial quality for psychology students, enabling them to better understand, support, and assist their peers in navigating various challenges. Perubahan sosial dan akademik mempengaruhi kualitas interaksi sosial mahasiswa sehari-hari. Salah satu faktor penurunan interaksi sosial ini adalah kurangnya empati. Penurunan empati marak terjadi di kalangan mahasiwa. Hal ini membuat para mahasiswa menjadi kesulitan dalam memahami dan menghargai emosi orang lain. Kondisi ini dapat terlihat dari semakin tingginya kasus bullying dan juga dapat berpengaruh terhadap kesukesesan akademik. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan empati melalui pelatihan konseling sebaya. Metode pelatihan dilaksanakan melalui pemberian edukasi dan roleplay kepada 16 orang mahasiswa. Evaluasi terhadap hasil pelatihan dilakukan melalui kuesioner pre-test dan post-test terkait empati. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test terhadap peserta pelatihan, diketahui bahwa terdapat perbedaan tingkat empati sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan. Peningkatan empati yang siginifikan ditunjukkan dari skor rata-rata pre-test sebesar 53,06 dan rata-rata post-test sebesar 62,00. Implikasi dari pengabdian ini menunjukkan bahwa pelatihan konselor sebaya dapat meningkatkan empati pada mahasiswa. Empati menjadi kualitas penting bagi mahasiswa psikologi agar dapat memahami, mendukung, dan membantu teman sebaya dalam menghadapi tantangan yang dihadapi.
The Role of Acceptance and Commitment (ACT) Therapy in Addressing Future-Oriented Anxiety in Adolescents and Young Adults: A Systematic Literature Review Sandra, Agnes; Septika Natalia Anggraeni, Dara; Pratomo, Yuwono
Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 13, No 4 (2025): Volume 13, Issue 4, Desember 2025
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikoborneo.v13i4.22344

Abstract

Future-related anxiety has become an increasingly prevalent psychological challenge among university students and adolescents, especially in the context of academic pressure, social demands, and global uncertainty. One promising intervention approach to address this issue is Acceptance and Commitment Therapy (ACT), which emphasizes psychological flexibility, acceptance of internal experiences, and commitment to personal values. This study aims to systematically review the effectiveness of ACT in managing future anxiety and its relation to psychological flexibility and future orientation. The research method employed is a Systematic Literature Review (SLR) based on the PRISMA framework, involving 20 selected articles obtained from various academic databases and filtered through rigorous inclusion criteria. Analysis was conducted through content evaluation, thematic synthesis, and visual bibliometric mapping using VOSviewer software. The findings indicate that ACT is effective in reducing anxiety, depression, stress, and trauma across various populations and delivery formats, including individual therapy, group interventions, online platforms, and in special populations. Furthermore, psychological flexibility and adaptive future orientation were consistently identified as key mediators contributing to improved psychological well-being. This study recommends the integration of ACT into higher education settings as a promotive and preventive mental health strategy for students facing future uncertainties. Kecemasan terhadap masa depan merupakan salah satu tantangan psikologis yang semakin banyak dialami oleh mahasiswa dan remaja di tengah tekanan akademik, sosial, dan ketidakpastian global. Salah satu pendekatan intervensi yang relevan untuk mengatasi persoalan ini adalah Acceptance and Commitment Therapy (ACT), yang menekankan pada fleksibilitas psikologis, penerimaan pengalaman internal, dan komitmen terhadap nilai-nilai hidup. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau secara sistematis efektivitas ACT dalam mengelola kecemasan masa depan serta hubungannya dengan fleksibilitas psikologis dan orientasi masa depan. Metode yang digunakan adalah Systematic Literature Review (SLR) dengan pendekatan PRISMA, mencakup 20 artikel yang diperoleh dari berbagai basis data ilmiah dan telah melewati proses seleksi berdasarkan kriteria inklusi yang ketat. Analisis dilakukan melalui penilaian isi artikel, sintesis tematik, dan pemetaan visual dengan bantuan perangkat lunak bibliometrik VOSviewer. Hasil tinjauan menunjukkan bahwa ACT terbukti efektif dalam mengurangi kecemasan, depresi, stres, dan trauma, baik dalam format individual, kelompok, daring, maupun pada populasi khusus. Fleksibilitas psikologis dan orientasi masa depan yang adaptif juga terbukti berperan sebagai mediator penting dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis. Penelitian ini merekomendasikan penerapan ACT dalam konteks pendidikan tinggi sebagai strategi promotif dan preventif kesehatan mental mahasiswa.