Tina Khostarina
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Positive Psychotherapy Untuk Meningkatkan Happiness Pada Mahasiswa Dengan Latar Belakang Broken Home di Kota Bandung Tina Khostarina; Dewi Sartika; Fanni Putri Diantina
SCHEMA (Journal of Psychological Research) Volume 6 No. 1 Mei 2021
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.207 KB) | DOI: 10.29313/schema.v0i0.5004

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh positive psychotherapy terhadap peningkatan happiness mahasiswa dengan latar belakang broken home di Kota Bandung. Emosi negatif, tidak terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan, tidak memiliki tujuan hidup, membatasi interaksi dengan lingkungan merupakan beberapa hal negatif yang muncul akibat realita kondisi keluarga tidak harmonis, terutama pada ketiga partisipan dalam penelitian ini. Kondisi tersebut akan diubah dengan pemberian psikoterapi untuk meningkatkan kebahagiaan, sehingga kondisi keluarga tidak harmonis dapat dihadapi dengan lebih adaptif, dan pengembangan diri dapat dilanjutkan dengan optimal. Positive psychotherapy (PPT) adalah terapi yang dikembangkan oleh Tayyab Rashid (2013) dengan menggunakan pendekatan psikologi positif. Tujuan dari terapi ini adalah membangun pleasant life, engaged life, dan meaningfull life, dengan mengoptimalkan sisi kekuatan dari seseorang dan memaksimalkan kegunaan dari emosi positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Psikoterapi positif tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kebahagiaan mahasiswa dengan latar belakang broken home di Kota Bandung.
Heartfelt Listening: Enhanching Student Empathy Through Peer Counseling Training Khostarina, Tina; Nasution, Nur Aisyah Rahmani; Sandra, Agnes; Abimael, Rakel; Setiawan, Indra YI.; Lieando, Sharon Antonia Trifosa; Situmorang, Brigitta Juliana; Margareta, Tina
Plakat : Jurnal Pelayanan Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2025): Volume 7, Nomor 1, Juni Tahun 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/plakat.v7i1.19296

Abstract

Social and academic changes significantly impact the quality of students' daily social interactions. One of the key factors contributing to the decline in social interactions is a lack of empathy. A decline in empathy has become increasingly prevalent among university students, making it more difficult for them to understand and appreciate the emotions of others. This condition is reflected in the rising cases of bullying and can also affect students' academic success. The aim of this program is to enhance students' empathy through peer counseling training. The training method was implemented through education and role-playing activities to 16 psychology students. The effectiveness of the training was evaluated through pre-test and post-test questionnaires assessing empathy levels. The results showed a significant difference in empathy levels before and after the training. The increase in empathy was evidenced by the average pre-test score of 53.00 and the average post-test score of 62.00. The implications of this program suggest that peer counseling training can effectively enhance empathy among students. Empathy is a crucial quality for psychology students, enabling them to better understand, support, and assist their peers in navigating various challenges. Perubahan sosial dan akademik mempengaruhi kualitas interaksi sosial mahasiswa sehari-hari. Salah satu faktor penurunan interaksi sosial ini adalah kurangnya empati. Penurunan empati marak terjadi di kalangan mahasiwa. Hal ini membuat para mahasiswa menjadi kesulitan dalam memahami dan menghargai emosi orang lain. Kondisi ini dapat terlihat dari semakin tingginya kasus bullying dan juga dapat berpengaruh terhadap kesukesesan akademik. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan empati melalui pelatihan konseling sebaya. Metode pelatihan dilaksanakan melalui pemberian edukasi dan roleplay kepada 16 orang mahasiswa. Evaluasi terhadap hasil pelatihan dilakukan melalui kuesioner pre-test dan post-test terkait empati. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test terhadap peserta pelatihan, diketahui bahwa terdapat perbedaan tingkat empati sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan. Peningkatan empati yang siginifikan ditunjukkan dari skor rata-rata pre-test sebesar 53,06 dan rata-rata post-test sebesar 62,00. Implikasi dari pengabdian ini menunjukkan bahwa pelatihan konselor sebaya dapat meningkatkan empati pada mahasiswa. Empati menjadi kualitas penting bagi mahasiswa psikologi agar dapat memahami, mendukung, dan membantu teman sebaya dalam menghadapi tantangan yang dihadapi.
The Impact of Social Media Use and Peer Pressure on Adolescent Cybercrime Behavior: The Mediation Role of Emotional Intelligence and Parental Supervision Moderation Khostarina, Tina; Aisyah Rahmani Nasution, Nur; Ramida Safitri, Chayrina
Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 13, No 4 (2025): Volume 13, Issue 4, Desember 2025
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikoborneo.v13i4.22549

Abstract

The use of social media has become an inseparable part of daily life, especially among teenagers. Social media also offers great potential in supporting learning. With access to various learning resources. To find out the influence of social media use and peer pressure on cybercrime mediated by emotional acuity and parental supervision. This study uses the Systematic Literature Review (SLR) approach to explore the relationship between social media use, peer pressure, cybercrime behavior in adolescents, emotional intelligence, and parental supervision. The results of this study are that excessive social media use and peer pressure can increase the risk of cybercrime behavior in adolescents, with low emotional intelligence as the main triggering factor. Emotional intelligence plays an important role as a mediator in reducing the negative impact of social media, while parental supervision can weaken the influence of peer pressure. The implications of these findings emphasize the need for collaboration between families, schools, and the government in developing educational programs that target emotional management and healthy social media use, to prevent the involvement of adolescents in illegal activities in cyberspace.Penggunaan media sosial sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di kalangan remaja. Media sosial juga menawarkan potensi besar dalam menunjang pembelajaran. Dengan akses ke berbagai sumber belajar. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial dan tekanan teman sebaya terhadap kejahatan dunia maya yang dimediasi oleh ketajaman emosional dan pengawasan orang tua. Penelitian ini menggunakan pendekatan Systematic Literature Review (SLR) untuk mengeksplorasi hubungan antara penggunaan media sosial, tekanan teman sebaya, perilaku cybercrime pada remaja, kecerdasan emosional, dan pengawasan orang tua. Hasil penelitian ini adalah penggunaan media sosial yang berlebihan dan tekanan teman sebaya dapat meningkatkan risiko terjadinya perilaku cybercrime pada remaja, dengan rendahnya kecerdasan emosional sebagai faktor pemicu utamanya. Kecerdasan emosional berperan penting sebagai mediator dalam mengurangi dampak negatif media sosial, sedangkan pengawasan orang tua dapat melemahkan pengaruh tekanan teman sebaya. . Implikasi dari temuan ini menekankan perlunya kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan pemerintah dalam mengembangkan program pendidikan yang menyasar pengelolaan emosi dan penggunaan media sosial yang sehat, untuk mencegah keterlibatan remaja dalam aktivitas ilegal di dunia maya.