Latar Belakang: Kuman yang menyebabkan tuberkulosis dapat menjadi resisten terhadap obat antituberkulosis (OAT) yang digunakan untuk membunuh kuman TB. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Hidayathillah, 2016 yaitu indeks kejadian TB-MDR, dimana jika terdapat penderita TB maka penderita TB tersebut dapat diprediksi apakah mempunyai risiko tinggi atau risiko rendah untuk menjadi TB-MDR dengan menerapkan indeks tersebut. Dengan menggunakan indeks temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat skrining dalam menentukan populasi yang berisiko tinggi untuk terjadinya TB-MDR. Indeks kejadian TB-MDR yang dihasilkan dari penelitian ini mempunyai kesamaan tingkat pengukuran dengan metode Gen-Xpert yang telah dipakai selama ini. Tujuan : untuk mengevaluasi kemampuan indeks kejadian TB-MDR harus diuji terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas dari alat ini untuk skrining TB-MDR pada penderita TB. Penilaian ini dapat dilakukan dengan menilai kesepakatan antara prediksi menggunakan indeks kejadian TB- MDR dan prediksi menggunakan metode Gen- Xpert yang telah dianggap sebagai sebagai standar baku emas. Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah penderita tuberkulosis yang berada di wilayah kerja 30 Puskesmas Kota Surabaya. Hasil : Penilaian indeks dari 30 Puskesmas di Surabaya menunjukkan skoring yang berbeda antar responden. Penilai mengatakan dapat mengaplikasikan dengan mudah, tidak ada kendala yang ditemukan dalam menentukan skor masing- masing variabel indeks. Permasalah mulai timbul pada penjumlahan skoring, dikarenakan adanya hitungan koma dan angka yang lebih dari 2 digit. Penilai dapat mengatasi kendala tersebut dengan menggunakan alat bantu berupa kalkulator. Kesimpulan : Penggunaan indeks TB-MDR sebagai alat diagnosis TB MDR pada penderita TB dapat digunakan dengan mudah oleh petugas maupun masyarakat.