Ningsi, Sulistia
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Literature Review: Terapi Antibiotik pada Anak dengan Demam Tifoid SAHWA NABILAH, IIN; Dimas Maulana, Moch; Salbar, Putri; Ningsi, Sulistia; Fitri Ramadhani, Novalia; Nurul Fadillah, Waode; Eka Premasari, Januar; Nurmawati, Nurmawati; Ayu, Dyah; Purnamasari, Anisa
Jurnal Anoa Keperawatan Mandala Waluya Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Anoa Keperawatan Mandala Waluya
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners. Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54883/jakmw.v4i2.1077

Abstract

Demam tifoid merupakan infeksi akut Salmonella typhi akibat makanan maupun air terkontaminasi, masih serius di negara berkembang, terutama anak-anak. WHO mencatat 11–21 juta kasus dan 128.000+ kematian tiap tahun, sebagian besar anak usia <15 tahun. Insiden tertinggi di Asia Selatan, diperparah resistensi antibiotik MDR dan XDR. Maka, terapi antibiotik tepat dan rasional krusial untuk mengurangi kesakitan serta mencegah resistensi. Tujuan: Menganalisis pendekatan terapi antibiotik pada anak demam tifoid, termasuk jenis antibiotik yang digunakan, tingkat sensitivitas, serta tantangan resistensi berdasarkan temuan dari sepuluh jurnal penelitian terkini. Metode: Pencarian literatur sistematis untuk terapi antibiotik demam tifoid pada anak dilakukan di PubMed, dan Google Scholar menggunakan kata kunci dan terbit antara 2022-2025. Hasil: Azitromisin dan seftriakson merupakan antibiotik paling efektif pada anak dengan demam tifoid. Meropenem efektif untuk kasus XDR. Resistensi tinggi ditemukan terhadap ampisilin, kloramfenikol, dan ciprofloxacin. Diagnosis berbasis kultur dan penerapan antibiotic stewardship penting untuk mencegah resistensi. Kesimpulan: Terapi antibiotik demam tifoid pada anak harus disesuaikan dengan sensitivitas lokal. Azitromisin dan seftriakson efektif; meropenem untuk kasus XDR. Pemilihan antibiotik tepat, diagnosa kuat, dan pengawasan penting guna mencegah resisten