Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tantangan Dan Peluang Dalam Menarik Minat MasyarakatNon- Muslim Untuk Menabung Di Bank Syariah Natazza, Jezica; Fitri, Anggun Okta; Fasa, Muhammad Iqbal
Inflasi : Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Perbankan Vol. 2 No. 1 (2025): Inflasi - Mei
Publisher : PT. Faaslib Serambi Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri perbankan syariah memegang peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, menjadikannya sebagai sektor yang strategis. Oleh sebab itu, peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam merumuskan kebijakan dan regulasi yang mampu mendorong perkembangan industri ini secara profesional, agar dapat bersaing dan menarik lebih banyak konsumen. Penelitian dalam jurnal ini menggunakan metode studi pustaka untuk menelaah berbagai fenomena yang terjadi dalam dunia perbankan syariah di Indonesia, dengan titik fokus pada strategi pemasaran yang sesuai bagi sektor ini. Salah satu hambatan terbesar yang dihadapi oleh perbankan syariah adalah kurangnya efektivitas dalam kegiatan pemasaran, yang sebagian besar disebabkan oleh rendahnya minat masyarakat terhadap layanan ini. Minimnya penyuluhan atau sosialisasi menjadi alasan utama mengapa banyak masyarakat lebih memilih bank konvensional. Dengan demikian, dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat guna memperkenalkan keunggulan produk-produk dari bank syariah kepada publik. Perkembangan industri perbankan syariah tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan masyarakat, sehingga sangat penting bagi lembaga keuangan syariah untuk memahami pandangan masyarakat—baik yang beragama Islam maupun non-Muslim—terhadap layanan mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana persepsi masyarakat non-Muslim terhadap bank syariah. Hasil temuan menunjukkan bahwa sebagian besar responden non-Muslim memiliki pandangan yang cukup positif terhadap bank syariah; sebanyak 59,4% menyatakan menerima, 36,4% bersikap netral, dan hanya 4,2% yang menolak. Hal ini menandakan bahwa layanan bank syariah cukup diterima di kalangan non-Muslim. Terdapat dua kategori utama yang memengaruhi persepsi tersebut: faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup latar belakang pekerjaan dan motivasi pribadi, sedangkan faktor eksternal meliputi promosi, kualitas layanan, lokasi bank, serta status sosial masyarakat.
Pengaruh Inflasi, dan BI Rate Terhadap Pembiayaan Bank Syariah di Indonesia Maharani, Annisa Putri; Natazza, Jezica; Ardana, Yudhistira
RIGGS: Journal of Artificial Intelligence and Digital Business Vol. 4 No. 2 (2025): Mei - Juli
Publisher : Prodi Bisnis Digital Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/riggs.v4i2.495

Abstract

Penelitian ini secara empiris mengevaluasi pengaruh inflasi dan suku bunga acuan (BI Rate) terhadap volume pembiayaan perbankan syariah di Indonesia sepanjang tahun 2024. Data bulanan meliputi inflasi rata-rata 2,30 % (rentang 1,55-3,05 %) dan BI Rate stabil pada 6,10 % (rentang 6,00-6,25 %), serta pertumbuhan pembiayaan syariah yang sebesar 14,34 %, dari Rp 568,12 triliun menjadi Rp 649,66 triliun hingga November 2024. Metode yang digunakan adalah regresi linier berganda, disertai dengan pengujian asumsi klasik (normalitas, homoskedastisitas, multikolinearitas, dan autokorelasi). Hasil uji t parsial menunjukkan koefisien inflasi sebesar 61 710,75 (p = 0,4864) dan koefisien BI Rate sebesar -186 492,70 (p = 0,6227), keduanya tidak signifikan secara statistik. Analisis simultan mengungkap nilai R² = 0,0628 (Adjusted R² = -0,1455) dan F-statistic = 0,3015 (p = 0,7469), yang menandakan bersama-sama inflasi dan BI Rate hanya menjelaskan 6,28 % variasi pembiayaan dan model tidak signifikan. Temuan ini menegaskan ketahanan model bisnis perbankan syariah terhadap tekanan makroekonomi, di mana mekanisme penyesuaian nisbah bagi hasil, diversifikasi produk, dan manajemen risiko berperan dominan mempertahankan pertumbuhan pembiayaan. Penelitian lanjutan disarankan menambahkan variabel makro lain (nilai tukar, pertumbuhan ekonomi) dan variabel mikro (kualitas aset, efisiensi operasional) agar model memberi gambaran lebih menyeluruh serta mendukung kebijakan yang secara efektif.