Industri lontong rumah tangga di Indonesia sering menggunakan daun pisang sebagai pembungkus, dan limbah ini memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan lebih lanjut salah satunya pengomposan. Pengomposan secara konvensional sering kali memakan waktu yang lama, karena kandungan serat tinggi pada daun pisang yang tidak mudah terurai secara alami. Alternatif untuk mempercepat proses dekomposisi limbah ini dengan menggunakan maggot dari lalat Black Soldier Fly (BSF). Maggot dapat mempercepat proses dekomposisi limbah organik, termasuk daun pisang, dan mengubahnya menjadi pupuk berkualitas tinggi yang mengandung nitrogen, fosfor, dan kalium lebih banyak. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan melalui sosialisasi dan demonstrasi untuk mengolah limbah daun pisang menjadi kompos dengan bantuan maggot. Kegiatan pengabdian bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam memanfaatkan limbah daun pisang melalui pelatihan pembuatan komposter secara mandiri. Program ini merupakan bagian dari Pembinaan Industri Rumah Tangga-Usaha Mikro (IRT-UM) Berbasis Kemitraan Klaster (I), yang dilaksanakan dari bulan Oktober hingga Desember 2024. Hasil dari proses ini tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga menciptakan produk bernilai tambah untuk pertanian. Pengelolaan limbah organik melalui maggot bukan hanya ramah lingkungan tetapi juga mendukung pertanian berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peluang ekonomi baru. Berdasarkan hasil tersebut, pengomposan limbah daun pisang dengan bantuan maggot serta sisa makanan, sayuran, dan buah-buahan memerlukan waktu sekitar 19 hari untuk mengurai limbah sebanyak 95,5 kilogram. Hasil uji analisis di laboratorium, diketahui bahwa kandungan pupuk dengan teknik maggot yang telah dilakukan telah memenuhi standart SNI 19-7030-2004 sebagai pupuk organik terutama pada pemberian limbah daun pisang dengan kriteria kadar nitrogen (N), kadar fosfor (P), dan kadar kalium (K), menunjukkan hasil uji kandungan N = 3,94%, P = 0,89%, K = 2,42%. Secara keseluruhan kadar (N, P, K) sudah melebihi standar minimalnya dengan kandungan termasuk tinggi, serta unsur hara penting seperti Ca, Mg, Na yang sangat mendukung pertumbuhan tanaman, memiliki pH netral, dan karbon organik 30,84 %.