Sianturi, Krisna Ricardo
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Paradigma Keadilan Struktural & Dialog: Reaktualisasi Yohanes XXIII Dalam Pacem In Terris Bagi Perdamaian Kontemporer Sianturi, Krisna Ricardo; Riyanto, F.X Armada
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 10 No 1 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v10i1.696

Abstract

John XXIII’s encyclical Pacem in Terris (1963) offers profound reflections on the prerequisites for global peace, emphasizing structural justice and dialogue as fundamental pillars. This paper aims to reactualize John XXIII’s thought in the context of contemporary peace. Through a qualitative-analytical approach, this study analyzes the encyclical to extract principles of structural justice that demand transformative, inclusive political, economic, and social systems, as well as multidimensional dialogue as an instrument for conflict resolution. The findings reveal that John XXIII’s paradigm remains relevant, particularly in addressing the complexities of globalization, where systemic injustices and the absence of dialogue spaces often underlie violence. Structural justice is realized through the strengthening of equitable international law, the protection of human rights, and the fair distribution of resources, while dialogue is positioned as a medium to build empathy among fragmented groups. The study recommends integrating the values of Pacem in Terris into global and local policies. Thus, the reactualization of John XXIII’s thought transcends its theological legacy, serving as an operational framework for achieving sustainable peace amid modern societal dynamics.
Takut Akan Tuhan Sebagai Dasar Hidup Kaum Muda: Telaah Amsal 1:7 dalam Konteks Milenial dan Gen Z Sianturi, Krisna Ricardo; Wardoyo, Gregorius Tri
Seri Filsafat Teologi Vol. 35 No. 34 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/serifilsafat.v35i34.285

Abstract

Generasi Milenial dan Gen Z hidup dalam era yang ditandai oleh kemajuan teknologi, arus informasi yang cepat, serta pergeseran nilai-nilai sosial dan spiritual. Di tengah realitas tersebut, mereka menghadapi tantangan serius dalam membentuk kehidupan yang bermakna dan berakar secara moral maupun spiritual. Relativisme moral, individualisme, dan sekularisme menjadi karakter dominan yang mengikis ketundukan terhadap otoritas ilahi, dan menyebabkan banyak kaum muda mengalami kebingungan nilai, kekosongan rohani, serta krisis makna hidup. Dalam konteks ini, Amsal 1:7 “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan” menjadi landasan penting dalam membangun kehidupan yang bijaksana dan bertanggung jawab. Artikel ini bertujuan untuk menelaah makna “takut akan Tuhan” secara eksegetis dan teologis dalam terang Amsal 1:7, serta mengaitkannya dengan tantangan spiritual dan etika yang dihadapi generasi Milenial dan Gen Z. Penelitian ini menunjukkan bahwa “takut akan Tuhan” bukan sekadar rasa takut dalam arti negatif, melainkan sikap hormat, tunduk, dan kesadaran akan kehadiran dan otoritas Allah dalam seluruh aspek kehidupan. Sikap ini merupakan dasar dari hikmat sejati, yang membimbing kaum muda untuk hidup dengan arah yang jelas, nilai-nilai yang kokoh, serta spiritualitas yang berakar. Dengan fondasi ini, kaum muda didorong untuk tidak hanya bertahan dalam arus zaman, tetapi juga menjadi agen transformasi yang membawa terang di tengah dunia yang gelap. Peran komunitas iman sangat penting dalam menanamkan nilai ini agar generasi muda tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara spiritual dan etis.