Cakra Heru Santosa
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Implementation of Artificial Intelligence by Kominfo in the enforcement of pornographic content on social media Twitter (X) Fahririn; Cakra Heru Santosa; M. Ihsan Maulana
Walisongo Law Review (Walrev) Vol. 6 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/walrev.2024.6.2.25737

Abstract

This research is motivated by the increasing prevalence of pornographic content, which has significant psychological, social, and economic impacts on Indonesian society. The study examines the application of Artificial Intelligence (AI) by the Ministry of Communication and Informatics (Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kominfo) in enforcing laws against pornographic content on Twitter (now known as X). Employing a descriptive qualitative method with a case study approach, the research involved in-depth interviews with 15 key informants. The findings reveal that Kominfo’s AI system utilizes a layered detection model integrating computer vision and natural language processing, achieving an accuracy rate of approximately 85% for visual content and 75% for textual content. The system automates around 80–85% of the detection process through deep packet crawling and inspection techniques. Despite these advancements, law enforcement efforts face several challenges, including a high rate of false positives, difficulties in cross-platform coordination, and limited contextual understanding of local cultural nuances. The study concludes that effective enforcement requires developing more adaptive algorithms supported by comprehensive, Indonesia-specific datasets; enhancing coordination with global social media platforms; establishing an integrated task force; and creating a transparency and accountability framework to ensure a safer digital ecosystem. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya prevalensi konten pornografi yang berdampak signifikan terhadap aspek psikologis, sosial, dan ekonomi masyarakat Indonesia. Studi ini menelaah penerapan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence, AI) oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam penegakan hukum terhadap konten pornografi di platform media sosial Twitter (kini dikenal sebagai X). Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui pendekatan studi kasus, penelitian ini melibatkan wawancara mendalam dengan 15 informan kunci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem AI Kominfo menerapkan model deteksi berlapis yang mengintegrasikan computer vision dan natural language processing, dengan tingkat akurasi sekitar 85% untuk konten visual dan 75% untuk konten tekstual. Sistem ini mampu mengotomatisasi sekitar 80–85% proses deteksi melalui teknik deep packet crawling dan inspection. Meskipun demikian, pelaksanaan penegakan hukum masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain tingginya tingkat false positives, kesulitan koordinasi lintas platform, serta keterbatasan pemahaman terhadap konteks budaya lokal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa efektivitas penegakan hukum memerlukan pengembangan algoritma yang lebih adaptif dengan dukungan data set komprehensif yang sesuai dengan konteks Indonesia, peningkatan koordinasi dengan platform media sosial global, pembentukan satuan tugas terpadu, serta pengembangan kerangka transparansi dan akuntabilitas guna menciptakan ekosistem digital yang aman dan berintegritas.Keywords: Artificial Intelligence; Pornographic Content; Law Enforcement; Twitter (X)
PERAN INTERPOL DALAM PENEGAKAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP KEJAHATAN KORPORASI GLOBAL Yoga Deswat; Ani Purwati; Cakra Heru Santosa
Jurnal Riset Multidisiplin Edukasi Vol. 2 No. 8 (2025): Jurnal Riset Multidisiplin Edukasi (Edisi Agustus 2025)
Publisher : PT. Hasba Edukasi Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71282/jurmie.v2i8.807

Abstract

Global corporate crime is a form of complex transnational crime that is difficult to prosecute through conventional legal means due to the involvement of multinational networks, dual jurisdictions, and non-individual perpetrators. This study aims to analyze the role of Interpol as an international legal actor in addressing global corporate crime from both functional and institutional perspectives. Using a normative juridical approach and literature review, the findings reveal that Interpol’s role remains limited by the absence of judicial authority and the diversity of legal systems among member states. Although mechanisms such as Red Notice, Operation Pangea, and the I-24/7 communication system show great potential, their effectiveness depends heavily on national responsiveness, regulatory harmonization, and political will. This study concludes that strengthening the capacity of Interpol’s National Central Bureau (NCB), reforming corporate criminal law, and enhancing international cooperation through extradition treaties and mutual legal assistance are essential to optimizing Interpol's role in combating global corporate crime effectively.
Kejahatan Ekonomi Terhadap Buruh Migran Tanggungjawab Korporasi Global dan Relevansi Perlindungan HAM Internasional Kulit, Krismas; Ani Purwati; Cakra Heru Santosa
Jurnal Riset Multidisiplin Edukasi Vol. 2 No. 8 (2025): Jurnal Riset Multidisiplin Edukasi (Edisi Agustus 2025)
Publisher : PT. Hasba Edukasi Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71282/jurmie.v2i8.812

Abstract

Kejahatan ekonomi terhadap buruh migran merupakan salah satu tindakan atau perbuatan yang merugikan bagi buruh migran sering terjadi adanya perlakuan yang tidak menyenangkan dan diskriminasi. Penilitian ini  bertujuan untuk menganalisia bagaimana peranan Korporasi dan Ham Internasional dalam perlindungan buruh migran dengan menggunakan suatu kajian yuridis normatif ditinjau dari pelaksanan regulasi yang berlaku baik secara Internasional dan Nasional, dalam kajian ini menunjukan bahwa masih kurangnya perlindungan yang dilakukan secara penuh terhadap buruh migran, pada kajian ini menyimpulkan bahwa  Peranan korporasi dalam perlindungan hak buruh mirgran khususnya di indonesia  telah dilakukan melalui Serikat Buruh Migran Indonesia yang memiliki peran cukup strategis dalam upaya perlindungan bagi hak-hak pekerja migran Indonesia yang berada di luar negeri untuk bekerja, akan tetapi upaya perlindungan masih terhambat karena terhadap agen penempatan nakal yang tidak mematuhi peraturan yang berlaku dan serta kurangnya koordinasi antara berbagai lembaga terkait, seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Ketenagakerjaan, dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.