Masalah lingkungan berupa sampah di Kota Malang menunjukkan masih rendahnya kesadaran lingkungan di masyarakat. Dua kelompok usia dipilih sebagai target pengabdian dengan penanganan yang berbeda. Sebagai kota dengan jumlah universitas yang tinggi, mahasiswa dipilih sebagai target pengabdian pada kelompok usia dewasa. Pada kelompok usia tersebut, peningkatan kesadaran lingkungan dapat dilakukan dengan intervensi gaya hidup. Mbekasan merupakan media jual beli barang bekas untuk memudahkan mahasiswa melengkapi kebutuhan kos. Hal ini dilakukan sebagai bentuk sosialisasi lingkungan melalui intervensi gaya hidup mahasiswa. Sedangkan pada kelompok usia anak usia dini, siswa SD Alam Ar Rohmah dipilih sebagai target pengabdian selanjutnya. Pada anak usia dini, sosialisasi dan pengabdian dilakukan melalui pengajaran di sekolah karena hal tersebut vital dalam membangun karakter dan pemahaman anak. Sosialisasi dilakukan dengan penyebaran flyer terkait pemilahan sampah dengan desain yang menarik untuk anak. Kuesioner juga disebarkan untuk mengukur pemahaman siswa. Hasilnya, keberlanjutan kegiatan Mbekasan lebih sulit dijalankan ketimbang sosialisasi pada siswa SD. Hal tersebut disebabkan karena di sekolah, keberlanjutan dibantu oleh pengajaran guru dan materi lingkungan yang memang termasuk dalam program sekolah.