Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SUREWASTE: REVOLUSI BERKELANJUTAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS INTERNET OF THINGS (IOT): Surewaste: Revolusi Berkelanjutan Dalam Pengolahan Air Limbah Berasis Internet Of Things (IOT) Pandu Wicaksono; Fiadita Maharani; Ida I Dewa Agung Ayu Prabawanti; Athaya Oktavianisa; Darmawan, Very
Jurnal Teknik Sumber Daya Air Vol. 5 No. 1 (Juni 2025)
Publisher : Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56860/jtsda.v5i2.100

Abstract

SUREWASTE (Sustainable Revolutionizing Wastewater Treatment) is an innovation designed to solve the flooding and clean water crisis in the Sepaku Sub-district, Penajam Paser Utara District, East Kalimantan, Indonesia. The area suffers from frequent flooding due to land use change, sub-optimal drainage systems, and river siltation, while the clean water crisis is further exacerbated by water deficit. The SUREWASTE concept is based on Smart Water Management using the Internet of Things (IoT). The main focus includes handling rainwater runoff with porous asphalt and eco drainage, as well as water treatment into raw water and drinking water through retarding basins. Rubberized asphalt and eco drainage systems were implemented with the help of IoT to monitor and control water levels. Water treatment involves organic filters and reverse osmosis, customized according to water conditions. Water quality monitoring is done with various sensors such as pH, biosensor, DO, BOD, TSS, MQ-135, and COD, with results evaluated using the Department of Environment Water Quality Index (DOE WQI). An Arduino-based automatic water machine control, controlled via smartphone, was used to regulate water flow. The raw water and drinking water tanks are equipped with HC-SR04 sensors to detect the water level. The water distribution process involves WhatsApp bot and web monitoring. The method used in this scientific work is the descriptive qualitative and quantitative analysis method so that from the results of the data processing carried out, the implementation of SUREWASTE is expected to overcome flooding and provide clean water sources through the processing of alternative water resources in Sepaku District, in line with the Sponge City concept and the Sustainable Development Goals (SDGs), especially the sixth point regarding sustainable management of clean water and sanitation for all.
Penerapan Metode NRECA dalam Analisis Alih Ragam Hujan Satelit CHIRPS Menjadi Debit pada DAS Gembong Athaya Oktavianisa; Ery Suhartanto; Ussy Andawayanti
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 5 No. 2 (2025): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2025.005.02.102

Abstract

Pemantauan hidrologi yang akurat menjadi poin penting dalam pengelolaan sumber daya air, terutama pada wilayah yang memiliki keterbatasan data pengamatan. Namun, tidak semua Daerah Aliran Sungai (DAS) memiliki data debit dan curah hujan yang lengkap karena keterbatasan alat pengamatan dan kelalaian pencatatan. Untuk mengatasi permasalahan ini, sudah banyak dimanfaatkan data satelit, salah satunya yaitu Climate Hazards Center InfraRed Precipitation with Station data (CHIRPS) yang dapat menjadi solusi alternatif dalam melengkapi data hujan yang tidak tersedia. Dalam penelitian ini, data curah hujan satelit CHIRPS digunakan sebagai input dalam pemodelan National Rural Electric Cooperative Association (NRECA) untuk mengestimasi debit air di DAS Gembong, Kabupaten Pasuruan, yang rawan kekeringan dan memiliki keterbatasan data hidrologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kalibrasi data curah hujan satelit CHIRPS menghasilkan nilai NSE sebesar 0.683, yang dikategorikan sebagai "Baik", dan Koefisien Korelasi sebesar 0.832, yang dikategorikan sebagai "Sangat Kuat". Sementara itu, hasil kalibrasi dan validasi debit model NRECA dengan data debit AWLR menunjukkan bahwa skenario terbaik diperoleh pada komposisi 15:5 (15 tahun untuk kalibrasi dan 5 tahun untuk validasi) dengan nilai NSE sebesar 0.999 untuk kalibrasi (kategori "Sangat Baik") dan 0.538 untuk validasi (kategori "Memenuhi"), serta Koefisien Korelasi masing-masing sebesar 0.999 dan 0.718 (kategori "Sangat Kuat" dan "Kuat"). Dengan demikian, NRECA dapat digunakan sebagai alternatif dalam memperkirakan debit pada DAS yang memiliki data pengamatan yang kurang atau bahkan tidak punya sama sekali. Hal ini berpotensi meningkatkan efektivitas pengelolaan sumber daya air di DAS terkait.