Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEPPA KID: PENYULUHAN PARU UNTUK KESEHATAN SEJAK DINI DI SDN TARUNA KARYA 153, KOTA BANDUNG Mayangsari, Marsha Putri Agung; Chandra, Paulus; Gustifante, Balsa Nobility; Ciptady, Angelica Jovita; Nur, Rafa Aisyah; Kusumawardani, Destin Vandyta; Hasna, Ferena Hawary; Haratua, Matthew Prima; Iffada, Nabira Irnadianis; Nezzar, Muhammad; Fachrina, Fajwa Fikla; Amin, Kartika Amelya; Arifin, Rizki Yazid; Andriani, Dini; Martini, Lilis; Sujatmiko, Budi
Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat Vol 6, No 2 (2025): Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sawala.v6i2.52498

Abstract

Salah satu jenis penyakit yang sering menyerang anak-anak adalah penyakit pernapasan. Kondisi sistem imunitas yang belum matang meningkatkan risiko penyebaran penyakit, seperti infeksi saluran napas. Asma dan alergi juga merupakan beberapa penyakit yang dialami oleh anak-anak secara luas. Pengetahuan mengenai penyakit tersebut dapat membantu anak mengidentifikasi tindakan yang perlu mereka lakukan ketika mengalami penyakit pernapasan atau menemukan seseorang dengan penyakit pernapasan, sehingga peningkatan pemahaman dan kesadaran akan penyakit pernapasan penting untuk dilakukan. Sasaran kegiatan adalah siswa-siswi kelas 4-6 SD Taruna Karya 153. Metode kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan dalam bentuk permainan yang disertai dengan pre-test dan post-test. Dilihat dari hasil tes, siswa-siswi kelas 4-6 SD Taruna Karya 153 mengalami peningkatan nilai sebesar 118,12% setelah dilakukan penyuluhan. Hal ini menunjukkan mereka memahami materi yang diberikan. Kegiatan penyuluhan ini memberikan pengaruh terhadap pengetahuan mereka sehingga penting untuk dilaksanakan.
Program Pemeriksaan Fungsi Paru dengan Peak Flow Meter di SD Taruna Karya 153, Kecamatan Cibiru Chandra, Paulus; Gustifante, Balsa Nobility; Ciptady, Angelica Jovita; Mayangsari, Marsha Putri Agung; Mulki, Siti Malikul; Fatma, Rifka; Haratua, Matthew Prima; Nezzar, Muhammad; Iffada, Nabira Irnadianis; Fachrina, Fajwa Fikla; Amin, Kartika Amelya; Arifin, Rizki Yazid; Andriani, Dini; Martini, Lilis; Sujatmiko, Budi
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 3 (2024): Volume 7 No 3 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i3.13468

Abstract

ABSTRAK Penyakit pernapasan masih banyak terjadi terutama pada anak anak. Hal ini mencakup asma, alergi, ataupun infeksi saluran pernapasan. Upaya penanggulangan masalah khususnya melalui deteksi dini menjadi hal yang krusial dalam meminimalisasi bahaya yang ditimbulkan penyakit pernapasan. Peak flow meter (PFM) merupakan merupakan salah satu metode pengukuran sederhana yang efektif dan efisien untuk mengukur fungsi paru. Pengukuran peak expiratory flow rate (PEFR) dengan PFM dapat membantu mendeteksi asma serta gangguan fungsi paru lainnya. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk mengukur dan menggambarkan fungsi paru siswa-siswi kelas 4-6 di SD Taruna Karya 153. Metode dari pengabdian ini adalah dengan pemeriksaan langsung pada murid-murid menggunakan alat antropometri yaitu timbangan berat badan digital, stadiometer, dan pemeriksaan fungsi paru dengan menggunakan PFM. Hasil dari kegiatan ini dari 240 siswa-siswi kelas 4-6 SD Taruna Karya 153 yang mengikuti pemeriksaan, rata-rata PEFR yang diukur adalah 205,83±71,74 dengan rincian PEFR siswa 234,57±70,42 dan siswi 178,28±59,76. Kesimpulannya siswa-siswi SD kelas 4-6 memiliki tingkat IMT pada batas normal, tetapi sebagian besar memiliki PEFR yang relatif rendah dibandingkan dengan pengukuran PEFR anak di Thailand, Tebing Tinggi, dan Medan. Hal ini mungkin disebabkan karena perbedaan ras, genetik, geografik, etnis, dan umur. Selain itu, kondisi kesehatan sebagian partisipan yang mengindikasikan gejala gangguan pernapasan ataupun kondisi lingkungan seperti polusi domestik ataupun kebiasaan merokok anggota keluarga di lingkungan tempat tinggal juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil pengukuran fungsi paru. Saran pemeriksaaan fungsi paru dapat dilakukan secara berkala untuk memantau kondisi kesehatan peserta didik sejak dini. Kata Kunci: Anak, Pemeriksaan, Peak Flow Meter, Fungsi paru  ABSTRACT Respiratory diseases are still common, especially in children. This includes asthma, allergies, or respiratory tract infections. Efforts to overcome the problem, especially through early detection, were crucial in minimizing the dangers posed by respiratory diseases. Peak flow meter (PFM) is a simple measurement method that is effective and efficient for measuring lung function. Measuring peak expiratory flow rate (PEFR) with a PFM can help detect asthma and other lung function disorders. This service aims to measure and describe the lung function of students in grades 4-6 at Taruna Karya 153 Elementary School. The method used in this service was to directly examine the students using anthropometric tools, namely digital weight scales and stadiometers, and lung function measurement using a PFM. From 240 students in grades 4-6 of Taruna Karya 153 Elementary School who took part in the examination, the overall average PEFR measured was 205.83±71.74 with average PEFR for male students 234.57±70.42 and female students 178.28±59.76. In conclusion, elementary school students in grades 4-6 have BMI levels within normal limits, but most have relatively low PEFR compared to the PEFR measurements of children in Thailand, Tebing Tinggi and Medan. This might be due to differences in race, genetics, geography, ethnicity, and age. Apart from that, the health condition of some participants which indicated symptoms of respiratory problems or environmental conditions such as domestic pollution or smoking habits were also factors that influenced low lung function measurement results. It is recommended that lung function checks be carried out periodically to monitor students' health conditions from an early age.  Keywords: Children, Measurement, Peak Flow Meter, Lung Function
PEKA BHD: Pelatihan Unit Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk Aksi Bantuan Hidup Dasar di Universitas Padjadjaran Simandjuntak, Matthew Prima Haratua; Ciptady, Angelica Jovita; Chandra, Paulus; Fachrina, Fajwa Fikla; Amelia, Indah
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 8 (2024): Volume 7 No 8 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i8.15255

Abstract

ABSTRAK Bystander Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) sebagai salah satu bentuk Bantuan Hidup Dasar (BHD) telah terbukti dapat menurunkan risiko kerusakan otak dan meningkatkan peluang bertahan hidup pada Out of Hospital Cardiac Arrest (OHCA) atau henti jantung hingga 2-3 kali lipat. Maka dari itu, pemahaman yang baik akan BHD secara luas, sangat berpotensi untuk meningkatkan kemungkinan bertahan hidup penderita OHCA. Pemahaman mengenai BHD dari pihak-pihak seperti anggota keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang secara rutin berada pada kegiatan kerumunan masih jauh dari optimal. Maka dari itu, diperlukan adanya upaya untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan BHD bagi pihak K3 sehingga upaya peningkatan peluang hidup OHCA melalui BHD dapat menjadi optimal. Meningkatkan pengetahuan teoritis dan praktis terkait dengan BHD secara menarik dan mudah dimengerti, sehingga dapat menjadi percontohan untuk pertimbangan dilaksanakannya kegiatan edukasi secara rutin oleh pihak UNPAD bagi anggota K3. Kegiatan pelatihan yang mencakup edukasi, senam jantung, serta workshop dengan pengukuran evaluasi untuk pemahaman teoritis serta evaluasi keterampilan BHD untuk mengukur pemahaman praktis sasaran. Pengumpulan respons peserta juga akan dilakukan sebagai evaluasi bentuk kegiatan. Kegiatan PEKA-BHD berhasil meningkatkan pemahaman teoritis peserta terkait bantuan hidup dasar secara signifikan sebanyak 54,43% dan setiap peserta berhasil mengimplementasikan pemahaman secara praktis. Kegiatan ini juga mendapatkan respons sangat baik dari peserta dengan 96,7% peserta sangat puas dan 96,7% merasa kegiatan sangat berguna. Sebagai tindak lanjut kegiatan, 90% peserta merekomendasikan kegiatan untuk dilakukan secara berkelanjutan. Kegiatan pelatihan bantuan hidup dasar pada unit keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Universitas Padjadjaran melalui PEKA-BHD berhasil meningkatkan keterampilan peserta baik secara teoritis maupun secara praktis dalam melakukan bantuan hidup dasar. Kata Kunci: Pelatihan, Edukasi, Bantuan Hidup Dasar, Keselamatan dan Kesehatan Kerja ABSTRACT Bystander Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) as a form of Basic Life Support (BLS) has been proven to reduce the risk of brain damage and increase the chances of survival in Out of Hospital Cardiac Arrest (OHCA) by 2-3 times. Therefore, a good understanding of BLS in general has the potential to increase the chances of survival of OHCA sufferers. Understanding of BLS from parties such as members of occupational safety and health unit or also known as K3 who are routinely involved in crowd activities is still far from optimal. Therefore, efforts are needed to improve the understanding and skills of BLS for K3 parties so that efforts to increase the life chances of OHCA through BLS can be optimal. Increase theoretical and practical knowledge related to BLS in an interesting and easy to understand manner, so that it can become a model for considering the implementation of routine educational activities by UNPAD for K3 members. Training activities include education, cardiovascular exercise, and workshops with evaluation measurements for theoretical understanding as well as evaluation of BLS skills to measure practical understanding of targets. Collecting participant responses will also be carried out as an evaluation of the form of activity. PEKA-BHD activities succeeded in increasing participants' theoretical understanding regarding basic life support significantly by 54.43% and each participant succeeded in implementing the understanding practically. This activity also received a very good response from participants with 96.7% of participants very satisfied and 96.7% finding the activity very useful. As a follow-up activity, 90% of participants recommended these activities to be carried out sustainably. Basic life support training activities at the occupational safety and health unit or K3 at Padjadjaran University through PEKA-BHD succeeded in improving participants' skills both theoretically and practically in carrying out basic life support. Keywords: Training, Education, Basic Life Support, Occupational Safety and Health