Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Gambaran Kejadian Dermatofitosis pada Kucing di Pusat Kesehatan Hewan Kota Cimahi dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografis Husna, Nabila; Wismandanu, Okta; Sujatmiko, Budi
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (4) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dermatofitosis atau ringworm adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh kapang dermatofita, menginfeksi kulit bagian superfisial, dan memiliki keratin seperti pada stratum korneum kulit, rambut, kuku dan tanduk. Genus yang berperan penting dalam infeksi dermatofitosis pada bidang veteriner hanya Trichophyton spp. dan Microsporum spp. Microsporum canis adalah agen penyebab yang paling sering menginfeksi kucing. Kucing jantan, kucing usia muda, dan kucing berambut panjang memiliki prevalensi kejadian dermatofitosis yang tinggi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui sebaran kasus dermatofitosis pada kucing di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kota Cimahi tahun 2016 dengan bantuan aplikasi Quantum Geographic Information System (QGIS), selain itu tujuan dari penelitian ini juga untuk mengetahui gambaran kejadian dermatofitosis berdasarkan faktor ras, usia, jenis kelamin, dan musim pada pasien kucing Puskeswan Kota Cimahi tahun 2016. Sampel pada penelitian ini berasal dari data rekam medis pasien kucing Puskeswan Kota Cimahi tahun 2016 dengan total sampel 106 kasus dermatofitosis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian dermatofitosis pada kucing di Puskeswan Kota Cimahi tahun 2016 terkonsentrasi pada wilayah Kecamatan Cimahi Tengah dan lebih banyak terjadi pada musim hujan. Kucing dengan jenis kelamin jantan, ras kucing persia dan usia muda (0-4 bulan) adalah karakter kucing yang paling sering terinfeksi dermatofitosis.
Korelasi Prestasi Akademik dengan Nilai Keterikatan Interaksi Manusia-Hewan Menggunakan Pet Attachment and Life Impact Scale Rosaef, Jemimma Pamelasari; Rahmiati, Dwi Utari; Sujatmiko, Budi
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (3) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.9.3.401

Abstract

Interaksi antara manusia dengan hewan telah terjadi selama puluhan ribu tahun yang lalu. Interaksi manusia dengan hewan memiliki berbagai efek yang positif terhadap manusia, terutama dalam aspek kognitif dan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran interaksi manusia dan hewan, hubungan, serta kuatnya hubungan prestasi akademik mahasiswa kedokteran hewan dengan nilai keterikatan interaksi manusia dan hewan menggunakan instrument Pet Attachment and Life Impact Scale (PALS). Subjek dalam penelitian merupakan mahasiswa Program Studi Kedokteran Hewan (PSKH) Universitas Padjadjaran yang memiliki hewan peliharaan dan tinggal bersama atau pernah tinggal bersama hewan peliharaan. Metode penelitian menggunakan teknik survei dengan instrument kuesioner PALS. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman. Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa terdapat Korelasi positif antara prestasi akademik mahasiswa PSKH Unpad dengan nilai keterikatan interaksi manusia dan hewan dengan kekuatan hubungan sebesar r = 0,26 dan p-value = < 0,001. Kuatnya hubungan tersebut menunjukkan bahwa adanya interaksi manusia dan hewan dapat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi akademik mahasiswa PSKH Unpad.
Pola Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi Peserta JKN di FKTP Jawa Barat 2015-2016 Shuffi Galuh Aditiyanti; Yulia Sofiatin; Irvan Afriandi; Nita Arisanti; Budi Sujatmiko
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 10, No 4 (2021)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.64168

Abstract

Angka kejadian hipertensi di Jawa Barat sejak tahun 2013 hingga 2017 terus meningkat. Hipetensi merupakan salah satu penyakit kronis yang pengobatannya ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan (BPJS) Kesehatan. Pelayanan tingkat pertama yang diberikan BPJS Kesehatan yaitu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data tersier. Hasil dari penelitian ini, terdapat 80.840 pasien dengan diagnosis hipertensi, mayoritas perempuan dengan kelompok usia 55-64 tahun, dan segmen Pekerja Penerima Upah (PPU). Semua subjek dari penetian ini menjalani rawat jalan dengan dirujuk ke rumah sakit, sehingga pasien hipertensi yang berobat pada FKTP Kapitasi Jawa Barat merupakan pasien rujuk balik. Hipertensive Heart Disease merupakan salah satu komplikasi dari hipertensi esensial yang paling banyak ditemui pada penelitian ini (44,3%). Pelayanan faskes primer dapat berperan dalam pencegahan sekunder hipertensi untuk mencegah komplikasi. Layanan penunjang sederhana dilakukan secara tepat, cepat dan meningkatkan kualitas pelayanan agar pasien hipertensi merasa nyaman dan mempercayai kompetensi dokter pada layanan primer. Terutama pada penderita hipertensi dengan jenis kelamin perempuan di usia 55-64 tahun dan dari segmen PPU, karena angka kejadiannya yang tinggi dan untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.
Health-Seeking Behavior of People in Five Sub-Districts in Karawang Regency Iqbal Ainnun Azis; Nita Arisanti; Helni Mariani; Dwi Agustian; Wulan Mayasari; Budi Sujatmiko
Review of Primary Care Practice and Education (Kajian Praktik dan Pendidikan Layanan Primer) Vol 4, No 2 (2021): May
Publisher : Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/rpcpe.63490

Abstract

Background: Health-seeking behavior is an individual’s action to maintain and improve their degree of health and/or search for treatment, and it is influenced by many factors. The objectives of this study were to identify the preferences and reasons of people to visit healthcare facilities.Methods: This study was a descriptive study, conducted on November 5th 2019 at five sub-districts in Karawang Regency. Data were collected from all respondents using a guided questionnaire by trained enumerators. The respondents who did not complete the questionnaire were excluded from this study. Data were analyzed using Microsoft Office Excel 2013 and presented in percentages.Results: Out of 430 subjects, 18.6% were male and 81.4% were female, who were mostly in the age range of ≥ 18 years (99.5%). The sub-district health community center (Puskesmas) was the healthcare facilities most frequently visited and most preferred (39.7% and 40.9%), followed by a private clinic (21.3% and 22.3%) and a midwife (18.1% and 17.9%). Additionally, accessibility, affordability of the treatment cost, and waiting time were the main factors that influence people’s decision in using the healthcare facilities.Conclusion: The sub-district health community center was the healthcare facilities most frequently visited and most preferred by respondents. Accessibility, cost affordability, and waiting time were the factors that influence people’s decision in using the healthcare facilities.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU BERISIKO PADA REMAJA Mia Wahdini; Noormarina Indraswari; Ari Indra Susanti; Budi Sujatmiko
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 2 (2021): Vol.7 No.2 April 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i2.3411

Abstract

FACTORS RELATING TO BEHAVIOR RISK IN TEENS Background: Physical and psychological development can lead adolescence to do risky behaviors, such as having premarital sex and using drugs. These behaviours are influenced by sociodemographic factor, knowledge, family function, and source of information on adolescent reproductive health.Objective: This study aimed to investigate risk factors associated with risky behaviors in adolescents (15-24 years old and unmarried) in West Java Province.Methods: Factors investigated in this study are: predisposing factor, such as age, sex, and knowledge; enabling factor, such as place of residency, economic status, and access to information; reinforcing factor, such as family. Secondary data from Survey of Population Performance and Accountability, Family Planning, and Family Development 2018 is used in this study. Data is analysed using descriptive and inferential statistics (bivariate and multivariate logistic regression). Results: Older adolescent, being male, live in urban area, whose mother is ≥ 60 years are more exposed to risky behavior. Adolescents who have higher educational level, more awareness in adolescent reproductive health, and whose parents are well informed towards adolescent reproductive health are associated with reduction of risky behavior. Conslusion: Factors related to risky behaviour in adolescents are age, sex, adolescent’s level of education, mother’s age, and exposure to  adolescent reproductive health.Suggestion the government needs to initiate and improve programs related to KRR Keywords: Adolescent, Risk behavior, Premarital sex, Drugs, Adolescent reproductive health ABSTRAK Latar belakang: Perkembangan fisik dan psikis dapat memicu remaja untuk melakukan perilaku berisiko seperti melakukan seks pranikah dan mengonsumsi narkoba. Perilaku ini dipengaruhi oleh faktor sosiodemografi, pengetahuan remaja, fungsi keluarga, dan sumber informasi tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR).Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku berisiko pada remaja, usia 15-24 tahun, dan belum menikah di Jawa Barat.Metode: Faktor-faktor yang diteliti terdiri dari: faktor yang berasal dari diri remaja (predisposisi),  misalnya, usia, jenis kelamin, dan pengetahuan; faktor pendorong (enabling), contohnya tempat tinggal, status ekonomi, dan akses informasi; faktor penguat (reinforcing), yaitu keluarga. Penelitian ini menggunakan data Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program (SKAP) Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga tahun 2018. Data dianalisis secara deskriptif dan inferensial menggunakan bivariat dan multivariat regresi logistik.Hasil: Profil remaja yang lebih tua, berjenis kelamin laki-laki, tinggal di perkotaan, memiliki ibu yang berusia ≥ 60 tahun lebih rentan terhadap perilaku berisiko. Sedangkan remaja berpendidikan menengah tinggi, pengetahuan KRR yang lebih baik, dan memiliki orang tua yang lebih banyak terpapar informasi KRR berpengaruh signifikan terhadap penurunan perilaku berisiko.Kesimpulan: Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku berisiko pada remaja adalah umur, jenis kelamin, tempat tinggal, pendidikan remaja, usia ibu, dan paparan pengetahuan KRR.Saran pemerintah perlu menginisiasi dan memperbaiki program yang berkaitan dengan KRR Kata kunci: Remaja, perilaku berisiko, Seks pranikah, Narkoba, Kesehatan reproduksi remaja
Sosialisasi Pangan ASUH (AMAN, SEHAT, UTUH, DAN HALAL) dan Jajanan Sehat Dalam Upaya Meningkatkan Kesadaran Masyarakat atas Kualitas Hidup Sehat Trianing Tyas Kusuma Anggaeni; Noormarina Indraswari; Budi Sujatmiko
Media Kontak Tani Ternak Vol 4, No 1 (2022): Februari
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mktt.v4i1.38627

Abstract

Kesadaran masyarakat terhadap kualitas dan keamanan pangan asal hewan meningkat saat masa pandemi Covid-19, mulai dari daging dan telur ayam, daging sapi, dan daging ikan yang termasuk ke dalam pangan asal hewan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mewujudkan keamanan pangan di Indonesia adalah dengan menerapkan pola pangan ASUH (Aman, Sehat, Utuh, halal), yaitu pangan yang bebas dari kontaminasi berbahaya (kontaminasi fisik, kimia atau biologis), memiliki nilai gizi yang tinggi, tidak tercampur bahan lain, dan diolah berdasarkan syariat Islam sehingga halal untuk dikonsumsi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang terintregasi, dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kewaspadaan masyarakat terkait kontaminasi berbahaya pada pangan asal hewan, sosialisasi konsep Pangan ASUH serta mengurangi angka keracunan makanan khususnya di sekolah dasar dan menambah pengetahuan bagi anak-anak agar mengetahui jajanan yang sehat. Kegiatan edukasi dilaksanakan kepada masayarakat, pedagang dipasar tradisional Pasar Resik dan Pasar Cileunyi, siswa sekolah daasar SD Negri Mekarsari, 15 pedagang produk olahan asal hewan, dan disosilisasikan lebih jauh melalui platform media sosial youtube dan Instagram. Konten yang disebarkan telah menjangkau 9.181 akun instagram dengan 78,8%nya berada di rentang umur 25-34 berdasarkan insight akun instagram.
PELATIHAN PEMASARAN DARING “DIGITAL MARKETING” PADA UMKM DI DESA CITALI KABUPATEN SUMEDANG BUDI SUJATMIKO; Noormarina Indraswari; Trianing Tyas Anggaeni; Okta Wismandanu; Samson CMS
Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat Vol 3, No 2 (2022): Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sawala.v3i2.37156

Abstract

Pemasaran daring atau “Digital Marketing” adalah salah satu metode pemasaran yang sedang berkembang saat ini. Penguasaan teknologi ini dapat meningkatkan omset dan penjualan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lebih luas lagi. Namun, baru sedikit UMKM di desa Citali yang dapat menggunakannya. Pelatihan ini bertujuan untuk melatih para UMKM di desa Citali agar mampu memasarkan produknya secara daring menggunakan pasar digital “Marketplace” popular untuk memperluas pemasaran produk. Metode yang digunakan dalam pelatiahan ini adalah pemaparan dan simulasi. Hasil evaluasi menunjukan bahwa pelaku UMKM sangat antusias dan mempunyai kesan yang positif dengan kegiatan ini, serta berkeinginan segera mempraktekkannya. Seluruh UMKM berhasil didaftarkan pada “marketplace” bukalapak pada akhir pelatihan.
Edukasi Pencegehan Bullying pada Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Bandung Adelse Prima Mulya; Budi Sujatmiko; Siti Mutia Kosassy
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 7 (2023): Volume 6 No 7 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i7.9667

Abstract

ABSTRAK Perilaku bullying sangat mengganggu dan mempengaruhi Kesehatan anak, khususnya perilaku bullying yang ada di sekolah. Tujuan pengabdian ini adalah untuk Melakukan edukasi Kesehatan terkait pencegahan bullying pada anak sekolah di Desa Melatiwangi. Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) dilakukan dengan metode penyuluhan kesehatan tentang Edukasi Pencegahan Bullying di Kalangan Anak Sekolah di Desa Melatiwangi. Peserta dalam kegiatan ini adalah anak SDN 1,2, dan 3 Cinangka dengan jumlah 146 siswa.  kegiatan penyuluhan diawali dengan pembukaan dilanjutkan dengan pengerjaan pre-test, penyampaian materi, pengerjaan post-test, games, pembagian hadiah, dokumentasi, dan penutupan. Kegiatan berlangsung dari pukul 10.00 hingga 11.30 WIB. Penyuluhan  kedua dilakukan pada tanggal 24 Januari 2023 di SD Cinangka 2 dan 3 untuk siswa/i kelas 6, rincian kegiatan yang dilaksanakan berupa pembukaan dilanjutkan dengan pengerjaan pre-test, penyampaian materi, pengerjaan post-test, games, pembagian hadiah, dokumentasi, dan penutupan. Hasil pre test dan post test dilakukan didapatkan nilai signifikansi < 0.05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan pada pre test dan post test anak sekolah yang mengikuti edukasi kesehatan pencegahan bullying. Diharapkan dengan peningkatan pengetahuan yang bertahap ini akan menambah wawasan anak sekolah, sehingga dapat mencegah perilaku bullying di Sekolah. Selain itu, peran sekolah, orang tua, masyarakat dan pemerintah terkait sangat dibutuhkan untuk memantau perilaku anak sekolah supaya senantiasa terjaga dari perbuatan bully baik di sekolah maupun di rumah atau di lingkungannya. Kata Kunci: Anak Sekolah, Bullying, Edukasi Kesehatan  ABSTRACT Bullying is disturbing and affects children's health, especially bullying behaviour in schools. Purpose this research to conduct health education on preventing bullying among Melatiwangi Village schoolchildren. Community Service (PPM) activities were implemented using the health education method of Bullying Prevention Education among School Children in Melatiwangi Village. Participants in this activity were children of SDN 1, 2 and 3 Cinangka, with 146 students. Counselling activities begin with the opening, followed by pre-test work, material delivery, post-test work, games, prize distribution, documentation, and closing. The activity took place from 10.00 to 11.30 WIB. The second counselling was held on January 24, 2023, at SD Cinangka 2 and 3 for grade 6 students, details of the activities carried out in the form of opening followed by pre-test work, material delivery, post-test work, games, prize distribution, documentation, and closing. The results of the pre-test and post-test were carried out to obtain a significance value <0.05. This shows differences in knowledge in the pre-test and post-test of school children who participate in health education on bullying prevention. It is hoped that this gradual increase in knowledge will add insight to school children to prevent bullying behaviour in schools. In addition, the role of schools, parents, community and the related government is urgently needed to monitor the behaviour of school children so that they are always protected from bullying at school and home or in their environment. Keywords: School Child, Bullying, Health Education
EDUKASI DAN PEMBENTUKAN KADER PEDULI KESEHATAN KULIT DI PESANTREN BANI HUSEN – KABUPATEN PANGANDARAN Sujatmiko, Budi; Fauzan Nabil, Muhammad; Basyirasaniyanti, Belgia; Tyas Anggaeni, Trianing; Prima Mulya, Adelse
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2024): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v7i1.46279

Abstract

Pesantren adalah salah satu unit pendidikan berbasis agama yang cukup populer di Indonesia. Berbeda dengan sistem pendidikan formal umumnya, pesantren mengharuskan para peserta didiknya untuk tinggal di lingkungan sekolah. Mereka melakukan kegiatan pendidikan dan kegiatan keagamaan bersama-sama dalam kelompok besar.  Situasi ini memungkinkan penyakit infeksi mudah menular pada para peserta didik salah satu contoh yang biasa terjadi adalah infeksi penyakit kulit seperti scabies. Pesantren Bani Husen sebagai salah satu Pesantren popular di Pangandaran juga memiliki permasalahan yang serupa dengan pesantren lain pada umumnya. Selain itu, intervensi kesehatan pada komunitas pesantren masih jarang dilakukan. Oleh karena itu tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bermaksud untuk melakukan edukasi dan pembentukan kader kesehatan peduli penyakit kulit “scabies” pada pesantren ini. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah observasi, edukasi, dan pendampingan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada lingkungan Pesantren. Pada akhir kegiatan ini seluruh santriwan dan santriwati telah mendapat edukasi terkait kebersihan diri dan di lingkungan pesantren, telah terbentuk kader kesehatan, serta telah dipasang media informasi terkait kebersihan diri dan lingkungan di seluruh lingkungan pesantren. Islamic boarding schools are one of the most popular religious-based education units in Indonesia. In contrast to the general formal education system, Islamic boarding schools require their students to live in the school environment. They carry out educational activities and religious activities together in large groups. This situation allows infectious diseases to be easily transmitted to students. One common example is skin infections such as scabies. Bani Husen Islamic Boarding School as one of the popular Islamic boarding schools in Pangandaran also has problems similar to other Islamic boarding schools in general. In addition, health interventions in the Islamic boarding school community are still rarely carried out. Therefore the Community Service Team (PKM) intends to carry out education and form health cadres concerned with skin disease "scabies" at this Islamic boarding school. The methods used in this service are observation, education, and assistance in implementing Clean and Healthy Behavior (PHBS) in Islamic boarding schools. At the end of this activity, all students and female students had received education regarding personal hygiene and in the Islamic boarding school environment, health cadres had been formed, and information media related to personal and environmental hygiene had been installed throughout the Islamic boarding school environment.
Patient Satisfaction with National Health Insurance and Public Health Center Accreditation: Lessons Learnt from Majalengka Regency, Indonesia Ruhiyat, Yayat; Sunjaya, Deni Kurniadi; Gondodiputro, Sharon; Mutyara, Kuswandewi; Sujatmiko, Budi; Arisanti, Nita
Althea Medical Journal Vol 10, No 4 (2023)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15850/amj.v10n4.2743

Abstract

Background: Perceptions of patient satisfaction influence the quality of the public health center (Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas) services. This study aimed to determine the differences in the level of patient satisfaction with national health insurance and the accreditation status of Puskesmas.Methods: This quantitative analytical study using a cross-sectional method was conducted at four Puskesmas in Majalengka Regency from October to November 2021 using a purposive sampling technique. The instrument used was the community satisfaction instrument (IKM-29) questionnaire , with the variable measured being the level of satisfaction. Data was transformed into numerical form using Rasch modelling and analyzed using the Chi-Square, independent-t, and one-way ANOVA tests.Results: A total of 273 respondents consisted of insured (Jaminan Kesehatan Nasional, JKN) and non-insured (non-JKN) respondents, resulting in the satisfaction mean value between JKN and non-JKN patients of 2.50 and 2.51 (p-value= 0.926). Satisfaction at Puskesmas levels 1 (Dasar), 2 (Madya), 3 (Utama), and 4 (Paripurna) was 2.15, 2.23, 2.56, 3.03, respectively (p-value = 0.002), indicating an increase in the level of satisfaction at the Puskesmas accreditation level.Conclusion: There is no difference in satisfaction between respondents using JKN and non-JKN. However, there is an increase in satisfaction related to the Puskesmas accreditation level. It is recommended for each Puskesmas to maintain the same service to all patients and improve the quality of service, especially in service dimensions that are considered inferior. Additionally, it is necessary to review the minimum standard value for accreditation programs.
Co-Authors Adelse Prima Mulya Adelse Prima Mulya, Adelse Amin, Kartika Amelya Andriana, Novina Andriani, Dini AR, Keisha Shafira Ari indra Susanti Arifin, Rizki Yazid Ayu Juliawan, Ayu Azizah - Muthiah Basyirasaniyanti, Belgia Chandra, Paulus Ciptady, Angelica Jovita Deni Kurniadi Sunjaya Dimas Erlangga Luftimas Dwi Agustian Dwi Utari Rahmiati Fachrina, Fajwa Fikla Fatkhiyah, Khusnul Fatma, Rifka Fauzan Nabil, Muhammad Gustifante, Balsa Nobility Haratua, Matthew Prima Hasna, Ferena Hawary Helni Mariani Hendriaffalya, Raden Diva Adelia Nur Huda, Latifa Nurul Husna, Nabila Iffada, Nabira Irnadianis Indriansah, Dian Iqbal Ainnun Azis Irvan Afriandi Irwan Hermawan Issoedibyo, Kusuma Azzahra Antonia Juliawan, Indra Agung Kamal, Nayla Hanifa Kosassy, Siti Mutia Kusumawardani, Destin Vandyta Kuswandewi Mutyara, Kuswandewi Laksita, Muhammad Naufal Mangnga, Vanessa Angelica Grace Maran, Novia Vina Martini, Lilis Mayangsari, Marsha Putri Agung Mia Milanti Dewi Mia Wahdini Mochamad Bilal, Mochamad Muharam, Toni Mulki, Siti Malikul Mulya Nurmansyah Ardisasmita Mulya, Adelse Prima Muthiah, Azizah Nabila Ramadina Navela, Tiara Ane Nezzar, Muhammad Nisa Nisrina Salsabila Nita Arisanti Nita Arisanti Nita Arisanti Noormarina Indraswari Noormarina Indraswari Noormarina Indraswari Noormarina Indraswari Nur, Rafa Aisyah Nuraisyah, Salwa Mazaya Nuraya, Tabina Alaika Nurfauzi, Najla Aulia Shafa' Okta Wismandanu Putri, Raesya Ramadhan, Naufal Izzuddin Wahyu Ramadina, Nabila Ramdhani, Yuda Kusmayadi Reizaputra, Hafizh Al-Gazhali Rismansyah, Aishwarya Zahra Raissa Rosaef, Jemimma Pamelasari Ruhiyat, Yayat Salman Salman Salsabila, Nisa Nisrina Samson CMS Saputri, Raden Ayu Hardianti Sharon Gondodiputro Shuffi Galuh Aditiyanti Simangunsong, Yehezkiel Austincamry Siringoringo, Birgita Natalia Siti Mutia Kosassy Syifa Fauziah Talenta, Diva Inzani Tambun, Joyce Stefany Tisnasari Hafsah, Tisnasari Trianing Tyas Anggaeni Trianing Tyas Kusuma Anggaeni Tyas Anggaeni, Trianing Widyadhana, Ajril Wijaya, Theo Elbert Wulan Mayasari Yulia Sofiatin Zahrah, Najla Rafifah Zakira, Adila Jihan