Rafanio, Kevin
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Key Success Factor Sebagai Financial Crime Investigator Using Grounded Theory (Study Kasus KPK) Sitinjak, Jeklin; Rafanio, Kevin; Heikal, Jerry
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.27315

Abstract

Penelitian ini, yang berjudul "Key success factor sebagai Financial Crime Investigator using Grounded Theory (Study kasus KPK)," melihat Key Success Factor sebagai Financial Crime Investigator using Grounded Theory (Study kasus KPK). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi kunci sukses sebagai Financial Crime Investigator menggunakan grounded theory. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis studi grounded theory dengan data premier berupa deep interview dengan lima pertanyaan terhadap empat narasumber. Financial Crime Investigator adalah orang yang bertugas menyelidiki suatu masalah, kejahatan keuangan, atau pernyataan untuk menemukan kebenaran. Financial Crime Investigator memiliki kualifikasi dan kompetensi tertentu untuk melaksanakan kegiatan investigasi. Responden telah memiliki pengalaman lebih dari tiga tahun di KPK sebagai Financial Crime Investigator. Selain memiliki pengalaman, responden memiliki kualifikasi dan kompetensi tertentu untuk melaksanakan Financial Crime Investigator. Penelitian ini menggunakan metode wawancara langsung. Penelitian ini mengeksplorasi Key Success Factor sebagai Financial Crime Investigator. Dengan meningkatnya kompleksitas kejahatan keuangan, kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk lembaga pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil, menjadi krusial. Melalui pendekatan kualitatif, studi ini menganalisis pengalaman investigator kejahatan keuangan dan bagaimana nilai-nilai bersama, seperti: Integritas, akuntabel, upgrade diri, professional, adil (tidak memihak), pencegahan kerugian keuangan negara, asset tracing/pengembalian keuangan negara dan background penegak hukum sebagai Key Success Factor sebagai financial crime investigator. Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai ini tidak hanya memperkuat kerjasama antar lembaga, tetapi juga menjadi key success factor sebagai Financial Crime Investigator.
Acquisition Recommendation in Indonesia Wireless Telecommunication Sector using K-Means Clustering for Company Mapping Rafanio, Kevin; Wulan, Mutia Karunia Antap; Sayuti, Sayuti; Heikal, Jerry
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.31237

Abstract

Sektor telekomunikasi nirkabel Indonesia menghadapi tekanan yang semakin besar untuk tetap menguntungkan di tengah jenuhnya pasar, persaingan yang ketat, dan kemajuan teknologi yang pesat. Dalam lingkungan seperti itu, konsolidasi melalui merger dan akuisisi (M&A) muncul sebagai kebutuhan strategis untuk mendorong keberlanjutan dan persaingan yang sehat. Studi ini bertujuan untuk menyediakan kerangka rekomendasi akuisisi dengan memetakan perusahaan telekomunikasi nirkabel yang terdaftar di Indonesia menggunakan pengelompokan K-Means berdasarkan kinerja keuangan mereka. Penelitian ini mencakup 15 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan memanfaatkan data keuangan yang diambil dari laporan tahunan mereka tahun 2023 dan 2024. Indikator utama yang dianalisis meliputi Price to Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM), di antara metrik keuangan penting lainnya. Proses pengelompokan menggunakan SPSS menghasilkan lima klaster berbeda (Kategori A hingga E). Kategori A mewakili perusahaan dengan kondisi keuangan yang kuat namun terlalu premium untuk diakuisisi, sementara Kategori C dan Kategori D terdiri dari perusahaan dengan kondisi keuangan yang relatif lebih lemah dan peluang akuisisi yang lebih baik. Sebagai hasil dari proses ini, terdapat dua potensi akuisisi terhadap PT. Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) dan PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT) dengan mempertimbangkan ukuran perusahaan di antara rasio keuangan lainnya. Beberapa strategi juga diinduksi sebagai rekomendasi untuk memastikan proses merger dan akuisisi dapat diselaraskan sehingga menghasilkan entitas baru yang sehat dan lebih kuat.