Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Manuju : Malahayati Nursing Journal

Karakteristik Hitung Jumlah Sel Leukosit Pasien Demam Tifoid yang Dirawat di RSU Martha Friska Multatuli Medan Sihombing, Jenny Ria; Nainggolan, Helena Rugun Nauli; Sipahutar, Nathalia Elizabeth Rouli; Siagian, Sarah Elisabet
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 6 (2024): Volume 6 Nomor 6 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i6.14953

Abstract

ABSTRACT Typhoid fever is an acute infection of the digestive tract caused by Salmonella typhi. Typhoid fever is still a global health problem for people around the world, especially in developing countries. Infection that occurs in typhoid fever can cause a decrease in neutrophil production so that laboratory results can show neutropenia. Leukopenia is a decrease in the number of white blood cells in peripheral blood which can occur due to a decrease in the number of one type of leukocyte which is generally caused by a decrease in neutrophils (neutropenia). Research entitled Characteristics of Leukocyte Cell Counts in Typhoid Fever Patients Treated at RSU Martha Friska Multatuli Medan. The aim of the research was to determine the number of leukocyte cells in typhoid fever sufferers treated at RSU Martha Friska Multatuli Medan. This research uses an analytical research design with a cross sectional method, in May - August 2023. From the results of research conducted at the Laboratory of RSU Martha Friska Multatuli Medan in 2023 on 30 people suffering from typhoid fever who were treated at the Martha Friska Multatuli Hospital, it was found that they were aged 0-12 years old as many as 4 people (13%), aged 13-18 years as many as 8 people (26%) and aged ≥ 19 years namely 18 people (61%). There were 12 men (60%) and 8 women (40%). The largest number of jobs were students, 17 people (57%). The results of the examination showed that 13 patients (44%) had an increased leukocyte cell count (leukocytosis), 10 people (33%) had a normal leukocyte count and 7 people (23%) had leukopenia. It was found that 20 typhoid fever patients experienced neutrophilia (67%), 2 people had neutropenia (7%), 8 people had normal neutrophils (26%), while 1 person (3%) had typhoid fever patients who experienced lymphopenia. (57%) and normal lymphocytes in 12 people (40%). Keywords: Leukocyte Cell Count, Patient, Typhoid Fever  ABSTRAK Demam tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan global bagi masyarakat dunia, terutama di negara yang sedang berkembang. Infeksi yang terjadi pada demam tifoid dapat menyebabkan penurunan produksi neutrofil sehingga pada hasil laboratorium dapat ditemukan neutropenia. Leukopenia merupakan penurunan jumlah sel darah putih dalam darah perifer yang dapat terjadi karena berkurangnya jumlah salah satu jenis leukosit yang umumnya disebabkan oleh penurunan neutrofil (neutropenia). Penelitian dengan judul Karakteristik Hitung Jumlah Sel Leukosit Pasien Demam Tifoid yang dirawat   di RSU Martha Friska Multatuli Medan. Tujuan penelitian utukmenentukan jumlah sel leukosit pada penderita demam tifoid yang dirawat di RSU Martha Friska Multatuli Medan. Penelitian ini menggunakan disain penelitian analitik dengan metoda cross sectional, pada bulan Mei – Agustus 2023. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Laboraturium RSU Martha Friska Multatuli Medan Tahun 2023 pada 30 orang penderita Demam tifoid yang dirawat di RS Martha Friska Multatuli didapatkan usia 0-12 tahun sebanyak 4 orang (13%), usia 13-18 tahun sebanyak 8 orang (26%) dan usia ≥ 19 tahun yaitu 18 orang (61 %). Jenis kelamin laki-laki sebanyak 12 orang (60%) dan perempuan sebanyak 8 orang (40%). Pekerjaan terbanyak adalah pelajar sebanyak 17 orang (57%). Didapatkan hasil pemeriksaan pasien dengan jumlah sel lekositnya meningkat (leukositosis) sebanyak 13 orang (44%), jumlah leukosit normal sebanyak 10 orang (33%), dan leukopenia sebanyak 7 orang (23%). Didapatkan pasien demam tifoid yang mengalami netrofilia sebanyak 20 orang (67%), neutropenia 2 orang (7%), netrofil normal 8 orang (26%), sedangkan pasien demam tifoid yang mengalami limfositosis sebanyak 1 orang (3%), limfopenia 17 orang (57%) dan limfosit normal 12 orang (40%). Kata Kunci: Jumlah Sel Leukosit, Pasien,  Demam Tifoid
Analisis Kadar Serum Glutamic Pyruvic Transminase (SGPT) Pada Penderita Tuberkulosis Paru Rawat Jalan yang Mengkonsumsiobat Anti Tuberkulosis Lebih Dari 3 Bulan Hendra, Hendra; Sihombing, Jenny Ria; Sipahutar, Nathalia Elizabeth Rouli; Damanik, Helena Kristina
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 6 (2024): Volume 6 Nomor 6 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i6.14954

Abstract

ABSTRACT Pulmonary TB (tuberculosis) is an infectious disease caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis which can attack parts of the human body starting from the lungs, joints, intestines, lymph glands, lining of the brain and so on. TB treatment consists of an initial phase and a follow-up phase under direct supervision for 6 months, 9 months or even 12 months to prevent TB infection from developing. This drug is used routinely to prevent resistance to the Mycobacterium tuberculosis germ. Every drug prescribed can cause side effects on other body organs, so the risk of hepatotoxicity is higher than the interactions between the drugs used, including: Isonazid, Rifampicin and Pyrazinamide. Research entitled Analysis of SERUM GLUTAMIC PYRUVIC TRANSMINASE (SGPT) Levels in Outpatient Pulmonary Tuberculosis Patients Who Take Antituberculosis Drugs for More Than 3 Months. The research design used in this research is analytical descriptive with a prediction study approach. The research was conducted at Martha Friska Hospital in Medan, May – August 2023. The results showed that there was an increase in SGPT levels in all outpatient pulmonary TB sufferers who had taken antituberculosis drugs for more than 3 months in the 6-12 year age group of 3 people (15%) , 3 people in the 13-18 year age group (15%) and 14 people in the 19-60 year age group (70%). There were 12 men (60%) and 8 women (40%). The longest duration of antituberculosis treatment was 7 months, namely 5 people (25%) experienced an increase in SGPT levels. The fastest treatment for pulmonary TB sufferers experienced an increase in SGPT levels starting at 4 months, as many as 3 people (15%). Level of Mild Hepatotoxicity was 13 people (65%), Moderate Hepatotoxicity was 6 people (30%), Severe Hepatotoxicity was 1 person (5%) Keywords: Serum Glutamic Pyruvic Transminase (SGPT) Levels, Pulmonary Tuberculosis Patients  ABSTRAK TB paru (tuberkulosis) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang bisa menyerang bagian tubuh manusia mulai paru paru, tulang sendi, usus, kelenjar limfe, selaput otak dan sebagainya. Pengobatan TB terdiri atas fase awal dan fase lanjutan dibawah pengawasan langsung selama 6 bulan, 9 bulan bahkan 12 bulan untuk mencegah agar infeksi TB tidak berkembang. Penggunaan obat ini dilakukan secara rutin agar tidak terjadi resistensi terhadap kuman Mycrobacterium tuberculosis. Setiap obat yang diresepkan memungkinkan terjadinya efek samping terhadap organ tubuh lainnya, sehingga resiko hepatotoksik lebih tinggi daripada interaksi obat yang digunakan antara lain: Isonazid, Rifampisin dan Pirazinamid. Penelitian dengan judul Analisis Kadar SERUM GLUTAMIC PYRUVIC TRANSMINASE (SGPT) pada Penderita Tuberkulosis Paru Rawat Jalan Yang Mengkonsumsi Obat Antituberkulosis Lebih dari 3 Bulan. Disain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Deskriptif Analitik dengan pendekatan prediction study. Penelitian dilakukan di RS Martha Friska Medan, bulan Mei – Agustus 2023. Hasil didapatkan  terjadi peningkatan kadar SGPT pada semua penderita TB paru rawat jalan yang telah mengkonsumsi obat antituberkulosis lebih dari 3 bulan dengan kelompok umur 6-12 tahun sebanyak 3 orang (15%), kelompok umur 13-18 tahun sebanyak 3 orang (15%) dan kelompok umur 19-60 tahun sebanyak 14 orang (70%). Jenis kelamin laki-laki sebanyak 12 orang (60%) dan perempuan sebanyak 8 orang (40%). Lama pengobatan antituberkulosis terbanyak jangka waktu 7 bulan yaitu 5 orang (25%) mengalami peningkatan kadar SGPT. Pengobatan penderita TB Paru yang tercepat mengalami peningkatan kadar SGPT dimulai 4 bulan sebanyak 3 orang (15%). Tingkat  Hepatotoksik Ringan sebanyak 13 orang (65%), Hepatotoksik Sedang sebanyak 6 orang (30%), Hepatotoksik Berat Sebanyak 1 orang (5%) Kata Kunci: Kadar Serum Glutamic Pyruvic Transminase (SGPT), Penderita Tuberkulosis Paru