Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EFEKTIVITAS BUBUK KOPI ROBUSTA FUNGSIONAL DIFORTIFIKASI BUBUK DAUN KERSEN TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH MENCIT DIABETES: The Effectiveness of Functional Robusta Coffee Powder Fortified by Muntingia calabura L. Leaves Powder to Lower Blood Glucose Level in Diabetic Mice Imam Adriansyah; Dody Handito; Rucitra Widyasari
Pro Food Vol. 6 No. 1 (2020): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.579 KB) | DOI: 10.29303/profood.v6i1.131

Abstract

ABSTRACT The aim of this present study was to determine the effectiveness of fucntional Robusta coffee powder fortified by Muntingia calabura L. leaves to lower blood glucose level in diabetic mice according to the antioxidant activity and total phenolic content, and the effectivness of the chosen ratio of the antidiabetic functional coffee beverage to the body weight and blood glucose level in diabetic mice. This research was conducted in two stages. First, determining the best ratio of the antidiabetic functional coffee beverage using randomized complete design. Second, testing the best ratio to the speciment using the randomized post test-only control group design to perform the chosen ratio of the antidiabetic functional coffee beverage to diabetic mice in seven days treatment. The results showed that the best ratio of the antidiabetic functional coffee beverage was 25% robusta coffee powder and 75% Muntingia calabura L. leaves powder with 88.26% antioxidant activity and 1.05 mg GAE/g sample, and the chosen ratio of the antidiabetic functional coffee beverage proved the activity to reduce the blood glucose level in diabetic mice with the decrease level was 266 mg/dl or 45% effective to reduced the blood glucose level in diabetic mice. This blood glucose reduced activity was not significant to the positive control group given glibenclamid, but it was found significant to the negative control group that given aquades per oral. While the body weight of the diabetic mice given aquades only decreased twice higher than positive control group and antidiabetic functional coffee beverage group. Keywords: blood glucose level, diabetic, Muntingia calabura L. leaves, robusta coffee ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan rasio terbaik antara bubuk kopi robusta dan bubuk daun kersen sebagai minuman fungsional yang difortifikasi bubuk daun kersen terhadap penurunan kadar gula darah mencit diabetes, yang ditinjau dari aktivitas antioksidan dan kadar fenolik total, serta pengaruh rasio terpilih terhadap berat badan dan penurunan kadar gula darah mencit diabetes. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yang pertama yaitu penentuan rasio terbaik antara bubuk kopi robusta dan bubuk daun kersen menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan faktor tunggal berupa rasio bubuk kopi robusta dan bubuk daun kersen. Kedua, yaitu pengujian rasio terbaik pada hewan percobaan menggunakan metode rancangan acak dengan tes akhir dan kelompok kontrol dengan parameter kadar gula darah dan berat badan mencit selama tujuh hari perlakuan. Hasil dari penelitian ini adalah rasio terbaik dari kopi fungsional antidiabetes diperoleh dari rasio 25% bubuk kopi robusta dan 75% bubuk daun kersen dengan aktivitas antioksidan sebesar 88,26% dan kadar fenolik total sebesar 1,05 mg GAE/g bahan. Berdasarkan uji in vivo, produk kopi fungsional antidiabetes mampu menurunkan kadar gula darah mencit diabetes sebesar 266 mg/dl atau sekitar 45%, tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol positif yang diberikan obat glibenklamid dengan penurunan sebesar 268 mg/dl atau sekitar 47%, namun berbeda nyata dengan kelompok perlakuan kontrol negaif menggunakan aquades yang mengalami peningkatan kadar gula darah sebsar 4,2%. Sedangkan untuk parameter berat badan, bahwa penurunan berat badan mencit kelompok perlakuan kontrol negatif menggunakan aquades mengalami penurunan dua kali lebih besar dibandingkan kelompok kontrol positif dan kelompok produk kopi fungsional. Kata kunci: daun kersen, diabetes, kadar gula darah, kopi robusta
Introduksi Alat Pengering bagi Pengerajin Gula Semut di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat Kiki Rizqia Septiyana; Muhammad Adnand; Imam Adriansyah; Hasmi Nurkayanti; Hary Kurniawan
WIDYABHAKTI Jurnal Ilmiah Populer Vol. 1 No. 3 (2019): Juli
Publisher : STIKOM Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.3 KB)

Abstract

Gula semut merupakan diversifikasi produk gula palma berbentuk butiran yang berasal dari nira aren, nira kelapa atau nira siwalan. Desa Kekait berlokasi di Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, NTB merupakan salah satu sentra gula semut aren. Salah satu kelompok pengrajin gula semut di Desa Kekait yaitu Maju Bersama. Salah satu proses penting dalam pembuatan gula semut yaitu pengeringan. Namun selama ini gula semut yang diproduksi oleh mitra tidak dikeringkan sehingga umur simpannya pendek. Solusi yang ditawarkan kepada mitra yaitu teknologi tepat guna berupa alat pengering yang diharapkan meningkatkan kualitas gula semut sehingga memiliki umur simpan lebih lama selama pengemasan dan penyimpanan. Tujuan kegiatan ini yaitu memperbaiki mutu proses selama produksi khususnya pada proses pengeringan gula semut melalui penerapan alih teknologi berupa alat pengering gula semut, mengintroduksi teknologi pengemasan gula semut, dan meningkatkan strategi pemasaran produk agar menjadi produk lokal unggulan. Hasil kegiatan yang telah dilaksanakan, diperoleh bahwa pemahaman dan kesadaran mitra terhadap cara pengolahan pangan yang baik meningkat, keterampilan mitra dalam mengoperasikan dan mengeringkan gula semut juga meningkat. Selain itu pemahaman dan keterampilan mengenai pentingnya pengemasan produk juga meningkat. Manajemen usaha dan strategi pemasaran produk juga diberikan untuk menciptakan kondisi usaha yang berkelanjutan serta memperluas jangkauan pemasaran.
Karakteristik Pengeringan Gula Semut Menggunakan Alat Pengering Silinder Tipe Rak Hary Kurniawan; Kiki Rizqia Septiyana; Muhammad Adnand; Imam Adriansyah; Hasmi Nurkayanti
Rona Teknik Pertanian Vol 13, No 2 (2020): Volume 13, No. 2, Oktober 2020
Publisher : Department of Agricultural Engineering, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/rtp.v13i2.17284

Abstract

Abstrak. Gula semut merupakah salah satu penganekaragaman produk gula palma yang berbentuk butiran atau kristal yang bahan bakunya dapat berasal dari dari nira kelapa, nira aren atau nira siwalan. Salah satu tahapan penting dalam pembuatan gula semut yaitu pengeringan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakeristik pengeringan gula semut menggunakan alat pengering tipe rak yang berbentuk silinder. Alat pengering yang digunakan menggunakan gas LPG sebagai sumber panas. Parameter yang diamati meliputi suhu lingkungan dan suhu bahan di rak atas, tengah dan bawah, suhu udara yang masuk ke ruang pengering (inlet) dan suhu yang meninggalkan ruang pengering (cerobong). Perubahan kadar air gula semut juga diukur setiap waktu. Hasil menunjukkan bahwa suhu udara pengering dan suhu bahan baik di rak atas, tengah dan bawah berbeda signifikan. Sementara itu perubahan kadar air di setiap rak juga menunjukkan hal yang sama yaitu ada perbedaan nyata perubahan kadar air pada rak. Konstanta laju pengeringan sebesar 0,0119 - 0.0212 menit-1. Berdasarkan nilai R2 yang 0,5 menunjukkan bahwa kadar air yang diprediksi mampu menggambarkan kondisi yang mendekati perubahan kadar air yang sesungguhnya selama pengeringan.Characteristics of Drying Gula Semut Using Cylinder Abstract. Gula semut is one of the diversified products of palm sugar in the form of granules or powders made from palm sap, coconut sap, or siwalan sap. Drying is one of the important processes in making gula semut. The purpose of this study was to study the characteristics of drying gula semut using a cylinder geometry of the cabinet dryer. The dryer used LPG gas as a heat source. The parameters observed are the ambient temperature and the temperature of the sample in the top, middle and bottom racks, the temperature of inlet, and chimney. Changes in the moisture content of gula semut are also measured every time. The results showed that the ambient temperature of the drying chamber and the temperature of samples both on the top, middle, and bottom shelves differ significantly. There was a real difference in changes in the water content in the rack. The drying rate constants are 0.0119 to 0.0212 minutes-1. Based on the R2 value 0.5, it showed that the predicted moisture content was able to describe conditions that are close to changes in the actual moisture content during drying.
Efektivitas Antimikroba Ekstrak Daun dan Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus sp., dan Salmonella sp. : Antimicrobial Effectiveness of Averrhoa bilimbi L. Extracts from Leaves and Fruits on Pathogenic Bacteria: Staphylococcus aureus, Bacillus sp., and Salmonella sp. Naufali, Muhammad Nizhar; Husnita Komalasari; Kartika Gemma Pravitri; Imam Adriansyah
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 6: Juni 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i6.7814

Abstract

Pengendalian pertumbuhan mikroorganisme patogen merupakan salah satu prioritas utama dalam bidang pangan, kesehatan, dan lingkungan. Salah satu strategi yang semakin dikembangkan adalah pemanfaatan senyawa antimikroba alami yang berasal dari tanaman. Ekstrak daun dan buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) diketahui mengandung senyawa bioaktif yang berpotensi menghambat proliferasi mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas antimikroba dari ekstrak daun dan buah belimbing wuluh terhadap tiga jenis bakteri patogen, yaitu Staphylococcus aureus, Bacillus sp., dan Salmonella sp.. Metode yang digunakan adalah difusi agar dengan cakram kertas, di mana zona hambat yang terbentuk menjadi indikator aktivitas antibakteri. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak daun memberikan daya hambat lebih besar dibandingkan ekstrak buah, terutama terhadap S. aureus (6,6 mm vs 3,5 mm) dan Salmonella sp. (7,3 mm vs 5 mm). Kedua jenis ekstrak menunjukkan daya hambat sedang terhadap Bacillus sp. (7,9 mm dan 6,2 mm). Perbedaan efektivitas ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh perbedaan kandungan senyawa bioaktif seperti flavonoid, tanin, dan saponin yang lebih melimpah pada bagian daun. Meskipun aktivitas antibakterinya belum melampaui antibiotik sebagai kontrol positif, temuan ini memperkuat potensi ekstrak daun belimbing wuluh sebagai agen antimikroba alami yang dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai alternatif senyawa sintetis.